Seminggu berlalu. Taeyong sudah berbaikan dengan Mark dan Jaehyun.
"Kau mau berangkat ke kantor sekarang?" Soal Taeyong dengan suara yang sangat manis di pendengaran Jaehyun.
"Iya. Kau mau ikut?" Taeyong menggeleng lalu berjalan mendekat ke arah Jaehyun.
"Aku ingin pulang ke rumahku sebentar siang nanti. Mungkin besok pagi aku pulang. Apa bisa?"
"Bisa kok. Hati hati ya di sana. Aku ga bisa ke sana bareng kamu sama Mark dan Jeno, perkejaan ku di kantor sangat banyak."
"Tidak apa apa. Aku mengerti kok. Sudah, sana kerja. Entar kamu mau kasi aku, Mark dan Jeno apa?" Taeyong menolak bahu Jaehyun sementara Jaehyun hanya memasang senyuman di wajahnya.
"Aku duluan ya? Kalo terjadi apa apa di sana, lansung hubungin aku." Taeyong mengangguk.
Jaehyun mendekat ke arah Taeyong lalu mencium pipi milik Taeyong dan berjalan pergi ke arah garasi yang berada tepat di samping rumah mereka.
💐
Mina yang sedang bermain hp miliknya itu menangkap sosok yang tidak asing baginya. Ia bergegas berlari ke arah sosok bocah lelaki itu.
"Mark??! Kau kemana saja! Mengapa rumah mu kosong?!" Mark memutar matanya, malas menghadapi cewe di hadapannya.
"Mark! Ayo makan!" Mark segera meninggalkan Mina tanpa menjawab semua soalan Mina.
Namun Mina masihlah sama seperti Mina yang dahulu. Ia mengikuti Mark dari arah belakang dan Mark menghiraukan itu.
"Loh? Mina, kau ngapain di sini?" Taeyong kaget ketika melihat Mina yang berada di samping anaknya itu.
"Aku ingin bermain dengan Mark nanti mommy. Jadi sekarang aku ingin menemani Mark makan. Cepetan makan Mark! Nanti bisa main sama aku loh! Emang kamu ga kangen sama aku?"
"Ga."
Taeyong menahan tawanya mendengar jawapan singkat dari anaknya.
"Mommy lupa menanyakan mu. Di mana Jeno?" Taeyong melihat ke arah sekeliling mereka, namun mata boba miliknya masih tidak dapat menangkap sosok anak terakhirnya itu.
"Mungkin berada di halaman belakang. Sebentar aku ke sana." Mark turun dari kursi yang barusan ia duduk lalu berlari ke arah halaman belakang.
"Mengapa Mark tidak menyukai kakak ku?"
Mark berhenti ketika mendengar soalan bocah cewe yang berada di samping adiknya itu.
"Kerna kakak mu itu berlebihan." Balas Jeno.
"Yah, tapi kita masih bisa temenan?" Jeno hanya mengangguk malas.
Karina mengekori Mina ketika melihat Mina terburu buru keluar dari rumah mereka dalam diam.
Dan ketika ia sampai di rumah Taeyong, ia menemukan Jeno yang masih berada di luar. Ia berjalan mendekati Jeno dan mencuba untuk mengajaknya mengobrol.
"Apa kalian sudah puas berkencan? Sekarang kau bisa pulang Karina! Kau mengangguku! Aku tidak menyuruh mu untuk datang kemari dengan ku."
Karina dan Jeno menoleh ke arah belakang mereka. Terdapat Mark dan Mina yang sedang berdiri di sana, dengan Mina yang menatap Karina dengan pandangan tajam.
"Kenapa kau melayani adik mu dengan begitu?" Mark membuka suaranya sambil menatap Mina yang berada di sampingnya.
"Aku hanya tidak ingin dia menjadi seorang cewe yang caper!" Mina menekankan perkataan 'caper' sambil menatap ke arah Karina.
"Kau tidak sedar jika cewe caper yang kau sebutkan itu adalah dirimu sendiri?"
Mina menoleh ke arah Mark lalu memberikan senyuman miringnya.
"Apa itu yang kau anggap setiap kali melihat ku berada di sekitar mu? Sadar Mark, aku hanya ingin berteman. Tidak lebih dan aku tidak pernah mencari perhatian dengan berdua duaan bersama mu seperti yang adik manis ku lakukan!"
"Terserah kau saja." Mark berjalan masuk ke dalam rumah diikuti oleh Jeno meninggalkan Karina dan Mina berdua.
"Mengapa kau mengikuti ku?" Soal Mina dengan pandangan tajamnya. Karina masih menundukkan kepalanya.
"Hei! Apa kau tuli?" Mina menolah bahu Karina dengan sedikit kasar.
"Sudahlah, aku ingin pulang. Jika kau tidak berada di rumah sekitar 15 menit, akan ku pastikan kau tidak dapat keluar selama satu bulan."
Mina meninggalkan Karina lalu berjalan ke arah rumah mereka.
Jarak rumah mereka sedikit dekat jadi Mina tidak kesusahan untuk berjalan jauh hanya kerna ingin bertemu dengan Mark.
💐
"Besok kita pulang. Kita tidak bisa terlalu lama di sini." Taeyong membuka suara ketika melihat Mark dan Jeno yang berada di sampingnya hampir terlelap.
"Serius besok kita pulang mom?" Soal Mark. Ia tidak menyangka bahwa mereka hanya menginap 2 hari 1 malam di rumah ini. "Iya sayang."
Jeno dan Mark akhirnya terbuai ke alam mimpi sambil memeluk Taeyong yang berada di tengah antara mereka berdua.
💐
"Mark, Jeno. Ayo bangun, sebelum mommy pulang tanpa kalian."
Kedua putranya dengan sepantas kilat mendudukkan diri mereka dengan mata yang masih setengah terpejam.
"Cuci muka kalian dan mandi. Habis itu sarapan. Lalu kita akan pulang." Taeyong keluar dari kamar itu lalu berjalan ke arah dapur.
Ia duduk dengan tenang di salah satu kursi yang berada di sana.
Cukup lama menunggu, akhirnya kedua putranya keluar dari kamar dengan keadaan yang rapi.
"Pagi sayang."
"Pagi mommy."
Seperti semalam, Mark dan Jeno duduk di samping kiri dan kanan Taeyong. Taeyong tidak memperdulikan itu kerna ia sudah biasa.
"Mommy, aku pengen coklat." Jeno menatap ke arah Taeyong dengan puppy eyes miliknya.
"Tidak tidak. Kau mau gigi mu tiada?" Jeno menggeleng lalu memakan pancake yang telah disediakan oleh Taeyong.
Mereka bertiga makan dengan tenang tanpa mengetahui seseorang sedang mengintip mereka dari jendela dapur.
💐
Gebetan saya ga suka homo, sad banget🥲.
KAMU SEDANG MEMBACA
WithOut You
RomanceKehidupan Lee / Jung Taeyong bersama Jung Minhyung dan Jung Jeno tanpa Jung Jaehyun