16

790 33 0
                                    

"Kalian sudah mau pulang??" Taeyong yang baru pulang dari market meletakkan barang belanjanya di atas meja lalu menghampiri Ten dan Winwin yang sedang menyiapkan koper.

"Ya, kau tau kita tidak bisa meninggalkan rumah itu."

"Benar! Tenang aja, nanti Mingyu dan Wonwoo bakal datang. Kau tidak akan kesunyian jika bertemu dengan kedua makhluk itu."

"Ah! Aku kangen sekali dengan mereka berdua! Sudah lama aku tidak bertemu dengan Mingyu dan Wonwoo."

"Apa yang kau rindukan dari mereka?? Mulut mereka tidak bisa diam tau!"

"Seperti kau tidak saja."

Abaikan ketiga istri ini, sekarang beralih kepada drama sang bocah yang sangat sedih ketika kesayangan mereka sebentar lagi bakal pulang.

"Kalian serius ingin pulang siang nanti??" soal Jeno kepada Jaemin dan Haechan yang sedang duduk di hadapannya.

Sedangkan Hendery dan San yang berada tidak jauh dari mereka hanya menatap jengah.

"Gausah lebay! Kita bukannya mati!"

Pandangan keempat bocah yang sedang jatuh cinta itu beralih kearah San.

"Kau tidak tau tentang cinta! Kau tidak memiliki kekasih!"

"Iya! Gausah sok tau! Kalo iri, bilang bos!"

'Kampret.'

💐

"Kau mau memiliki Taeyong selamanya bukan? Jadi kau harus mengikuti arahan ku supaya kau dapat memiliki Taeyong. Kita berdua tidak akan rugi, kau dapat memiliki Taeyong dan aku dapat memiliki Jaehyun."

💐

"Mark! Mau kemana??" Taeyong melihat anaknya tergesa-gesa memakai sepatu.

"Ke taman sebentar mom!"

Mark berlari keluar menghiraukan teriakan dari Taeyong.

Ketika Mark berlari, ia tidak sengaja bertabrakan dengan sepasang suami istri yang berjalan dari arah bertentangan dengannya.

"Maafkan aku!"

Kedua suami istri itu bertentang mata lalu kembali menatap ke arah Mark.

"Wajahmu mengingatkanku kepada anakku."

Mark menatap ke arah pasangan itu dengan tatapan canggung.

"Bagaimana jika kita makan sebentar?? Aku ingin mengobati rasa rinduku pada anakku dengan melihat wajahmu."

Mark tidak tega ingin menolaknya, akhirnya ia mengangguk lalu mengikuti sepasang suami istri itu ke arah cafe yang jaraknya tidak jauh dari mereka.

Mereka mencari bangku kosong yang masih tersisa.

"Namamu siapa??" wanita paruh baya itu membuka suara sambil menatap ke arah Mark tanpa mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Namaku Jung Min Hyung,tetapi orang tuaku memanggilku Mark."

"Oh. Bergitu ya?? Kau sangat gemas Mark." Mark hanya tersenyum kepada wanita paruh baya itu.

"Maaf jika soalanku ini privasi keluargamu, tapi siapa ibumu?"

Mark ragu-ragu ingin menjawab namun akhirnya ia menghela nafasnya lalu menjawab. Jawaban itu yang dinantikan oleh sepasang pasangan suami istri itu.

"Lee Taeyong."

💐

"Mark pulang!"

Taeyong segera menghampiri anak sulungnya itu kerna hari sudah menjelang malam. Ia khawatir jika anaknya kenapa-napa.

"Kau kemana Mark?? Kenapa baru pulang?"

Taeyong memegang bahu anaknya itu sambil menatap ke arah Mark dengan tatapan cemas.

"Mommy, lihat orang yang berada di belakangku." Mark berbisik ke telinga Taeyong.

Taeyong segera mengalihkan pandangannya.

"Taeyong.."

Airmata Taeyong mulai menitis ketika melihat orang tuanya berada di hadapannya.

Wanita paruh baya itu datang lalu memeluk Taeyong dengan erat.

"Ibu sangat merindukanmu, sangat sangat. Maafkan kami, Taeyong.."

Taeyong yang masih terkejut itu segera sadar jika ini bukan mimpi. Ia membalas pelukan hangat ibunya. Jujur, Taeyong merindukan pelukan yang selalu diberikan oleh orang tuanya sebelum ia diusir.

"Ayah juga merindukanmu, maaf jika dulu ayah menamparmu. Ayah tidak tau hal sebenar. Jaehyun sudah menjelaskan kepada kami, ia sudah bertemu dengan kami beberapa tahun yang lalu."

Tangisan Taeyong makin kuat, ia memeluk kedua orangtuanya dengan erat.

Jeno yang kehausan dan ingin ke dapur segera menghentikan langkahnya, ia menghampiri mereka berempat.

"Apa yang terjadi hyung??"

Jeno berbisik kepada Mark. "Kau lihat kedua orang itu?"

Jeno mengangguk dengan tatapan yang masih bingung.

"Dia ialah nenek dan kakek kita."

WithOut YouTempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang