2

1.7K 86 3
                                    

"Bayi yang dikandung oleh nya harus dikeluarkan sekarang. Jika tidak, besar resikonya sehingga melibatkan nyawa ibu dan bayi yang dikandungan."

"Lakukan sekarang dok. Aku ingin Taeyong bayinya selamat."

Dokter itu mengangguk lalu kembali ke ruang yang sama dengan Taeyong.

12 jam menunggu akhirnya suara tangisan bayi terdengar. Dokter keluar dari ruang persalinan diikuti oleh suster yang mengangkat bayi yang masih dilumuri darah.

Ten membangunkan Johnny lalu segera mendekati ke arah dokter itu dengan tangan yang berada di perutnya.

"Bagaimana keadaan teman saya dok??" Soal Ten dengan raut wajah cemas.

"Bayi yang di lahirkan sangat sihat walaupun ia lahir ketika minggu ke 38. Dan pasien sedang berehat. Jika ingin melawatnya, tolong tunggu sehingga pasien membuka matanya." Ten mengangguk lalu tersenyum senang. Ia bersyukur Taeyong tidak terjadi apa - apa.

💐

Taeyong sudah dipindahkan ke ruang inap setelah proses melahirkan itu selesai.

"Pasien sudah sadarkan diri, anda sudah boleh melawatnya."

Ten segera mengajak Johnny dan Mark masuk ke ruang inap Taeyong.

"Mommy!" Teriak Mark lalu mendekati Taeyong yang masih menatap langit - langit kamar itu.

"Ten.. Dimana bayiku??!" Ten yang mendengar itu tersenyum lalu memanggil seorang perawat wanita. Di tangan perawat itu, terdapat seorang bayi yang sangat menggemaskan.

"Ini bayimu." Ten menyuruh perawat itu menyerahkan bayi itu kepada Taeyong.

"Adik bayi sangat menggemaskan! Seperti Malk!" Taeyong tertawa lalu memanggil Mark untuk naik ke kasurnya.

"Mark, kalo mommy berikan nama Lee Jeno untuk adik bayi, Mark mau?" Mark mengangguk senang lalu mengucup kening adiknya yang baru lahir itu.

"Halo Jeno! Aku hyung mu! Kau halus memanggilku Marlk hyung!"

Pengenalan yang cukup singkat di antara Mark dan adiknya.

💐

Taeyong sudah diperbolehkan pulang, ia berjalan sambil menggendong Jeno di tangannya manakala Mark mengekorinya dari arah belakang.

Ten dan Johnny sudah pulang ke rumah mereka untuk istirehat. Mark juga sudah masuk ke kamarnya.

Ketika Taeyong masuk ke kamarnya, ia merasakan tatapan seseorang dari arah kasurnya. Ketika ia berbalik, ia melihat suaminya (?) berada di sana.

"Bisa aku melihat anakku?"

Taeyong terlihat marah ketika melihat Jaehyun mulai mendekat.

"Hanya di dalam mimpi mu! Ini hanya anak ku! Garis bawah, anak ku!"

Jaehyun mulai emosi, ia merampas Jeno dari dekapan Taeyong membuatkan Taeyong panik bukan main.

"Kembalikan anak ku Jaehyun! Ku mohon.." Taeyong memeluk kaki Jaehyun, Jaehyun yang melihat itu menunjukkan seringainya.

"Jadi ini kelemahanmu? Bayi munggil ini? Atau anak sulung kita?"

WithOut YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang