"Kring kring kring ada sepeda. Sepedaku roda dua...." sambil mengayuh sepedanya, Salsha yang baru berumur 5 tahun menyayikanlagu favoritnya. Sepeda melaju asyik. Tapi kemudian.... dari arah berlawanan... muncul sepeda yang di kemudikan Alvaro, tetangga Salsha. Salsha jadi gugup. Tabrakan tak dapat dihindari. Sepeda salsha jatuh menimpa sepeda alvaro
Alvaro menangis kesakitan. Lengannya tergores batu di pinggir jalan . Salsha yang melihat darah yang keluar dari lukanya hanya bisa ikut-ikutan meringis kesakitan ,seakan ikut merasa sakit
"Aduh..." keluh Alvaro sambil melihat lengannya. Dan begitu Alvaro melihat darahnya yang tidak berhenti , sontak tangisan Alvaro pecah .
3anak lain tiba-tiba mengerumuni mereka dn menyoraki Salsha dengan polos
"Hayo, Caca! "
"Caca jahat! ,Caca jahat "
"Alpa berdarah! Gara-gara kamu sih "
"hayo caca, hayo caca "Salsha panil. Dia mulai celingak celinguk, mengharap ada yang datang menolongnya. Tapi teman teman yang ada di sekelilingnya justru makin keras menyalahkannya
Tangis Alvaro makin keras, Salsha makin panik. Dan tanpa menunggu lama, salsha ikut ikutan nangis. Dia menanggis semakin keras, berharap orang tuanya mendengar dan menyelamatkannya dari ledekan teman temanya
Melihat Salsha nangis, anak anak yang lain berhenti menyoraki, takut disalahkan. Alvaro yang awalnya menangis, tiba tiba berhenti menangis karena bingung melihat salsha. Dia yang sakit kenapa salsha ikut ikut nangis!
"kamu kenapa?" tanya alvaro polos
salsha menatap alvaro sebentar, setelah otu ia malah kembali menangis lebih keras
Alvaro bingung. Dia mulai panik "Kamu apanya yang sakit?" tanya Alvaro sambil menyentuh bahu Salsha
Salsha menggeleng sambil menunjuk luka Alvaro, Alvaro cepat cepat mengelap darah di lengan nya dengan bajunya. Entah kenapa rasa sakit karena luka itu hilang, tetapi yang ada di pikirannya hanyalah bagaimna cara me ghentikan tangisan Salsha"Udah gak sakit lagi kok! kamu jangan nangis lagi ya... " kata Alvaro sambil tersenyum, mencoba menghiburnya . Salsha yang melihat alvaro sehat kmbali refleks menghentikan tangisan nya, perlahan dia ikut tersenyum
keesokan harinya
sore itu langit masuh cerah seperti kemarin, alvaro melihat Salsha yang duduk sendirian, lalu dia mendekati nya "salsha main sama aku yuuk! "kata alvaro smabil menarik tangan salsha
"Main apa?" tanya salsha sambil tersenyum riang
"hm....main apa ya...? alvaro yang bingung.
"Gimana main petak umpet aja " cetusnya
Salsha langsung tersenyum sumringah, "Ayo tapi kamu yang jaga ya? " ujar Salsha
Alvaro merengut kecil. "Kok aku yang jaga? "
"Kamu kan cowo! " sahut Salsha asal .
"yaudah deh "ujar Alvaro terpaksaPerlahan ia berbalik. memunggungi Salsha, lau salsha bersembunyi di semak semak .Alvari yang sedang. berhitung. Salsha makin bersemangat. "Delapan... Sembilan.... sepuluh....! udahbelum?! " seru. alvaro di akhir hitungannya
tanpa menunggu lama, alvaro membuka mata dan celingak celinguk mencari sosok Salsha.
Setengah jam telah berlalu. Jalanan pun mulai sepi. Anak anak pun satu persatu pulang kerumahnya. Alvaro mulai gelisah. pasalnya seberntar lagi magrib.
Alvaro masih celingak celinguk mencari sosok. salsha. Ia tanpak gelisah '"Caca! " teriak nya, berharap Caca keluar dan menyudahi permaian.
Dari balik semak semak Salsha tertawa kecil. Dia melihat sosok alvari sedang kebingungan
Alvaro berjalan kearhnya. Tinggal bebrapa langkah lagi, tetapi.....
"Alvaro! ayo pulang "seru seseorang dari tepi taman
Vino menoleh cepat "Tapi Caca? "
"Ayo pulang...! " seru mama Mel, Mamanya alvaro itu dengan nada tinggi "ini kan sudah mau magrib .Besok pagi kan kita akan pindah rumah..."Alvaro Kebingungan. Dia takut di marahi mamanya. Tapi dia juga merasa harus mencari Salsha
"ayo! "kata mama mel sambil menggandeng lengan Alvaro. dan menggiringnya pulangSalsha melihat sosok Alvaro yabg kebingungan dan tak berdaya. Alvaro makn menjauh dar taman, sampai akhirnya menghilabg di belokan jalan. pikiran Salsha, dia tetap menunggu . Yap,ia terus menunggu Alvaro untuk menemukannya
setengah jm pun berllu. Hari demakin gelap.. pasukan nyamuk menyerng tubuh Salsha. Salshamulai cemas. Dia masih menunggu nya, karena dia yakin Alvarro akan menemukanya
Waktu terus berjalan. Salsha makin panik. Orangtuanya pasti sedang mencarinya sekarang. Tapi takut bernjak dari tempatnya. apalagi taman mulai gelap. hanya di terangi lampu taman saja
Tanpa sadar Salsha menangis tanpa suara
"kamu gak apa apa!"
tangis Salsha terhenti. perlahan ia mendongak. melihat si pemilik suara tadi. mata salsha membesar. Ia gak kenal mengenal anak lelaki di hadapannya ini. Anak lelaki ini berdiri menagapnya. kalau di lihat dari umurnya anak itu lebih tua dari Salsha
"Rumah kamu dimna?" tanya anaka itu ramahNesya masih menatapnya bingung.Perahan rasa takt nya berkurang. Ia gak menangkap niat jahat dari dalam diri anak laki laki itu
"disana..." kata salsha sambil menunjuk ke arah jalan
Anak cowok itu menolrh sekilas ke arah jalan dan kembali menatap Salsha yang masih jongkok di antara semak semak. perlahan dia tersenum ramah sambil mengulurkan tangan."ayo pulang. aku antar... "
