Saat Aldi sampai di rumah
Begitu mendengar suara mobil,Alsi langsung keluar kamar, membuka pintu. dan menyambut papanya. Bi Odah, pengasuhnya dari kecil hanya menggeleng kepala dan kembali kedapur. Kadang ia bangga sama Aldi, Sejak dulu ia suka seakli membukakan pintu bila ada yang datang.Maklum, nggak ada kerjaan. Anak tunggal sih"Malam, Bos. Udah pulang kerja? Gimana hari ini? Aldi mencerocos kaya kereta gandeng
Papanya yang baru saja keluar dari mobil hanya tersenyum geli. "KAmu mau jadi istri kedua papa ?" sahut papa, yang kontan mengundang tawa Aldi. "Mama mana nak? "
"Tau nih! Dari tadi siang pergi ke mall sama tante Halen. Eh pa, Tante Halen itu siapa sih? " tanya Aldi sambil menu p pintu dan mengikuti papanya ke ruang tamu
. "setelah duduk, papa membuka sepatu n menyenderkan kepala ke sofa. "Tante Helen...? Hmm.. Kalo nggak salah yang rumahnya satu deret juga sana rumah kita deh "
"Dia punya anak?" tanya Aldi tanoa basa basi
"Kalo nggak salah lagu, anaknya satu, Cewej apa Cowok ya duh lupa "Namanya siapa?"sela Aldi penasaran.
"kamu kenapa sih? Mau reunian sam temen masa kecil?" tanya papa bingung
. "Iya. kan asyik, pa, bisa ngumpul lagi sam temen kecil ,Oya ,emangnya Mam deket banget ya ,sama tante Helen ?"
. "Kayanya sih begitu " papa sengaja menggantung kalimat smabil memandang aldi dengan tatapan misterius
. "kok kayanya? " Aldi menaikan alis
"Mending kamu tanya langsung aja ke Mama ya? PApa mandi dulu! " seru. Papa sambil beranjak
. Tinggallka. Aldi sendirian, duduk di sofa sambil menatap kedua telapak tangannya yang sedikit lecet akibat kejadian sore tadi. Yah... Sepwrtinya hari ini memang dipenuhi oleh cewek di taman tadi. Kadang Aldi curiga, jangn jangan cewek tadi masa kecilnya? Bukankah dulu ia punya teman cewek yabg selalu membuat terluka? Eca-kah?
Keesokan Harinya
. "Ayo dong,stef ! Temenin gue ke ruang basket indoor! "rengek Salsa, pas jam istirahat disekolah .Steffi yang mendengar kata "Basket" langsung menolak mentah mentah. Tapi makin di tolak makin merngek
. "Lo mau ngapain sih? Mau jadi anggota basket? " tanya steffj bete
"Kan lo tau gue gak bis amain basket! Gue tuh cuma mau liat anak cowok main basket... "
"Hah? Buat apa? Lo mau cari cowok cakep? Gue jamin deh, nggak ada cowok cakep di sana!" kata steffi, sukses berbohong, karena sbenarnya anak basket cakep cakep
. Salsha menunduk sedih "Gue ngerasa ada sesuatu di lapangan basket. Gue ngerasa familiar,gitu. YA siapa tau ingatan gue
. "Iangatan lo nggak ada hubungan nya sama anak anak basket " potong steffi cepat
"Tapi kan mungkin aja ada orang yang..."
"Nggak ada orang yang lebih mengenal elo daripada gue ca. Kalo lo mau tau tentang masa lalu lo, pake memori gue aja "sela steffi untuk kedua kalinya, tapi dengan nada yang lebih tinggi hingga membuat Salsha tersentak
. "Gue cuma... "Salsha menunduk. "Gue cuma pengen liat anak anak main basket... "
"Steffi menatap Salsha denagn pandangan nanar. Jujur, ia nggak tega melihat sahabatnya yang selalu ceria in menjadi sedih. Ia hanya ingin melindungi Salsha. Cuma itu! Ia sama sekali gak bermaksud mengekang hidup sahabatnya ini. Perlahan pandangan Steffi melembut. Kalo memng beresiko, biarlah kali ini ia mengambil resiko itu
