"Sesuatu yang buruk sedang terjadi, kan?"
Yeji menatap nanar tangannya yang ditahan. Miris sekali rasanya jika seseorang menyinggung topik ini. Padahal rasanya berbohong menutupi wajah dengan masker kopi ini saja sudah hal yang luar biasa yang bisa Yeji lakukan agar tetap bungkam dari Chan. Tapi jika hati Chan berkata demikian, Yeji tidak bisa untuk tidak menitikkan air matanya.
Chan mengerjap, punggung tangannya basah dijatuhi air mata bercampur masker kopi milik Yeji. Perlahan, Chan menarik tangannya Yeji agar duduk disampingnya kembali.
Dengan penuh perhatian, Chan mengusap air mata Yeji dengan ibu jarinya. Perempuan itu kembali sesegukan. Sungguh, Chan tidak sanggup melihat Yeji menangis seperti ini. Bukan karna maskernya yang hampir berantakan, tapi melihat dirinya yang tengah menangis menahan sakit membuat Chan jadi emosional.
Satu sisi lagi Chan ragu. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain menepuk bahu Yeji lembut. Ia sadar untuk saat ini berkata-kata menenangkan Yeji tidak akan berguna. Pelukan? Oh God, berikan Chan kekuatan untuk memeluk Yeji juga.
"K-kak, hikss," panggil Yeji.
"Lo bisa cerita" kata Chan lembut.
"Gue pasti jelek banget sekarang"
Chan kekeh. Bisa-bisanya Yeji memikirkan tampilannya saat ini. Pada wajah penuh masker kopi dan linangan air mata? Gemas sekali.
"Gue pamit cuci muka dulu kak"
Chan makin nahan tangan Yeji, "Gak perlu. Lo bisa cerita sama gue tanpa peduliin muka lo. Apa yang lo sembunyiin? Siapa yang nyakitin lo?"
"Soobin," guman Yeji menundukkan wajahnya.
"Soobin? Soobin siapa?"
"Mantan gue" gumam Yeji lagi membuat Chan terdiam. Mendengar jawaban dan melihat reaksi Yeji saat ini Chan malah dengan mudahnya paham maksud Yeji. Laki-laki itu memejamkan matanya sejenak berharap ia bisa menahan itu semua, menahan nyeri didadanya terutama.
Tangan Chan kembali terangkat mengusap air mata Yeji yang hendak jatuh. Jika ada yang mengatakan Chan brengsek, maka izinkan Chan melakukannya untuk Yeji. Setidaknya ia tengah berusaha menahan Yeji agar tetap bersamanya.
greepp
Chan memeluk Yeji, erat, membuat perempuan itu seketika membulatkan mata.
"K-kak?"
Yeji kaget tentu saja. Pertama kalinya Yeji dipeluk seperi ini oleh Chan. Pelukan yang berarti tidak mengizinkan Yeji pergi.
"Kalau ini menyakitkan buat lo, lupakan dia"
Yeji masih tidak bergerak, dia justru menikmati debaran jantung yang ia rasakan saat ini.
"Lo berhak bahagia. Lepas kungkungan masa lalu lo. Lo yang ngajarin gue kan? Gue udah cukup jadi atap layaknya rumah yang ngelindungi apa yang gue miliki sekarang" Chan melepas pelukannya beralih menatap Yeji, "rumah tanpa perasaan bahagia dan cinta itu sama aja mustahil, apalagi sekarang lo ada didalamnya. Percuma gue berhasil jadi pelindung tapi salah satu orang yang nempatinnya disana gak bahagia"
Perkataan Chan membuat Yeji benar-benar tersadar. Tubuh Yeji merespon dan mendorong Chan ke belakang. Ia mengerjap matanya berkali-kali.
"Lo.. lo nggak serius kan kak?"
Chan senyum miris.
"Gue serius"
"Tapi, tapi bagaimana bisa? Kak, lo wahh, nggak mungkin," speechless
"Gue suka sama lo Ji, tanpa gue sadari, gue nyaman didekat lo apalagi semenjak lo selalu bisa buat gue ngerasa berharga"
"Tapi kak -"
"Gue paham, lo nggak mesti jawab sekarang kok. Gue bakal nunggu lo"
Yeji bingung. Pernyataan Chan yang terlalu mendadak membuat hatinya kacau. Chan egois, sungguh. Bukannya menata hatinya yang sedang sakit tapi malah memperparah suasana hatinya.
Tanpa pamit, Yeji langsung pergi dari hadapan Chan. Ia mengunci rapat pintunya membiarkan Chan tenggelam bersama perasaannya. Sejak itu, sejak pengungkapan cinta Chan, Yeji mengurung dirinya dalam waktu yang lama. Memisahkan diri untuk memikirkan perkataan Chan.
.
Chan terus memandangi pintu kamar yang sedang tertutup rapat itu. Yeji masih mengurung dirinya disana bahkan mengabaikan pesan-pesan dari Chan. Kekhawatirannya terhadap Yeji semakin besar saat perempuan itu memilih untuk tidak pulang ke asrama setelah seharian pergi entah kemana.
"Ryujin," panggil Chan pada Ryujin yang hendak berjalan ke kamarnya. Perempuan itu tengah asik mendengar sesuatu dari earphone. Ryujin pun melihat Chan yang sepertinya dirudung masalah besar, segera melepas benda itu dari telinganya agar bisa menanggapi Chan.
"Yeji ada bilang pergi kemana? Jam segini belum pulang"
"Yeji nggak ngasih tau lo bang?"
Pelupuk mata Chan berkedut, perasaan takut menyelinap masuk ke dadanya. Chan menggeleng pelan menjawab pertanyaan Ryujin.
"Walah, dia loh lagi kegiatan milad di fakultas. Masa lo nggak tahu. Mungkin aja balik tengah malam"
"Gila lo. Masa pulang tengah malam?!" Chan nggak sadar nada suaranya meninggi, saking tingginya Ryujin mundur selangkah ke belakang menatap Chan horor.
"Etdah bang. Bucin amat heran. Kalau khawatir mah jangan bentak orang, jemput noh orangnya di kampus"
Chan berdecak, bisa-bisanya kewarasan Chan lenyap begitu saja hanya gara-gara kekhawatirannya terhadap Yeji.
"Ya maap. Gue cuman nggak mau ang- "
"Halah-halah" Ryujin menolak alasan Chan tentu saja, perempuan itu justru masang earphonenya lagi sambil melangkah masuk ke dalam kamarnya, "andai aja Felix kaya lu bang" gerutu Ryujin sebelum akhirnya menutup pintu kamar.
Chan kembali memikirkan perkataan Ryujin. Menjemput Yeji ke kampus bukan ide buruk. Ia akan menggunakan kesempatan ini untuk meminta maaf pada perempuan itu.
"Baiklah, gue ikuti saran lo Jin"
.
Chan memarkirkan motornya di parkiran fakultas Yeji. Chan tersenyum karna merasa dirinya datang diwaktu yang tepat.
Saat ini Yeji sedang berkemas untuk pulang. Ia yakin setelah ini Yeji akan melirik ke arahnya dan datang menghampiri Chan untuk pulang bersama.
Chan tau Yeji adalah orang yang bisa diajak untuk profesional. Chan sedikit tau Yeji tidak akan mengabaikan seseorang meski hatinya sedang tidak baik.
Tangan Chan baru saja terangkat ke udara melihat Yeji menoleh kearahnya, namun sosok laki-laki tinggi menghampiri Yeji sambil memberi jaket padanya.
Chan melongo. Apa itu Soobin? Tapi.. bagaimana bisa? Bukannya Soobin laki-laki yang akan dia hindari, tapi kenapa Yeji dengan mudahnya nerima Soobin memperlakukan dia seperti itu?
Chan turun dari motornya, hendak menghampiri mereka, tapi Chan lebih dulu menangkap sorot mata Yeji yang sedang tersenyum ke arah Soobin. Hal itu membuat Chan berhenti ditempat mengurungkan niatnya.
Chan dikhianati...
Yeji menerima laki-laki itu kah??
Tunggu, tapi?
Chan bingung, apa yang harus ia lakukan?
Lama Chan mendapatkan dirinya, hingga mobil yang dikendarai Soobin berlalu melewati Chan yang hanya berdiri ditempat.
.
.
.
TBC
Pendapat kalian tentang ChanJi saat ini ...
![](https://img.wattpad.com/cover/324212726-288-k873251.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] ATAP | Chan × Yeji ✔
Фанфикspin off - rumahan Bagiku, kak Chan sudah menjadi pelindung bagi rumahnya . . . Highest Rank : #1 nmixx [18/1/23]