‣ d u a

196 35 7
                                    

Chan terbangun jam 3 pagi. Pertama kali hal yang ia tangkap adalah suasana kamar yang gelap namun sesekali cahaya-cahaya dari luar masuk melewati kaca jendela kamar yang terbuka.

Chan rasakan perutnya yang sudah tidak sakit lagi, meski masih ada sisa pusing, dan badan yang masih lemas.

Chan maksain buat duduk dipinggir ranjang dan berusaha memfokuskan pandangannya lurus ke depan.   Seharusnya ada Seungmin di ranjang sebelah tapi ia tidak mendapati lelaki itu dimanapun, mungkin dia sedang mabar dengan Felix dikamar laki-laki frackles itu. Tahu bakal ditinggal sendiri, seharusnya Seungmin nolongin Chan buat mastiin kamar sudah aman apa belum. Chan hanya menghela nafas.

Chan nggak tahu siapa terakhir yang ada bersamanya di kamar. Tapi kalau diingat-ingat kayanya cuman Yeji orang terakhir disini yang ngejagain dia hingga larut malam. Chan harus berterima kasih pada Yeji, lagi-lagi dia mau direpotin oleh dirinya.

Chan ngelirik jendela kamar. Kain jendalanya tersibak dihembus angin dari luar. Kilatan petir pertanda akan turun hujan kadang-kadang menerangi langit dan kamarnya. Chan harus berdiri dan bergerak menutup jendela dan juga kain jendela, meski badannya sempat terhuyung ia tetap berusaha agar berpijak dengan seimbang berbantu berpegangan pada benda disekitarnya. Begitu sampai, laki-laki itu langsung menarik bingkai jendala.

Tiba-tiba cahaya terang dari layar ponsel yang ia letakkan diatas meja belajar, membuat Chan  mengalihkan perhatiannya. Dia melihat beberapa notifikasi dari layar ponselnya dan berhenti pada satu notifikasi pesan, wajah Chan seketika berubah.

Chan ragu mengetuk notifikasi, tapi jarinya terlanjur membuka pesan itu membuat Chan mau tidak mau harus kembali membaca pesan itu dengan lengkap.

+61 882 70xxxx

Brengsek, munafik. Lo sengaja kan lostcon dr gue, setelah puas lo buat keluarga gue hancur, lo pergi gitu aja. lo malah pergi ke indo ninggalin semunya, gak bertanggung jawab! Mana janji lo yg blg klo lo bakal tetap ada disini Chan? Gue tau lo pergi jauh ke indonesia cuman buat ngehindarin inikan? Lo pikir lo semudah itu buat pergi dari gue? Lo pengecut yang cuman bisa sembunyi dari masalah. Asal lo tau, gue bisa nemuin lo dimanapun lo berada. Gue kecewa sama lo!

Chan limbung. Tubuhnya langsung merosot hingga bertumpu ke kasur. Telinganya seketika berdengung dan bisa dipastikan Chan bertambah drop karena sebuah pesan dari Lily, sepupunya.

.

Setelah mengantar Yuna pergi, Yeji masuk ke dalam asrama dan melirik ke lantai atas setelah melihat jam dinding yang sudah menunjukkan angka 9 pagi. Yeji masih mengkhawatirkan Chan, apakah Chan sudah membaik?

Memang Chan tidak lagi mendesis kesakitan dibagian perutnya, tapi pasti efek-efek yang dia rasakan masih ada.

Diwaktu yang tepat Seungmin lewat setelah mengantarkan Yuna pergi, Yeji langsung nyegat pria itu dan bertanya mengenai Chan.

"Gimana kak Chan?"

"Masih di kamar" jawab Seungmin watados.

"Lo nggak cek kak Chan?" murka Yeji.

"Gimana mau ngecek, pintu dia kunci"

"Dan lo nggak berusaha buat manggil gitu?"

"Astaga Ji, jangan sewot gitu ngapa"

"Gimana nggak sewot? Itu kating lu lagi sakit, dan lo seharusnya bertanggung jawab atas dia. Nggak cuman lo, tapi Jisung, Felix juga. Sekarang mana tuh bocah?"

"Tidur dan ngegame"

"Ish!" decak Yeji lalu tanpa minta izin langsung lari ke lantai dua. Langkahnya yang panjang membuat Yeji cepat nyampai di lantai atas tempat Chan berada.

[1] ATAP | Chan × Yeji ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang