OO | The Cure

588 42 134
                                    

The Cure

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Cure

———

Malam ini, langit terlihat sangat cerah. Cahaya bulan, sebaran awan dan taburan bintang menyebar hampir memenuhi bentangan langit yang gelap. Padahal seminggu kemarin Thamrin diguyur hujan yang lebat setiap hari. Tapi malam ini, serangan air yang merepotkan itu sepertinya sedang tidak ingin turun ke tanah bumi.

Atau barangkali, mereka tahu ada Clara yang sedang bersedih hati di bawah sini.

Setelah berjalan beberapa lama, kaki perempuan berkaus pink itu akhirnya berhenti tepat ketika ia tiba di pinggir aliran sungai. Pandangan ia turunkan pada kedua kakinya yang dibalut sepatu converse, lantas beralih pada air sungai di depannya. Dalam diamnya otak Clara berpikir keras, bagaimana rasanya hanyut di tengah mereka?

Sebelum Clara menemukan jawaban, getaran ponsel yang berada di saku membuatnya tersadar. Gadis itu melihatnya dengan malas, semakin malas saat membaca sebaris nama yang tertera.

Papa.

"Kamu di mana?!"

Itu tanya pertama dan nadanya terdengar gusar, mungkin beliau sudah tahu putri tunggalnya tidak ada di dalam kamar.

"Luar," jawab Clara singkat, enggan memberi detail yang lebih jelas.

"Di luar di mana? Biar Kak Dikta jemput kamu sekarang."

"Papa, aku mau sendiri dulu, tolong jangan ganggu aku."

"Setidaknya biarkan Papa tahu kamu di mana—wait, Papa dengar suara air. Kamu di mana?"

"Aku di sungai."

"Sungai?! Clara, kamu jangan gegabah gitu. Ayo pulang, itu tempat berbahaya." Papa terdengar panik, bahkan Clara bisa menebak sekarang beliau pasti sedang berjalan cepat hendak keluar.

"Papa kalau nekat ke sini, aku mungkin udah gak ada."

Bisa Clara dengar hela frustasi Papa. "Clara... jangan begini, sayang. Cuma kamu satu-satunya yang Papa punya," suaranya sarat akan permohonan. "Kamu mau apa? Mobil baru? Atau trip keliling Eropa?"

Mendengar penawarannya, anak itu tersenyum miris. "Selalu gini. Papa selalu pakai harta buat bujuk aku. Pa, aku bukan hewan peliharaan yang cuma diberi materi aja udah cukup." Entah sejak kapan, tapi matanya yang memandang jauh ke tengah sungai kini memburam. "Papa nggak seperti Mama," tuturnya.

"Clara, babygirl, pulang ya? Kita bicara di rumah. Kamu bakal kedinginan kalau terus di luar gitu, ini mama khawatir—"

"Mama yang mana?" Mungkin ini tidak sopan, tapi anak itu benar-benar sudah muak dengan situasi yang mengikatnya. "Mama aku udah meninggal tahun lalu."

"..., mama sambung kamu."

"Jadi Papa beneran mau menikahi perempuan itu? Papa mau mengkhianati Mama?"

The Cure | Mark Lee ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang