O5 | Tidak Ingin Kehilangan

112 20 1
                                    

Tidak Ingin Kehilangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak Ingin Kehilangan

———

Pestanya malam ini, jadi selepas kelasnya Clara lekas bersiap-siap. Ini pertama kalinya ia keluar bersama Diego, Clara sudah memperingatkan diri untuk jangan mempermalukan pria itu. Namun, apakah semua berjalan lancar?

Tidak, karena ada Ezra yang mengganggunya. Seperti sekarang.

Lelaki itu duduk di atas kursi makan, sementara Clara duduk bersila di dekat sofa. Teknisnya sekarang mereka berhadapan dan jika dilihat pun, sejujurnya Ezra tidak melakukan apa-apa. Tapi tatapannya yang terlalu intens itu yang membuat Clara tidak nyaman.

"Lo kenapa sih?!" Akhirnya Clara bertanya, nadanya terdengar kesal. Dia bahkan sedikit membanting sisir yang digenggamnya.

"Kenapa?"

"Jangan natap gue terus napa!"

"Kenapa?"

"Gue malu!" teriaknya dalam hati. Namun yang keluar dari bibirnya justru hal lain. "Gue gak suka ditatap begitu."

"Kenapa?"

Clara menggeram pelan. "Sekali lagi lo tanya kenapa, gue beneran marah sama lo," ancamnya. "Udah sana keluar!"

Pria itu berdiri dari duduknya. Namun sebelum benar-benar pergi, dia menatap Clara cukup lama. "Lo serius mau ikut si Diego Diego itu?" tanyanya lalu.

"Lo pikir ngapain gue siap-siap begini?"

Ezra menghela napas. "Yaudah, have fun. Jaga diri lo, dia orang asing."

Setelahnya dia berbalik, sosoknya menghilang sebelum benar-benar melalui pintu yang memang terbuka. Clara awalnya tidak terlalu peduli dengan kalimat terakhir pria itu, lanjut mengaplikasikan blush on pada kedua pipinya. Namun beberapa saat kemudian, pergerakan tangannya terhenti, diikuti sepasang alisnya yang menekuk bingung.

"Bukannya dia yang lebih pantas disebut orang asing?"

***

"Aku udah cantik belum, Kak?"

Hanya selang satu detik setelah Diego memberhentikan mobilnya di laman parkir, gadis yang duduk di sampingnya tiba-tiba bertanya. Dari gelagatnya dia seperti tidak percaya diri, membuat si pria yang memperhatikan jadi gemas sendiri, lalu hanya bisa terkekeh dengan pertanyaannya yang melantur.

"Lo cantik," imbuhnya lalu, "cantiiikk banget."

"Kak, jangan berlebihan deh."

"Gue nggak berlebihan. Gini ya, kalau lo lagi di taman bunga, maka semua bunga di taman itu gak bakal bisa menyaingi gimana cantiknya lo. Sekalipun itu bunga paling cantik menurut orang-orang."

The Cure | Mark Lee ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang