Petunjuk Baru
———
J's Mansion.
Jujur bahkan setelah 4 tahun mengenal Ezra, ia masih tidak percaya anak itu masuk dalam kategori anak tunggal kaya raya. Bukan karena tidak memiliki tampang orang kayanya, tapi hidup Ezra kelewat sederhana. Untuk statusnya, rasanya tidak etis melihat dia rela mengantri untuk sebungkus bakso ikan di pinggir jalan.
Karena walau mengenalnya 4 tahun, Hadrian baru diperkenalkan pada keluarganya saat kelulusan SMA 6 bulan lalu. Saat dia tiba-tiba diajak liburan ke Paris dan bertemu langsung dengan Jonathan Henderson, seseorang yang ia kenali sebagai pemilik perusahaan teknologi yang cukup berpengaruh di Asia.
Sekarang melihat mansion itu untuk yang ketiga kali, lelaki itu menelan ludah tanpa sadar. Terakhir ke tempat ini, dia meninggalkan kesan yang tidak bagus...
"Dri? Kok ngelamun sih?" Suara perempuan itu menyadarkannya. Dilihatnya dia sudah turun dan kini berdiri di dekat gerbang, baru saja menekan bel. Sementara ia masih duduk di atas jok motor. "Ayo turun."
"Oh, iya."
Tak lama, Reyhan datang. Melihat lelaki itu lagi, Clara teringat dengan daftar tersangka yang ia buat. Belum ada kejelasan dari telepon malam itu, haruskah ia menanyakannya sekarang?
"Bapak nggak memberitahu saya kamu mau ke sini."
Clara tersenyum canggung. "Emang nggak terencana, Kak. Kebetulan aku abis dari pantai, deket sama sini jadi mau mampir. Udah lama juga."
"Sendiri?"
"Nggak, ada temenku juga." Tubuhnya menyingkir sedikit, memberi Hadrian yang sejak tadi di belakang untuk menjajarinya. "Hadrian, Kak, temen Ezra juga."
"Saya kenal dia. Sudah lama sekali, ya."
"Halo, Kak," sapa Hadrian.
"Mari masuk, bapak sama ibu lagi makan malam."
Dipimpin Reyhan, keduanya segera masuk ke rumah. Langsung menuju ruang makan setelah melewati ruang tengah.
"Saya tidak peduli, segera umumkan bahwa Ezra putra tunggal keluarga Henderson. Buat mereka bungkam."
Clara dan Hadrian saling pandang, kompak menelan ludah mendengar nada tegas Jo. Sungguh ini pertama kalinya mereka melihat raut wajah seorang Jonathan yang tidak bersahabat. Lantas begitu menyadari kehadiran tiga orang di belakangnya, aura itu menguap seketika.
"Clara, pas banget kamu di sini. Sudah makan? Sini makan bareng Om sama Tante," ujarnya, "Hadrian, sudah lama Om nggak lihat kamu. Kenapa baru datang lagi?"
Yang ditanya meringis. "Sibuk, Om."
"Sibuk menyembunyikan fakta maksud kamu?"
"Sania." Jo spontan menegur, membuat sang istri hanya mampus melengos malas. "Bukan dia pelakunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cure | Mark Lee ✓
General FictionThe Cure | Mark Lee Local Universe --- "Gue bisa bantu lo nemuin jati diri lo lagi." "Gimana caranya?" "Ya kita telusuri pelan-pelan." "Gimana kalau... di tengah penelusuran itu gue tiba-tiba... hilang?" "Hilang?" "Lo tahu manusia yang baru meningga...