5. KEBENARAN YANG TERTUNDA

74 28 4
                                    

"Kalian menjijikan"Jihan berucap, dengan langkah lebar dirinya meninggalkan tempat kejadian menyusul Melisa yang sudah pergi jauh dihadapan nya, meninggalkan semua orang itu yang masih terdiam dengan ucapan Melisa kepada mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kalian menjijikan"
Jihan berucap, dengan langkah lebar dirinya meninggalkan tempat kejadian menyusul Melisa yang sudah pergi jauh dihadapan nya, meninggalkan semua orang itu yang masih terdiam dengan ucapan Melisa kepada mereka.

Aletta yang melihat keterdiaman mereka, melepaskan pelukan nya kepada David, dia melangkah kan kakinya ke arah Daniel dan Kiel yang masih berdiam diri, tangan mungil nya menepuk bahu kakak nya itu dengan lembut.

"Bang Niel, bang Kiel"

Kiel dan Daniel menolehkan kepalanya kepada adik kecilnya itu, mereka langsung saja tersenyum hangat kepada Aletta yang menatap mereka khawatir, takut jika kedua abang nya saat ini sedang tak baik baik saja, Aletta tak ingin kedua nya memikirkan ucapan dari Melisa, dia tak ingin membuat mereka berdua memikirkan banyak hal yang nanti nya akan merugikan Aletta tentunya.

"Leta udah gak papa sekarang"
Senyum nya tertoreh diwajah cantiknya membuat mereka yang ada disana terpesona kecuali beberapa orang yang menatap penuh selidik ke arah gadis itu.

"David, kalo memang kak Lisa benci karna Leta dekat sama David lebih baik kita saling menjauh hiks"

Aletta menangis, menundukan kepala nya dengan bahu yang bergetar menangis membuat David langsung saja berlari kearah gadis itu memeluk tubuh mungil itu dengan hati-hati takut jika dia memeluk terlalu erat malah membuat Aletta terluka.

"Hei! Jangan berucap seperti itu oke?"
Nada halus dan tegas itu menyapa indra pendengar Aletta, membuat sang gadis itu mengangkat kepala nya menatap mata tegas milik David dengan pandangan terluka dan keraguan disana.

"T-tapi leta tak ingin di benci Kak Lisa"

Aletta berucap ragu, tangan mungilnya memilih rok nya dengan gugup membuat mereka semua menghela nafas bersama karna kebaikan hati Aletta.

Kenapa gadis ini selalu memikirkan Melisa?

Kenapa gadis mungil ini sangat ingin di sayangi Melisa?

Oh astgaaa, mereka tak habis pikir akan kebaikan hati Aletta.
Menghela nafas panjang Kiel dan Daniel mendekati sang adik mereka menarik pelan lengan Aletta lalu memeluk gadis itu dengan erat namun penuh kehati-hatian.

Membuat semua mata menahan gemas dan teriakan akibat ulah kedua pangeran ice itu, mereka merasa bahwa Aletta amat sangat beruntung karna bisa begitu disayangi oleh kedua lelaki itu dan juga teman-teman nya, banyak pasang mata yang menatap iri interaksi itu.

"Kamu gak harus melakukan itu yah sayang"
Daniel menatap Aletta yang saat ini tengah menahan air mata nya.

Kiel yang melihat air mata Aletta yang mengalir di kedua mata nya langsung saja menghapus jejak air mata itu dengan cepat tak ingin rasanya Kiel melihat matahari nya itu menangis, dia tak rela sungguh. Rasanya Kiel harus memberikan pelajaran untuk Melisa ketikan sudah dirumah, lihat saja apa yang akan Kiel lakukan untuk gadis itu.

THE PAIN IS TOO DEEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang