7.JANGAN MEMBENCI KU

52 11 1
                                    

Melisa dan Jihan masih nyaman di posisinya tak berniat beranjak dari taman belakang sekolah itu, sudah hampir 1 jam lebih mereka disana masih asik dengan pemikiran masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melisa dan Jihan masih nyaman di posisinya tak berniat beranjak dari taman belakang sekolah itu, sudah hampir 1 jam lebih mereka disana masih asik dengan pemikiran masing-masing.

"MELISAAA JIHAN SEDANG APA KALIAN DISANA! "
Teriak seorang guru diujung sana dengan marah, menatap kedua gadis itu dengan tajam.

Sedangkan nama yang dipanggil hanya bisa tersenyum lebar kearah Bu Monika-guru sejarah Indonesia yang lumayan killer di angkatan mereka.

Bu Monika berjalan ke arah kedua gadis tersebut dengan langkah cepat, Melisa dan Jihan dengan pasrah harus menerima ceramah dari sang guru, mereka langsung saja berdiri dari posisi awalnya menghadap ke Bu Monika yang saat ini sudah berdiri dihadapan mereka dengan tatapan tajam.

"Sekarang sudah jam berapa!"
Bu Monika bertanya dengan suara nyaring nya, membuat gendang telinga mereka rasanya ingin meledak saja.

"Jam 09:30 bu"
Jihan menjawab dengan suara pelan, sedang kan Melisa hanya diam saja dan melirik ke arah Jihan.

Bu Monika menghela nafas panjang, menatap kedua gadis didepan nya yang sudah amat sering dia ciduk, dan kenapa kedua gadis ini amat sering membolos ditempat yang sama?
Apa mereka tak ada tempat lain sekalinya taman sekolah ini?
Perasaan Bu Monika masih banyak tempat-tempat yang bagus untuk membolos!
Tapi kenapa kedua gadis ini membolos ditempat yang sama dan berakhir mereka di hukum!
Apa mereka tidak lelah?
Bu Monika saja mulai lelah menegur kedua nya, dan memberikan hukuman.

Oh astgaaa!
Tidak bisakah mereka mencari tempat lain agak tidak ketahuan?
Apa perlu Bu Monika beritahu tempat yang cocok untuk membolos?

OKE ABAIKAN pemikiran aneh dirinya.

"Sekarang alasan apa lagi yang akan kalian berikan kepada saya?"
Bu Monika berucap dengan lelah karna merasa amat bosan terus terusan menciduk kedua nya yang membolos.

Sedangkan Jihan dan Melisa asik mencari alasan yang bagus untuk mereka berikan kepada Bu Monika, entahlah kenapa saat ini tak ada alasan yang masuk akal di otak dangkal mereka, padahal biasanya mereka bisa membuat alasan dengan cepat, namun kali ini sepertinya mereka tak bisa menjawab.

Mungkin ini efek yang terus terusan ketahuan membolos!
Astga, Melisa sendiri lama lama mulai bosan sering ketahuan oleh guru didepannya ini, kenapa setiap dirinya dan Jihan sedang membolos sering sekali ketahuan?
Padahal anak anak lain jarang sekali ketahuan?
Sebenarnya anak-anak lain membolos dimana si? Sampai tak pernah ketahuan? Apakah Melisa harus bertanya?

Yap! Itu mungkin ide yang bagus.

Melisa tersenyum lebar dengan pandangan kosong, tak mengetahui bahwa saat ini Jihan dan Bu Monika menatap dirinya dengan horor karna ekpresi yang ditunjukkan Melisa terkesan seram sekali.

PLAKKK!

Jihan memukul lengan Melisa dengan nyaring, membuat Bu Monika dan Melisa pun terkejut. Melisa menatap Jihan sebal karna rasa sakit yang dia terima, sedangkan oknum dari pemukulan tersebut hanya bisa tersenyum tanpa dosa membuat Melisa kesal saja.

THE PAIN IS TOO DEEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang