Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeno termenung menatap jaemin yang tertidur di sampingnya. Tangannya bergerak menepikan anak rambut Jaemin yang menghalangi wajah manisnya. Ia terpaku sejenak dengan keindahan bulu mata panjang yang menghiasi kelopak mata Jaemin, menyembunyikan binar bulat kehitaman yang mempesona.
Pemuda miliknya itu sungguh imdah, selain fisiknya hati Jaemin juga baik. Jeno tidak bisa kehilangan Jaemin. Jeno akan melakukan segala cara agar Jaemin tetap berada di sampingnya.
Jaewon adalah kesalahan, ia berusaha memupuk kebencian. Jika ia terlalu mencintai putranya. Ia takut kehilangan sesuatu yang ia genggam kini.
Ia tidak bermaksud membenci Jaewon kala itu, sayangnya ucapan putri pertama Yoo sungguh berputar di kepalanya. "Aku meninggalkan Jaewon padamu agar aku dapat kembali kepelukanmu, aku punya alasan jelas untuk menemuimu. Kau akan mengingatku setiap melihat Jaewon".
Sungguh percaya diri, wanita itu tidak gentar walau sosoknya telah pergi meninggalkan anaknya untuk melanjutkan studinya di Pranciss.
Bagaimana jika Jaemin tahu? Apa Jaemin masih mau menerimanya? Ia punya masa lalu yang buruk bahkan ada sosok bernyawa sebagai bukti nyata dari kesalahan itu.
Sedangkan Jaemin punya trauma juga pandangan buruk tentang pasangan karena ayahnya. Dia besar tanpa kasih sayang seorang ayah. Marga Na yang ia sandang berasal dari ibunya. Ayahnya sudah memiliki keluarga yang harmonis dan meninggalkan ibu juga putra tunggalnya.
Ia takut Jaemin terluka. Dan kembali tidak percaya dengan cinta. Hyunjin yang selama ini merupakan mantan Jaemin bisa saja merebut Jaemin darinya kapanpun.
