.
.
Banyak typo dan butuh revisi
.
.
Happy Reading
Enjoy:)
.
.
Bagaimana luka tersebut bisa tersembuhkan? Jika pemiliknya saja enggan untuk membukanya perlahan.
_anonim
Jeno mengusap rambutnya kesal, ia melemparkan beberapa barang ke arah kotak besar di dekat meja kebesarannya. Keputusan atasan yang memindahkannya ke kantor cabang korea selatan tidak bisa ia ganggu gugat.
Jaemin bahkan kewalahan untuk menenangkan kekasihnya yang penuh amarah. Ia melingkarkan tangannya di pinggang Jeno dengan cepat mengusap punggung juga dada kekasihnya hingga napas memburu itu beransur-ansur tenang.
"Tidak apa-apa Jeno, aku dengar kantor cabang di korea sangat cantik, bangunan dan arsitekturnya lebih mewah dan modern dari kantor pusat... Belum lagi kau bisa dekat dengan keluargamu"
"Aku tidak mau meninggalkanmu, jika kebijakan menyangkut izin tinggal kau di pindah ke Jepang bukan?" nada suara Jeno berubah menjadi sendu, membuat Jaemin gemas, lihatlah Jeno seperti anak anjing yang memelas dan ingin dikasihani, padahal 3 detik yang lalu wajah garang tak tersentuh menghiasi wajahnya.
"Siapa bilang!, siapa yang meninggalkan siapa jeno? Lihat ini" Jaemin menyodorkan sebuah map ke arah Jeno dua helai kertas dengan tanda tangan petinggi perusahaan dan juga Jaemin.
"Aku akan ikut dengan dirimu ke Korea"
berbanding terbalik dengan pekikan senang Jaemin yang penuh dengan kejutan, Jeno dipenuhi rasa takut dihatinya. Ia terpaku sejenak dan memandang lurus ke arah Jaemin.
"Kau tidak senang?" Jaemin mengerucutkan bibirnya saat Jeno tidak memberikan reaksi seperti yang ia harapkan. Padahal ia memohon dengan segala pertimbangan dan meminta bantuan sana sini untuk memindahkannya ke kantor cabang di Korea.
"Bukan begitu Jaemin, aku hanya terkejut" Jeno membawa kekasihnya masuk pada pelukannya, tak ingin Jaemin melihat raut wajah muram penuh rasa takut yang kini terpancar jelas di sorot matanya. Jeno takut Jaemin kecewa dan meninggalkannya.
***
Haechan melangkah dengan anggun melewati koridor mewah di lantai paling atas menuju ruangan kekasihnya.
Senyumnya mengembang seketika saat melihat wajah lelah dari kekasihnya yang masih sibuk dengan tumpukkan berkas di meja kebesarannya. Kekasihnya itu masih belum menyadari kehadirannya meski pintu ruangan ia buka cukup keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coming Home
FanfikceEntah sejauh apapun mereka berjalan, pasti akan ada saatnya mereka kembali, ke tempat paling nyaman yang mereka sebut "Rumah"