S2'D' - Rencana

807 75 30
                                    


.

.

.

Udah lama yahh, sorry
(っ◞‸◟c)

.

Apakah ada yang masih baca cerita ini?
・゚・(。>д<。)・゚・

.

.

Happy Reading
.
Enjoy;)
.

.

Cinta itu hal gila, siapa yang tak percaya? Kerasionalan bisa hilang dengan sekejap mengatasnamakan cinta. Berjalan di sebuah danau es tipis yang dapat retak kapan pun.

Bandara Incheon, pemandangan yang familiar bagi Jeno, tidak ada perubahan signifikan dalam jangka waktu tiga tahun kepergiannya. Di tempat yang sama dimana Jeno mulai memutar otaknya dengan kenangan yang membuatnya menarik nafas berat, Jaemin dengan semangat menarik koper besar hitamnya sembari bersenandung kecil di lobi bandara.

Jeno hanya menatap punggung kekasihnya tanpa ada niatan untuk berjalan sejajar, matanya menelisik tajam sementara ia berusaha menghentikan otaknya untuk memutar segala kenangan menyebalkan.

Setelah insiden sebelumnya, dimana mereka bertengkar kecil, Jaemin mengulum senyum sudah biasa mereka bertengkar kecil lalu berjalan seolah tidak ada yang terjadi tanpa kata maaf. Hubungan mereka memang masih tergolong baru.

"Jangan terlalu lama, taksinya sudah menunggu di depan" Jaemin berteriak, tubuhnya berbalik menghadap ke arah Jeno yang berjarak 3 meter di belakangnya. Dengan wajah cemberut yang menggemaskan sukses membuat Jeno membalas dengan senyuman tipis dan berlari kecil menyusul kekasih manisnya yang merajuk.

"Kau terlalu bersemangat" Jeno mengusap lembut surai lelaki yang memiliki tinggi tidak jauh berbeda dengannya.

Jeno beralih pada koper Jaemin saat menemukan taksi yang di pesan keduanya untuk pergi ke Seoul, memasukkannya ke bagasi. Keduanya berniat beristirahat di apartemen baru yang dibeli Jaemin atas rekomendasi pemuda huang.

"Kau ada benarnya, aku ingin memberi kesan baik pada keluargamu, aku harus tampil menawan, bukan Untuk mendapat restu? " Jaemin mengikuti perkataan Jeno untuk istirahat terlebih dahulu di apartemen, mandi dan istirahat keduanya akan bertemu dengan keluarga Jeno dengan kondisi yang lebih baik.

Wajahnya berseri menatap pemandangan sungai Han yang sempat mereka lewati dari mobil. "Kau tau ini rasanya seperti mimpi, aku merasa menjadi pemeran drama korea melihat sungai han yang nyata di depanku" Jeno terkekeh menatap Jaemin yang antusias, dengan gemas ia mengecup ringan bibir merah muda yang asik membahas adegan drama yang sedang ia tonton.

"Kau mengemaskan, aku beruntung memiliki mu. Jangan pergi dari sisiku" Jaemin bersedih mendengar kata-kata manis yang kekasihnya katakan. Yah walau hatinya cukup lega melihat suasana hati Jeno yang mulai membaik semenjak pertengkaran kecil keduanya karena Jaemin yang merencanakan perpindahan lebih cepat.

Apartemen yang terbilang cukup mewah di daerah Seoul perlu waktu 2 jam lamanya dari bandara incheon tapi sepasang kekasih itu tidak tampak lelah sama sekali. "Akses kemanapun mudah di apartemen ini, kau mendapatkan apartemen yang bagus. Apartemen ini juga bagus untuk membesarkan anak" supir taksi itu mencoba berbasa-basi pada Jaemin saat menurunkan barang-barang, membuat guratan kemerahan tipis di pipinya. Anak ya? Jaemin belum pernah berpikir sejauh itu.

Coming HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang