Alaric pun dengan sabar menunggu Felisha di dalam mobilnya. Ia tidak peduli harus menunggu berjam-jam agar mereka bisa berbicara. Alaric pun memperhatikan setiap orang yang keluar masuk dari dalam gerbang kampus.
Ia tetap tidak beranjak dari posisi nya selama berjam-jam. Alaric merasa bingung mengapa ia tidak melihat keberadaan Felisha dari tadi. Ada yang janggal menurut nya. Alaric pun memutuskan keluar dari dalam mobilnya untuk mencari keberadaan Felisha.
Ia pun memeriksa kelas terakhir Felisha. Namun ia menggernyitkan dahinya bingung ketika ruang kelas itu sudah kosong. Tidak ada satu pun mahasiswa dan mahasiswi disana. Alaric pun baru menyadari kebodohannya sekarang.
Jalan keluar masuk di kampus ini ada banyak sekali. Bukan hanya satu jalan saja untuk keluar dan masuk. Alaric pun memutuskan untuk pulang, mungkin besok ia akan pergi menemui Felisha.
Sementara Felisha sendiri memang tidak mengingat janjinya bertemu dengan Alaric. Pasalnya ia sudah janji bertemu dengan temannya untuk kerja kelompok di sebuah cafe. Karena cafe yang kebetulan dekat dengan kampus. Hanya saja ia dan teman-temannya lewat jalur belakang. Karena jika lewat depan akan memutar.
Mereka berlima saat ini tengah fokus untuk berdiskusi. Sementara Felisha ia orang yang bertugas mengetik tugas mereka di komputer. Mereka berpikir jika kemampuan mengetik Felisha sangat baik dan juga cepat.
Sementara Kayla sedari tadi merasa pusing karena bertugas mencari referensi. Tadinya ia ada janji dengan pacarnya untuk pergi berkencan. Namun sayang ia harus membatalkan acaranya itu.
Mereka berlima mengerjakan tugas hingga pukul tujuh malam. Sebelumnya mereka sudah meminta ijin kepada orang tua mereka untuk kerja kelompok. Setelah mengerjakan seluruh tugas mereka satu persatu dari mereka pun mulai pulang.
Hingga tersisa Kayla dan juga Felisha. Felisha sedang menunggu Ayah nya, sementara Kayla menunggu sang pacar. Beberapa menit kemudian pacar Kayla pun datang. Ia mengendarai sebuah mobil, Kayla sempat menawarkan tumpangan kepada nya.
Namun Felisha pun langsung menolaknya dengan alasan jika Ayah nya akan menjemput nya. Selain itu ia juga tidak ingin menjadi nyamuk. Pasalnya jika sudah bertemu dengan sang pacar Kayla akan melupakan semuanya.
Mereka berdua tidak sungkan berbuat hal romantis di depannya. Bukannya iri, Felisha selalu merasa geli. Apalagi jika keduanya sudah memanggil dengan nama kesayangan mereka.
Lima belas menit ia menunggu namun Ayah nya belum terlihat. Felisha pun menghela nafasnya lelah. Hingga dering ponsel pun terdengar. Felisha tersenyum senang ketika melihat id si penelpon.
Ia pun langsung mengangkat teleponnya dan terdengar lah suara Ayah nya. "Maaf Sha, sepertinya ayah tidak bisa menjemput kamu. Mobil Ayah tiba-tiba mogok jadi harus di bawa ke bengkel-" ucap Ayahnya.
Telepon pun langsung terputus karena baterai ponsel Felisha yang lowbat. Felisha berdecak kesal, jika tahu begini ia lebih memilih ikut dengan temannya tadi. Memang tadi ada teman Felisha yang menawarkan tumpangan kepadanya. Namun Felisha langsung menolak nya karena takut merepotkan.
Felisha pun langsung bangkit dari duduknya. Ia melangkahkan kakinya menuju ke halte depan. Ia akan menunggu taxi yang lewat. Sebenarnya Felisha takut sendirian, ya meskipun jam masih menunjukkan pukul tujuh malam.
Jalanan di depannya juga ramai dengan kendaraan yang melintas. Tiba-tiba ada mobil yang berhenti tepat di depan halte. Felisha menatap acuh mobil itu. Tapi ketika melihat seseorang yang keluar dari dalam mobil membuat nya terkejut.
Pria itu pun melangkahkan kakinya menuju kearah Felisha. "Mengapa kamu terus menghindariku?" tanya Pria itu, yang tidak lain adalah Alaric. Felisha menggernyitkan dahinya bingung. Ia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Alaric.
Bukannya Alaric sudah membahas hal itu diruangan nya. "Mengapa kamu menghindari pertemuan denganku. Bukankah kamu janji akan memberikan waktu untuk kita berbicara" jelas Alaric.
Felisha pun langsung membelalakkan matanya. Seketika ia langsung melupakan jika ia sudah membuat janji dengan Alaric. "Maaf, bukan aku sengaja tapi aku benar-benar lupa" ucap Felisha. Lalu hening sejenak, Alaric tidak percaya jika Felisha melupakan janji bertemu dengan nya.
"Aku juga tidak menghindari kamu, setelah selesai mata kuliah terakhir. Aku ikut kerja kelompok" jelas Felisha. Entah kenapa Felisha malah menjelaskan semuanya kepada Alaric. Padahal jika ia mau ia tidak perlu melakukan hal itu.
Alaric pun menganggukkan kepalanya mengerti. "Baiklah biar aku antar kamu pulang" ucap Alaric. Felisha pun berniat menolak nya. Namun Alaric langsung menggenggam tangan Felisha, dan menariknya menuju ke mobil.
Setelah Felisha sudah duduk nyaman, Alaric pun langsung duduk kekursi kemudi. Ia pun langsung melajukan mobilnya membelah jalanan yang padat merayap.
Alaric pun langsung membuka suaranya. "Apa yang membuat kamu tidak percaya?" tanya Alaric. Felisha sempat menggernyitkan dahinya bingung. Namun beberapa menit setelah nya ia pun mengetahui apa yang dimaksud oleh Alaric. Alaric pasti membahas tentang Zayyan bukan.
"Aku percaya, karena apa yang terjadi itu bisa aku rasakan. Rasa sedih, senang, sakit, terharu, semuanya terasa nyata. Hanya saja aku merasa ragu setelah membaca sebuah novel" jelas Felisha. Alaric pun menganggukkan kepalanya mengerti.
Ia pun sudah pernah membaca novel itu. "Jika kamu benar-benar merasakan nya, kamu pasti tahu kan apa yang diucapkan oleh Zayyan. Apalagi jika hal itu yang membuat kamu terkesan" ucap Alaric.
Felisha langsung menganggukkan kepalanya yakin. Tentu saja ia akan mengingat semuanya. "Kamu tahu ada satu kalimat yang Zayyan ucapkan tapi tidak ada di dalam novel" ucap Alaric.
Hening sejenak, Felisha mencoba mengingat semua ucapan dari Zayyan. Tapi ia belum memastikan hal itu dalam novel. "Jika pun kita di pisahkan oleh kematian. Aku yakin aku bisa menemukan kamu di kehidupan berikutnya. Bahkan sampai tujuh kehidupan lagi pun aku akan mengenali kamu. Karena kamu selamanya yang akan menjadi belahan jiwaku" ucap Alaric.
Felisha tentu saja sangat ingat dengan kalimat itu. Kalimat yang sama persis diucapkan oleh Zayyan ketika Athalia menanyakan tentang kematian.
Flashback on.
Saat ini Zayyan dan Athalia sedang berada di gezebo dekat kolam renang di kediaman keluarga Saddam. Keduanya sibuk menatap indahnya langit malam. Tiba-tiba pertanyaan dari Athalia pun terlontar.
"Kak bagaimana jika kita akan berpisah nanti?" tanya Athalia. Zayyan pun mendengar nya merasa tidak senang. "Apa maksudmu kita tidak akan mungkin berpisah, aku akan selalu bersama dengan kamu" ucap Zayyan dengan tegas dan penuh keyakinan.
"Bagaimana jika kita berdua dipisahkan oleh kematian?" tanya Athalia kembali. Entah kenapa Athalia pun menanyakan hal ini kepada Zayyan. "Jika pun kita di pisahkan oleh kematian. Aku yakin aku bisa menemukan kamu di kehidupan berikutnya. Bahkan sampai tujuh kehidupan lagi pun aku akan mengenali kamu. Karena kamu selamanya yang akan menjadi belahan jiwaku" ucap Zayyan.
Mendengar jawaban Zayyan Athalia pun langsung tersenyum senang. "Makasih sudah memilih aku menjadi belahan jiwa kamu. Aku berharap ditujuh kehidupan berikutnya aku akan terus bersama dengan kamu" ucap Athalia berharap.
Zayyan pun mengharapkan hal yang sama dengan harapan Athalia. Ia berharap baik di kehidupan sekarang ataupun ditujuh kehidupan berikutnya ia akan terus bersama dengan Athalia, selamanya.
Flashback off.
💐💐💐
Declairs
Jumat, 3 Februari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Become The General's Wife In The Novel(END)
FantasyBagaimana jadinya jika Athaya seorang perempuan berumur 27 tahun. Tiba-tiba memasuki raga, seorang gadis berumur sembilan belas tahun. Dan gadis itu merupakan istri dari seorang jenderal yang saat ini tengah koma. Bagaimana sikap Athaya, apakah ia...