💐 Chapter 15 : Sedih💐

6.8K 639 12
                                    

Keesokan harinya, Athalia merasa terkejut ketika merasakan ada yang melingkar di perutnya. Ia tadinya ingin mendorong orang itu, tapi ia mencium aroma parfum maskulin yang sering di pakai Zayyan. Ia merasa gugup, ia tidak pernah seintim ini dengan lawan jenis.

Ia pun dengan perlahan menjauhkan tangan Zayyan. Setelah itu ia langsung berdiri dan langsung membersihkan tubuhnya. Setelah selesai ia pun memutuskan untuk pergi ke dapur. Ia sangat ingin membuatkan Zayyan sarapan.

Ketika ia tiba di dapur, ia bisa melihat Bi Teti yang sedang berkutat dengan peralatan memasak. "Bibi!" serunya. Hal itu membuat Bi Teti terkejut. "Non buat bibi terkejut" ucapnya. "Aduh maaf Bi" ucapnya canggung. Sementara Bi Teti langsung tersenyum. "Ga apa-apa non" jawabnya.

"Biar Lia bantu ya Bi" ucapnya. "Tidak perlu non" ucapnya. Namun Athalia pun memaksa, hingga akhirnya Bi Teti hanya bisa menuruti ucapan Athalia.

Mereka pun langsung memasak sarapan dengan diselingi oleh obrolan. Setelah selesai mereka langsung menatanya dimeja makan. Ketika Athalia sedang menata makanan diatas meja. Athalia merasa terkejut ketika ada yang memeluknya dari belakang.

Ia sangat hafal dengan wangi parfumnya, sementara Zayyan ia langsung menaruh dagunya di ceruk leher Athalia. "Aku mencarimu" ucap nya pelan tepat di samping kuping Athalia. Bukan hanya Bi Teti saja yang bisa melihat kelakuan Zayyan. Tapi seluruh art di rumah ini pun melihatnya.

Athalia yang merasa malu pun langsung mendorong tubuh Zayyan. "Ish Kak Zayyan ini apa-apaan sih!" gerutunya pelan, namun Zayyan masih bisa mendengarnya. "Ga apa-apa, ngapain malu orang sama istri sendiri" ucap Zayyan. Sementara Athalia dia hanya mengabaikan ucapan Zayyan. Merasa diabaikan, Zayyan pun langsung duduk di samping Athalia.

Athalia pun menyendokkan nasi untuk Zayyan, dan juga menaruh beberapa lauk diatasnya. Sementara Zayyan ia langsung tersenyum melihat perhatian Athalia. "Terimakasih istriku yang cantik" ucap Zayyan dengan nada menggoda. Sementara Athalia ia merasa malu dan senang dipuji seperti itu. Saat ini pipinya sudah memerah. "Ish apa sih" ucap nya dengan nada kesal.

Setelah itu mereka pun langsung makan dengan khidmat. Setelah makan, Zayyan memutuskan untuk pergi ke kamarnya untuk berganti baju. Athalia juga mengikuti Zayyan ia pun mempersiapkan pakaian yang akan dikenakan oleh Zayyan hari ini.

Setelah selesai, Athalia pun langsung mengantarkan Zayyan kedepan kediamannya. Disana sudah ada mobil yang terparkir, yang akan digunakan Zayyan saat ini. Ketika Zayyan akan masuk kedalam mobil, Zayyan membalikkan badannya.

Athalia merasa bingung. "Ada apa Kak Zayyan?" tanyanya. "Aku lupa membawa berkas yang berada di ruang kerja" ucap Zayyan. Tidak lama ponsel Zayyan berbunyi, Athalia pun langsung menawarkan dirinya untuk membawa berkas Zayyan itu. "Biar aku saja yang mengambilnya" ucap Athalia.

"Berkas nya berada di map biru, ada diatas meja di ruang kerja" ucap Zayyan. Athalia pun langsung menganggukkan kepalanya. Ia langsung masuk kedalam rumah. Sementara Zayyan ia langsung mengangkat telepon.

Ketika Athalia memasuki rumah, tepat di ruang makan. Ia bisa mendengar suara dua orang perempuan yang sedang membicarakan sesuatu. Semakin jaraknya dekat, ia bisa semakin jelas mendengar apa yang diucapkan oleh kedua orang itu.

"Iya aku merasa jika nona Athalia ini murahan, padahal status mereka belum jelas. Memang mereka sudah menikah dan surat pernikahan mereka pun sah. Tapi keduanya sama sekali tidak pernah menikah dan mengucapkan janji secara resmi" ucap pelayan A. Si pelayan B pun langsung menganggukkan kepalanya.

"Benar apalagi ketika mereka menikah tuan Zayyan sedang koma, apakah itu termasuk menikah?" ucap pelayan B. "Aku berpikir seperti nya nona Athalia yang menggoda tuan muda. Bagaimana mungkin ia bisa sesantai itu berhubungan layaknya suami istri tanpa ada ikatan yang belum resmi seperti itu" ucap pegawai A.

Athalia yang mendengarnya pun merasa sedih, apakah ia serendah itu. Lalu ia pun langsung berpikir, apakah pernikahannya dengan Zayyan itu sah. Tanpa Athalia sadari sedari tadi Zayyan pun ikut mendengar ucapan kedua pelayan tadi.

Tadinya ia ingin memberitahukan kepada Athalia jika berkas yang dicarinya ternyata sudah dia masukkan kedalam tas kerjanya. Namun ternyata ia ikut mendengar ucapan kedua pelayan wanita, yang menjelekkan Athalia.

Ketika kedua pelayan itu akan mengucapkan sesuatu lagi. Zayyan pun langsung memanggil Athalia. "Athalia!" panggilnya sambil berlari. Zayyan bertindak seperti itu, seakan-akan ia baru saja datang. Kedua pelayan wanita yang mendengar suara Zayyan segera membereskan pekerjaan dan pergi kebelakang.

Sementara Athalia yang mendengar Zayyan memanggil namanya langsung mengusap air matanya. Ia pun langsung berbalik menghadap Zayyan. "Ada apa Kak?" tanyanya. Zayyan dapat melihat sisa air mata di kedua mata Athalia. "Kamu menangis" ucap Zayyan. Athalia langsung gelagapan, ia pun langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak, tadi aku kelilipan" alibinya.

"Oh iya, Kak Zayyan memerlukan sesuatu?" tanya Athalia lagi, ia sengaja membuat pengalihan. Zayyan pun mengetahui maksud Athalia itu. "Aku hanya ingin memberitahu kamu, jika berkasnya ternyata ada di tas" ucap Zayyan. Sementara Athalia hanya menganggukkan kepalanya.

"Ya sudah lebih baik, Kak Zayyan berangkat sekarang takut terlambat" ucap Athalia. Athalia pun langsung melangkahkan kakinya menuju ke depan dengan diikuti oleh Zayyan. Lalu Athalia pun merasa bingung ketika melihat Zayyan yang masih diam saja. "Ada apa Kak, ada yang tertinggal?" tanyanya.

Zayyan pun langsung mengecup dahi Athalia. "Ini yang kurang" ucapnya. Sementara Athalia ia langsung menegang, kemudian ucapan kedua pelayan itu pun kembali terngiang di telinganya. Ia pun tanpa sadar meneteskan air matanya. Zayyan pun melihatnya, sebelum Zayyan berbicara Athalia pun sudah lebih dulu masuk.

Zayyan sangat ingin menyusul Athalia, dan menenangkannya. Namun asisten nya kembali mengingatkan dirinya tentang pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkannya. Zayyan pun langsung masuk kedalam mobil dengan mata yang terus memandangi Athalia yang masuk kedalam rumah. Hingga Athalia tidak terlihat dari jangkauan matanya.

Sementara Athalia ia langsung pergi kedalam kamar dengan berlari. Ia mengabaikan Bi Teti yang menyapanya. Saat ini ia hanya ingin sendiri menenangkan hatinya.

Tadi ketika Zayyan mencium dahinya, ia teringat dengan perkataan wanita tadi. Ia merasa sangat sedih. Ia juga menjadi ikut mempertanyakan tentang statusnya dengan Zayyan.

💐💐💐
Declairs
Rabu, 13 Juli 2022

Become The General's Wife In The Novel(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang