"Aku hamil."
"Bagaimana bisa?"
"Ya bisalah kan kita melakukannya sama sama."
"Tidak, aku tidak siap."
"Kamu tega ya sama aku?"
"Kamu kan tahu sendiri aku masih sekolah, aku gak bisa hidupin bayi tiba-tiba."
Klik...!
"JENOO...!!"
Lee Jaemin, sosok cantik dengan bulu mata lentik itu berteriak kesal ketika tangan seseorang tiba-tiba merebut remote TV dan mematikannya begitu saja. Ia ingin merebut kembali remote mengingat drama itu sedang berada di konflik panasnya tapi sosok itu sama sekali tak mengizinkannya.
"Keasyikan nonton TV, suami pulang malah gak disambut." Gerutu Lee Jeno suaminya.
"Jeno itu episode terakhir... Kemarikan remote nya." Jaemin merengek. Tidak asyik jika teman-temannya besok bercerita soal drama ini sementara hanya dia yang tidak mengikuti.
"Enggak. Kamu tuh kebanyakan nonton film kayak gitu jadi gak maju-maju."
"Kamu pikir kalau nonton porno bikin otak maju?"
Pembalasan Jaemin yang membuat Jeno meringis. Istrinya itu tahu saja jika dia sedang membawa kaset dalam tas nya menuntut segera dipraktekkan.
"Na, ngambek yah?" Tanya Jeno.
"Gak!"
"Itu bibirnya maju lima centi." Godanya sekali lagi.
"Apa sih?"
Kesalnya Jaemin adalah candu bagi Jeno. Dia sangat menikmati bibir yang mengerucut lucu, hidung yang kembang kempis serta jika beruntung dia akan mendapatkan cubitan rasa kasih sayang. Tapi setelahnya rasa kesal itu sudah hilang. Berubah menjadi rasa cinta yang mendalam.
"Iya deh, nanti kita nonton yah, tapi sekarang waktunya lovey dovey dulu." Jeno lekas menarik kepala Jaemin dalam pelukan sebelum dipemainkannya pipi kenyal tersebut.
"Jeno apa sih, kamu belum mandi, bau tau!" Berontak Jaemin.
"Bau bau gini juga kita sering satu keringet bareng Na."
Jika sudah begini Jaemin mana bisa menolak. Pelukan Jeno yang selalu menenangkan dan memberikan rasa aman. Padahal mereka baru berpisah 12 jam kerja tapi bak sudah berpisah 12 tahun. Saling berpelukan, mengendus juga membubuhkan kecupan. Hanya saja untuk tahap lebih jauh mereka memutuskan menundanya sejenak guna mengisi stamina.
"Tadi Bubu kesini?" Adalah panggilan kecil Jeno padanya mamanya -Lee Taeyong.
Sekarang mereka berdua sedang ada di meja makan. Jeno tahu karena tadi Mamanya sempat sms ingin berkunjung ke rumahnya. Kangen menantu soalnya.
Jaemin mengangguk. "Bawain jamu-jamu lagi tuh." Tunjukknya pada bingkisan yang ditaruh pada konter dapur.
"Tapi Bubu gak ngomong aneh-aneh kan Na?"
"Udah kebal Jen." Jaemin nya tersenyum. Itu berarti Jeno sudah tidak perlu khawatir dengan keadaannya lagi. Jeno pun langsung beringsut memeluk istrinya itu dari belakang sembari diberikannya ciuman.
"Katanya disuruh sering-sering olahraga lah, sering makan buah lah, minum gingseng lah, sampai disuruh periksa ke dokter."
"Sabar ya sayang." Ucapnya mengelus pundak Jaemin.
"Padahal kita kan nikah baru tiga tahun Jen, ada lho yang nikah selama sepuluh tahun baru dikasih anaknya."
"Ya itu namanya rizeki Na." Ujar Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Lines (NOMIN)
FanfictionJaemin dan Jeno adalah pasangan yang hanya menunggu saat membahagiakan itu tiba. cw: missgendering, bxb