Kring....!!!
Bunyi alarm sukses menganggu seorang gadis yang masih tertidur lelap di kamarnya. Ia menggeliat dalam selimut tebalnya, merasakan cahaya matahari yang mulai menerobos masuk melalui celah tirai jendela yang tak tertutup rapat. Ia pun segera menekan jam weker itu agar berhenti berbunyi dan melanjutkan tidurnya. Hingga tiba-tiba ia tergelonjak kaget mendapati tiga orang pria tengah berdiri di depan pintu kamarnya sembari menatapnya tajam. Dua pria menggulung lengannya di depan dada dan satunya lagi berkacak pinggang.
"Kamu mau bangun jam berapa Rey?" Ucap lelaki yang paling dewasa di antara ketiganya sembari berjalan menuju ranjang Reyna. Ya gadis itu adalah Reyna, seorang gadis berusia 16 tahun yang baru saja memasuki SMA.
"Ini tuh udah siang Rey. Kamu mau telat masuk sekolah hari pertama?" Ucap pria lainnya yang tak lain adalah kakak kedua Reyna. Kemudian ia berjalan menuju jendala dan membuka tirai itu hingga semua cahaya matahari dapat masuk dan menyilaukan mata.
Tak lama pria yang umurnya hanya selisih 2 tahun dengan Reyna itupun ikut bergabung dengan yang lainnya.
"Abang mau ikut marahin Rey?" Tanya Rey kepada abangnya yang ketiga."Engga" ucapnya singkat.
Reyna mengelus dadanya mengucapkan kata syukur.
"Tapi abang mau ngambek sama Rey" ucapnya kembali sukses membuat Reyna membulatkan matanya dan menoleh ke arah lelaki itu."Ih kok ngambek sih bang?" Ucap Reyna, kemudian ia bangkit dari tidurnya berjalan ke arah abang ketiga itu.
"Abang jangan ngambek ya sama Rey, Rey janji besok gaakan telat bangun lagi" ucapnya sambil mengangkat tangannya.
Jelas saja abangnya ini marah, karena semalam Reyna sudah berjanji akan berjalan-jalan pagi dengannya sebelum berangkat ke sekolah. Namun Reyna, tetaplah Reyna yang sulit sekali bangun pagi."Ya udah sana kamu mandi, siap-siap berangkat sekolah. Abang udah siapin sarapan di bawah" ucap abang pertamanya yang bernama Jaz.
"Jangan lupa dirapihin kamarnya sebelum berangkat" ucap bang Darren selaku abang keduanya.
"Gue tunggu di bawah, awas kalau lama gue tinggal. Dan gue masih ngambek sama lo" ucap abang ketiga yaitu Haikal yang sudah seperti sahabat bagi Reyna.
Ketiga abangnya itu kemudian keluar dari kamar Reyna dan melanjutkan kegiatan mereka. Reyna pun segera merapihkan kamarnya dan bergegas untuk mandi kemudian siap-siap takut apabila nanti abangnya akan makin memarahinya.
Sebenarnya ketiga abang Reyna sangatlah menyayangi Reyna, namun mereka tidak ingin Reyna menjadi anak yang manja terlebih saat ini kedua orang tua mereka tinggal di luar negeri karena papanya sekarang bekerja di sana. Dahulu mamanya Reyna yang selalu membantunya menyiapkan segala hal keperluannya, bahkan membangunkannya. Namun saat ini ketiga abangnya lah yang diberikan tanggung jawab untuk mengurus dan mendidik Reyna agar menjadi gadis yang mandiri. Reyna yang sudah paham akan situasinya pun harus mau menerima, meski sulit seperti kejadian pagi tadi. Namun, Reyna tetap akan berusaha agar tidak mengecewakan para abangnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 06.15, Reyna baru saja turun dari kamarnya. Ia menuju dapur, dan ketiga abangnya sudah menunggunya disana untuk sarapan."Lama banget sih Dek!" Ucap Haikal. Ya seperti itulah Haikal, kadang memanggil Reyna dengan sebutan dek, namun terkadang berbicara dengan kata lo gue. Semua itu tergantung moodnya.
"Maaf abang, tadi Rey nyiapin peralatan sekolah" ucap Reyna memohon maaf.
"Bukannya udah disiapin tadi malam ya?" Tanya Bang Darren yang duduk di samping Haikal.
"Semalem Rey lupa bang" ucap Reyna menyesal.
"Tapi ini udah disiapin semua kan? Gaada yang ketinggalan?" Tanya Darren lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/332547914-288-k329975.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadewa (END)
Ficção AdolescenteSadewa Chandra Mahendra pria yang tak pernah bisa menjalani kehidupan dengan tenang, bertemu dengan seorang gadis yang membuatnya jatuh hati. Namun, karenanya gadis itu justru mengalami teror dari musuhnya. Bagaimanakah Chandra melindungi sang gadis...