10

355 37 7
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.





















Al membuka kedua matanya.Seketika rasa pening menghampiri.Ahh mungkin akibat menangis tadi.

Ia bangun dari tidurnya.Masih mencoba mengumpulkan nyawa.Melihat ke penjuru kamarnya.

Kenapa sepi? Kemana Bintang? Bukannya tadi setelah menangis Bintang masih memeluknya?

Al memutuskan untuk mencuci muka nya dan bergegas mencari Bintang.Kan tidak elit jika Bintang hilang di dalam mansion nya.

Al menuruni tangga rumah nya.Berjalan menuju ruang tv.Tidak ada siapapun disana.

Di ruang keluarga pun juga tidak ada.Hingga sayup-sayup ia mendengar suara tawa dari arah dapur.

Sesampainya di ambang pintu dapur Al terdiam.Bintang sedang bersenda gurau dengan Papi Hyusa sembari memasak makan malam.

"Jadi di sekolah Al itu terkenal bad boy?" tanya Papi Hyusa.

"Iya Pi.Tapi bad boy nya kak Vero mah masih di batas wajar kok.Nggak sampai kelewat batas." ucap Bintang.

"Terus gimana ceritanya Al bisa nembak kamu?"

"Eumm kenapa Papi nanya itu?" malu-malu.

"Ya Papi penasaran aja sih.Soalnya kan Al mukanya lempeng kayak Papanya.Tapi punya daya tarik sendiri."

"Bener Pi.Apalagi kalau lagi serius ughhh ganteng banget Pi." ucap Bintang.

"Iya kahh?" pancing Papi yang menyadari bahwa Al berada di ambang pintu.Sedangkan Bintang belum menyadari nya.

"Iya Pi.Kak Vero itu emang boyfriend material banget.Paket lengkap." masih memuji.

"Nasi ayam kali ahh paket lengkap." canda Papi.

"Tapi Bintang masih nggak nyangka aja kenapa kak Vero itu bisa naksir sama Bintang.Padahal kan banyak cewek-cewek ataupun pihak bawah yang naksir sama kak Vero.Yang sepadan dan sederajat sama Kak Vero.Kenapa malah milih Bintang yang,-"

"Kamu itu spesial Dek." potong Al tiba-tiba.Bintang menoleh ke sumber suara.

"Kak Vero? Kakak udah bangun?" tanya nya.

"Hmmm." dehemnya lalu berjalan menghampiri Bintang."Jangan pernah berfikir kamu nggak pantes buat kakak.Kakak sayang sama kamu ya karena itu kamu.Bukan orang lain.Jadi jangan insecure." mengusap pelan rambut Bintang.

"Iya dehhh kak,"

"Good Boy." mengacak rambut Bintang.

"Ishhh Kaka mah kebiasaan banget sih." manyun.

"Gemes." tersenyum simpul.

"Ekhemm Al tolong panggil Papa kamu yaa.Makan malem udah mau siap." pinta Papi Hyusa dengan senyuman manisnya.

Al mengangguk dan berjalan menuju kamar utama milik kedua orang tuanya.

Acara makan malam berlangsung cukup khidmat.Di selingi beberapa pertanyaan yang Tuan Wijaya berikan kepada Bintang.

"Jadi kamu mendapatkan beasiswa penuh hingga lulus SMA nanti?" tanya beliau.

Bersama Bintang [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang