Chapter 02: Destined Meeting

1.2K 229 7
                                    

“Kita tidak akan pernah tahu takdir mempertemukan kita dengan siapa.”
- Just B, YourBie03

II CHAPTER II

°°°

Tap tap tap. Sorot mata semua orang kini tertuju ke arah perempuan paruh baya yang berjalan menuju ruangan bimbingan konseling itu. Hingga perempuan dengan gaya elegan itu memasuki ruangan itu, melihat sang anak yang memar di bagian wajah.

"Ah Nyonya Uchiha Mikoto, Anda sudah datang?" tanya Kabuto, sosok guru muda yang juga bekerja sebagai guru bimbingan konseling itu.

"Jadi, ada apa?" tanyanya.

"Ah ini, bukan masalah besar. Itachi hanya berkelahi dengan temannya," ucap Kabuto sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Kami tidak berteman," ucap Sasuke datar.

Mikoto menolehkan kepalanya, menatap Sasuke yang baru saja bersuara. Ditatapnya lekat-lekat wajah anak laki-laki itu, merasa bahwa wajah anak laki-laki itu mirip dengan wajah suaminya bahkan sudut matanya yang tajam. Satu-satunya yang membedakan adalah tatapan anak itu cukup hangat meskipun tengah diselimuti amarah.

"Cih." Itachi yang babak belur mendecih mendengarnya, menatap sinis Sasuke yang hanya luka pada bagian sudut bibirnya.

"Sejujurnya saya berpikir jika permasalahan ini tidak perlu dibesar-besarkan. Maafkan saya karena Nyonya harus repot-repot datang kem-"

"Diselesaikan baik-baik apanya?!!" Suara teriakan dari ambang pintu menarik perhatian semua orang di dalam sana.

"Bunda?!" Naruto, Sasuke dan Sakura berucap secara bersamaan, tampak terkejut melihat Haruno Mebuki yang merupakan Bunda Sakura berdiri di ambang pintu dengan wajah yang penuh amarah.

"Tidak tidak, aku tidak mau berdamai!!" ucap Mebuki dengan tegas, berjalan menghampiri Sasuke.

Perempuan yang sudah dua tahun menjadi ibu tunggal itu lantas menyentuh dagu Sasuke, melihat luka di sudut bibirnya. "Tidakkah kalian lihat anakku terluka?!"

"Tapi kondisi Itachi leb-" "Apa? Kau mau bilang lebih parah? Bukankah dia yang memulai duluan? Aku mendengarnya. Jika bukan karena dia memukul kepala putriku, putra-putraku tidak akan bereaksi kepadanya," sela Mebuki dengan tatapan tajam.

"Hei Ibu Tua, putrimu melemparkan sepatunya kepadaku," ucap Itachi dengan tidak sopan.

"Aku kan tidak sengaja, aku juga sudah minta maaf," ucap Sakura tak terima dengan pernyataan Itachi apalagi laki-laki itu berbicara tidak sopan kepada bundanya.

"Itachi, benar kau memukul perempuan?" tanya Mikoto dengan tatapan tajamnya ke arah putra semata wayangnya itu.

Itachi mendecih mendengar pertanyaan itu. "Ya, aku memukulnya dengan sepatunya."

"Itachi?! Apakah Mama pernah mengajarimu kasar kepada perempuan?!" bentak Mikoto membuat Itachi menghembuskan nafas jengah.

"Aku tidak mau tahu, dia harus minta maaf kepada anak-anakku. Anak-anakku tidak bersalah, mereka tidak menggangu orang jika tidak diganggu duluan," ucap Mebuki tak terima.

High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang