“Kenangan masa lalu bisa menjadi hal yang paling menakutkan untuk dikenang.”
- Just B, YourBie03VII CHAPTER VII
°°°
Naruto mengikat kotak-kotak berukuran sedang itu dengan telaten meskipun simpul talinya tak sebagus buatan Sakura. "Oke, sudah."
"Yang ini juga sudah," ucap Sakura yang sudah selesai mengikat kotak berisi buku-buku lama mereka itu.
Setelah dikumpulkan, mereka mendapat dua kotak berukuran sedang sehingga rasanya masih bisa mereka bawa meskipun tetap saja berat.
"Kalau begitu aku bawa kotak yang ini lalu Sasuke kotak yang itu," ucap Naruto menunjuk kotak yang baru saja diikat oleh Sakura.
"Lalu kotak makanannya bagaimana?" tanya Sakura menunjuk kotak makanan kayu dari Kushina yang cukup besar.
"Ah aku saja yang mem-" "Tidak!!" Belum sempat Sakura menyelesaikan kalimatnya, Naruto dan Sasuke sudah berteriak menyelanya.
"Kenapa? Memangnya siapa lagi yang mau membawanya? Kalian sudah membawa buku," ucap Sakura tak terima dengan penolakan mentah-mentah dari kedua sahabatnya itu.
"Sasuke kau bawa bukunya, aku bawa kotak makanannya," ucap Naruto membuat Sasuke menganggukkan kepalanya sementara Sakura mendelik mendengarnya.
"Oh ayolah, aku bisa membawanya," ucap Sakura setengah merengek, merasa dirinya tak selemah itu untuk membawa kotak makanan kayu itu.
"Tidak Sakura, kau pikir kami ini laki-laki macam apa yang membiarkan perempuan membawa barang berat? Tidak tidak," ucap Naruto menolak dengan tegas membuat Sakura memajukan bibirnya.
"Aku kan tidak selemah itu," ucap Sakura.
"Ya sudah, jadi perempuan yang lemah saja. Biarkan pekerjaan yang sulit dan berat dilakukan oleh laki-laki," ucap Naruto dengan santainya.
"Hei, kau tidak boleh mendiskriminasiku hanya karena aku perempuan. Kami perempuan juga bisa melakukannya," ucap Sakura membuat Naruto rasanya ingin berteriak frustrasi, begitu sulit untuk bicara kepada Sakura.
"Kami tidak mendiskriminasimu Sakuraaaaa...." ucap Naruto yang sudah frustrasi, tidak tahu harus mengatakan apalagi agar Sakura berhenti.
"Kau benar-benar ingin membantu?" tanya Sasuke membuat Sakura menolehkan kepalanya, menatap laki-laki itu sembari menganggukkan kepalanya.
"Bantu doa," ucap Sasuke mengambil kotak buku yang berada tak jauh dari kaki Sakura sementara perempuan itu kali ini mencibirnya.
"Sudahlah, ayo kita berangkat. Jangan sampai lewat makan siang, nanti mereka sudah makan," ucap Naruto yang terburu-buru mengangkat kotak makanan kayu itu.
"Hn," sahut Sasuke.
Sakura menghembuskan nafasnya kasar. "Ya sudah, ayo."
°°°
Mikoto melepaskan kacamata hitamnya, menatap gedung panti asuhan yang berada di depan mobilnya berhenti. Perempuan paruh baya itu berusaha mengatur nafasnya, berusaha untuk tenang ketika ingatan kelam di masa lalunya mulai menghantuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School
FanfictionMenjadi bayi yang tak diinginkan dan terlahir cacat jantung bukanlah keinginan Sasuke, ia tak pernah ingin dibuang ke panti asuhan atau bahkan mendapatkan orang tua angkat sekalipun mereka sangat menyayanginya. Sasuke membenci takdirnya yang seolah...