part 7

5.2K 202 13
                                    

Aku melihat suram wajahku yang kini sudah terpoles cantik didepan cermin . Aku mengakui hari ini aku terlihat sangat cantik, tapi buat apa cantik sementara aku sama sekali tidak merasa bahagia berada disini . Hayalan - hayalan konyol bermunculan satu persatu didalam otak . Apa yang telah aku perbuat hingga harus menerima semua ini dengan kesediham .

Tok..tok...
Ketukan kamar mampu membuyarkan semua yang ada dalam pikiran . Tak lama mama muncul dari balik pintu dengan penampilan yang sudah rapi, walau sudah tua tapi mama masih saja terlihat fress dengan panutan kebaya merah yang dia kenakan sekarang .

Beliau menghampiriku dengan senyum sumringah, melihat dia bahagia seperti itu malah membuat aku ciut.. pasalnya aku tidak mungkin tega melihat beliau sedih cuma karna diriku . Dia membelai lembut rambutku dan memperbaiki bedak yang menurutnya sedikit tidak beraturan . Aku hanya mampu memperhatikannya, dan tanpa sadar ditengah keseriusan aku menjatuhka setetes air mata, mama tentu melihatnya.. beliau menatapku penuh keraguan .

"Mama salah yaa.." ucapnya gunda. Dengan pelan aku menggeleng dan menggenggam erat tangannya .

"Ini kemauan ify..." kataku dengan secuil keikhlasan .

"Maafin mama dan papa karna sudah buat kamu sedih..."

"Hei ada apa ini ? Aku baik - baik saja.." ujarku dengan cengiran khas seorang ify, bertujuan mengembalikan semangat mama nya.

Aku tersenyum getir sambil memandang ponsel, 'dia dimana ' batinku bertanya . Berulang kali aku mencoa menghubunginya, tapi sayang tidak pernah diangkat .

"Ada apa ?" Mama bertanya padaku saat melihat kegelisahan ku sekarang yang sedari tadi memandangi ponsel genggam .

"Tidak ada..." jawabku santai sambil menyunggingkan seulah senyum tipis dan beliau juga membalasnya dengan senyum yang merekah .

"Non, mempelai pria nya sudah tiba..." bibi tiba - tiba datang dan memberitau bahwa keluarga calon suamiku sudah tiba .

Seketika dadaku berdegup kencang, wajahku memucat dan tubuhku mengigil akibat terlalu takut . Mama yang melihat perubahan ku dengan lembut menggenggam tanganku agar aku bisa lebih tenang .

***
Dari atas aku bisa melihat ada banyak orang yang asik berbincang ria dengan kerabat masing - masing . Aku mengeratkan peganganku pada mama, semakin kesini dadaku semakin berdegup lebih kencang . Dengan sabar mama menuntun ku turun kebawah dan saat itu juga perhatian para undangan tertuju pada kami berdua .

"Anak mu sangat cantik hanafi.." kata zeth sengan terus berdecak kagum dengan keindahan calon mantunya .

Kami melangkah mendekati keluarga calon mantu . Mereka menyambut ku dengan sangat baik, aku salami mereka satu persatu .

"Rio.. yo..." amanda memanggil rio yang sedari tadi diam memperhatikan ify .

"Rio ih..." dengan geram amanda memukul bahu anaknya sedikit keras, sampai dia benar - benar sadar .

"Eh iya mah .." rio sadar dari lamunan dan bersikap salting karna kepegok tengah memperhatikan ify tanpa berkedip .

Semua tertawa tak terkecuali aku yang tersipu malu karna dikagumi calon suamiku sendiri . Sebagai tanda hormat aku juga menyalaminya dengan sopan . Dia nampak ragu dan malu menerima uluran tanganku . Aku bisa merasakan tanganya sangat dingin, sama sepertiku .

.

"Saya trima nikah dan kawinnya alyssa saufika umari bin hanafi dengan seperangkat alat sholat dan perhiasan senilai 45 karat dibayar tunai..." dengan lantang dalam satu nafas rio mengucapkannya tanpa cacat sama sekali . Aku saja sampai tak menyangka dia akan mengucapkannya sangat lancar .

cinta beginiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang