part 26

5.8K 161 2
                                    

Maaf yaa ngaret banget, abis akhir - akhir ini sibuk dengan tugas menumpuk. Maklumlah udah kelas 12, jadi udah dekat mau ujian nasional guys...

CEkidot!!!

Ify terus saja berfikir, bagaimana bisa ia diam saja dan membiarkan masalah ini dihadapi rio seorang diri. Ify mencari cara bagaimana dirinya membereskan semua ini .

Disaat keseriusannya mencari cara, tiba - tiba ia menemukan sebuah ide yang sejujurnya dirinya juga tidak yakin akan berhasil. Ify mencari kontak seseorang yang ia kenal, yaitu pak ridwan.

Ify menunggu jawabaan dari pak ridwan seraya bergumam dan memohon agar beliau mengangkatnya.

"Halo"
"Halo pak, ini saya ify"
"Eh iya bu, ada apa?"
"Hmmm bapak tau gak shilla tinggal dimana?"
"Waduhh, saya juga kurang yakin bu. Soalnya seingat saya hanya rumahnya yang beberapa tahun lalu"
"Huh, apa tidak ada yang tau alamat shilla sekarang?"
"Saya rasa itu tidak ada bu, lagian buat apa ibu menanyakan hal itu malam - malam begin?"
"Mmmm tidak ada kok pak, cuma pengen tau aja"
"Oh"
"Ya sudah, kalo begitu maaf udah mengganggu bapak malam - malam begini"
"Eh iya bu, tidak apa - apa"
"Ya udah, selamat malam pak"

Sivia yang kebetulan saat itu bersama papanya tak sengaja mendengar percakapan papanya dengan ify di telfon tadi. Tapi bila disimak dari permbicaraannya, pasti ify sedang merencanakan sesuatu. Jika tidak, mana mungkin ia rela menelpon papanya larut malam seperti ini.

"Kamu tidak pulang nak?" Tanya pak ridwan.

"Apa? Mmmm i..iya.." sahut sivia gugup. Dengan santai ia bangkit dan meraih tas kecilnya .

"Kamu hati - hati yaa, ini udah jam 10 malam" pesan papanya. Sivia mengangguk pelan, seraya menyalami papanya.

"Mmm pah, sivia boleh pinjam kunci ruangannya sivia bentar aja" sivia bertanya saat sesuatu terlintas dipikirannya.

"Buat apa? Ini sudah malam" tanya papanya bingung .

"Ada barang sivja yang ketinggalan didalam, bentat aja.. plisss" mohonnya dengan sangat.
"Ya sudah, tapi cepat yaa.." serahnya .

Sivia langsung mengambilnya dan beranjak pergi berlari dengan cepat menuju ruangannya. Untungnya saja kantor ini walau sudah tutup masih tetap difasilitasi penerangan yang cukup, ditambah dengan penjagaan ketat para stpam yang bertugas ke semua titik.

Sivia mencari berkas yang awalanya tertatap rapi, kini sudah berantaka. "Dimana yaaa?" Gumam sivia yang terus saja mencari.

"Dapat, akhirnya" pekiknya.

Maka setelah dapat sivia pun kembali keluar dan mengunci kembali ruangannya. Ia kembali keruangan papanya untuk mengembalikan kunci kepada beliau.

"Pah, makasih yaa" ucapnya senang.

Pak ridwan menatap aneh anaknya yang tiba - tiba bahagia "iya sayang, apa yang kamu bawa?"

"Oh ini, catatan sivia yang harus dikerjain" sivia berasan didepan papanya agar beliau tidak curiga.

"Ya sudah, malam ini papa akan balik ke apartemen" kata papanya.

"Oke pah, kalo gitu sivia balik yaa" pamitnya seraya menyalami ulang tangan papanya dengan hormat.

.

Sudah sekitar 7 menitan ify mondar mondir memikirkan apa yang harus ia lakukan . Cara satu satunya yaitu menemui cakka . Dengan gerakan cepat ia bangkit mengambil jacket dan tas didalam kamar.

Pukul 10 lewat 15 malam ify meninggalkan rumah dalam keadaan tertutup rapat. ify menyetop taksi dan langsung memasukinya dengan terburu - buru.

.

cinta beginiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang