part 15

5.8K 176 4
                                    

Ting.. tong.. ting... tong...

"Iya sebentar.." seru rio yang berlari membukakan pintu, tanpa diberitau rio sudah tau siapa yang datang.

"Halo tante, halo om" salam rio dengan sangat sopan sambil mencium tangan mereka satu persatu.

"Ya ampunnn, kamu semakin tampan saja anakku.." puji tante gina kepada rio.

"Makasih tante.." ucap rio dengan senyum tipis.

"Bagaimana keadaan kalian nak?" Kali ini om hanafi mengeluarkan suaranya.

"Baik kok om.." jawab rio sedikit ragu, karna sesungguhnya keadan rumah tangannya sedang tidak baik.

Rio mempersilahkan mereka masuk kedalam, karna sangat tidak baik jika membiarkan kedua orang tua ini berdiri didepan rumah. Didalam hati rio berharap ify bisa berperilaku profesional didepan orang tuanya. Tapi jika mengingat amukan ify tadi membuat rio ragu akan hal itu.

"Rio manggil ify dulu yaa.. misi." Rio meminta ijin untuk memanggil ify.

Cukup merasa tegang saat tau dirinya akan bertemu dengan ify, ingatannya kembali pada percecokan dirinya bersama sang istri tadi siang.

Tok..tok..tok..

"Ify.. ify kamu bisa gk keluar dulu, di bawah ada tante gina dan om hanafi" seru rio dari luar berharap ada sahutan dari dala. Sana .

"Fy, plisss profesional dikit dulu.. jangan biarin mereka tau kalo kita...."

CLEG

Ify keluar dengan tatapan yang sangat tajam dan menyeramkan, matanya mengeluarkan aura panas yang siapa saja akan kikuk melihatnya . Rio saja harus menelan ludah dalam - dalam melihat ify menatapnya seperti itu . Walau sesungguhnya rio belum tau persis alasan akan perubahan ify terhadapnya .

Ify berjalan mendahului nya tanpa berbicara apa - apa. Rio menutup pintu kamar istrinya, tapi sebelum benar - benar tertutup rio sempat melihat sebuah tas besar berwarna biru diatas tempat tidurnya ify. Karna penasaran rio masuk kedalm untuk memastikan apa isi didalam tas tersebut.

"Baju?" Gumam rio pelan.

Ada segurat rasa lega didalam hati rio, pikirannya bahwa ify akan pergi bersama untuk rekreasi. Awalnya rio takut ify nantinya tidak akan pergi dan melaporkan masalah rumah tangga mereka pada orang tuanya.

Dan akhirnya rio membereskan kembali tas ify dan lantas keluar menyambut kedatangan mertuanya. Disana rio melihat ify tertawa lepas didepan kedua manusia paruh baya tersebut, tak terasa sudut bibir rio terangkat membentuk sebuah senyuman tipis.

"Gimana rio, kamu sudap siap - siap?" Tanya tante gina . Iya mengiyakan dengan anggukan kepala pelan.

"Oke, sekarang kita pergi.. takutnya kita kemalaman" om hanafi pun bangkit seraya melirik jam tangannya .

"Ify ambil tas dulu yaa.." saat hendak ify pergi mengambil tas, tiba - tiba tangan nya ditahan olrh rio.

"Biar aku yang ambilin" ucao rio terdengar tegas, hingga akhirnya ify hanya membiarkannya saja tanpa menyahutnya.

Ify berjalan keluar bersama kedua orang tuanya. Selama perjalanan ocehan mamanya bagaikan angin yang tidak sibggah dalam ingatannya, dan entah mengapa perasaannya semakin tidak senang jika terus menerus berperilaku cuek kepada rio.

"Sayang kamu kenapa? " tanya mamanya sebab ify hanya diam saja.

"Eh, ap..apa mah?"

Tante gina hanya geleng - geleng kepala melihat tingkah anaknya yang sekarang suka melamun sendiri.

cinta beginiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang