Magic

165 17 3
                                    

He's lost in doubt, all he cares about

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

He's lost in doubt, all he cares about.
Is to find a way of fitting in.

══════ ∘◦❁◦∘ ══════

"A-JIE!"

Hari demi hari berlalu tanpa disadari. Puri yang tadinya begitu sepi karena pemiliknya telah lama pergi, kini menjadi sangat bising.

Terima kasih kepada Wei WuXian yang akan mengeluh setiap beberapa saat pada pelajaran etika.

"A-Ying, aku kan sudah bilang, pelajaran etika tidak cocok untukmu," omel Hou ChunXi.

Wei WuXian merengut. "Habisnya aku lihat Yi-jie um ... itu ... itu pokoknya!"

Alis si gadis Hou terangkat sebelah. "Tidak perlu," katanya datar. "A-Ying, kau itu sudah beretika, tidak perlu lagi belajar etika. Jadi dirimu saja, itu sudah cukup."

Wei WuXian mendengus pelan. "Terus aku harus belajar apa, jie?" tanyanya dengan tatapan lelah.

Helaan napas lelah dan tatapan yang menyiratkan rasa frustrasi memang jadi hobi Wei WuXian dan Hou ChunXi akhir-akhir ini.

Wei WuXian bersikeras ingin melakukan sesuatu untuk bisa menjadi layak dipanggil sebagai pangeran. Hou ChunXi bersikeras kalau anak itu tidak perlu melakukan apapun.

Meskipun sudah ditekankan berkali-kali kalau Wei WuXian diterima apa adanya dan tidak perlu melakukan apapun, tetap saja dia memaksakan diri. Dalam hal keras kepala, memangnya siapa yang bisa mengalahkannya?

Oh ... benar, Lan WangJi lebih keras kepala.

Lupakan si Lan keras kepala itu, fokus kepada Wei WuXian dan perasaan tidak pantasnya itu.

Mata Hou ChunXi menatap dengan serius. "Sihir," katanya singkat, menunggu reaksi si pemuda Wei sebelum menjelaskan lebih lanjut.

Ketika tidak ada reaksi negatif apapun selain ekspresi bingung di wajahnya, Hou ChunXi melanjutkan. "Di sini, energi spiritual tidak begitu berguna."

"Apa?!" pekik Wei WuXian. "Maksud jiejie tidak peduli setinggi apapun kultivasi mereka, mereka jadi lemah di sini?"

Anggukan menjadi satu-satunya jawaban dari pertanyaannya. Hou ChunXi sebenarnya merasa tidak nyaman membahas topik ini. Hou Jia, ibunya, walaupun dirinya seorang penyihir tingkat tinggi, lebih memilih membangun Xianjing menggunakan energi spritual dan mengandalkan kultivasi energi Yang.

Tentu saja, sekte kecil seperti itu hanya akan hancur jika diterjang petaka dalam bentuk sekter besar.

Berbeda dengan Hou Jia, Hou ChunXi merasa dirinya tidak cukup bodoh untuk mengikuti jejak ibunya. Maka dari itu, dia membangun Xianjing berdasarkan banyak energi.

Dan sihir ... adalah salah satunya. Yang paling kuat dan berpengaruh.

"Dengar A-Ying, Hou Jia-maksudku, ibuku merupakan seorang penyihir tingkat tinggi dulu. Menurutmu aku yang putrinya ini tidak bisa menggunakan sihir?"

D A I S YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang