Prolog

2.3K 84 9
                                    

Hai, namaku (Fullname), orang-orang biasa memanggilku (Name). Aku tinggal bersama nenekku sejak orang tuaku bercerai saat aku masih kecil. Mereka pergi entah ke mana dan aku tidak tau keberadaannya. Tapi, cerita ini bukan tentang kehidupanku bersama nenekku melainkan tentang pengalaman tak terduga setelah aku meninggal dan bereinkarnasi di dunia yang aneh. Penasaran? Mari simak penjelasannya.

Pagi itu, seperti biasa aku terburu-buru karena bangun kesiangan untuk sekolah. Tanpa sempat sarapan, aku bergegas berlari melalui jalan pintas. Di tengah jalan, mataku tak sengaja tertuju pada jambu besar yang tergantung di pohon dengan matang sempurna. Dahannya pendek membuatku tak bisa menahan diri untuk mengambilnya. Tanpa pikir panjang aku meraihnya dengan cepat dan kabur, takut dengan pemiliknya yang galak dan pelit.

Sesampainya di sekolah dengan nafas tersengal-sengal, aku hampir saja terlambat untuk upacara bendera. Tapi tiba-tiba aku tersadar tidak membawa topi, terpaksa aku berdiri di barisan depan menghadap langsung matahari yang memancar panas menyengat. Untungnya aku tidak sendirian, ada teman kelasku yang ikut dihukum jadi bisa berbagi rasa malu.

Saat pelajaran berlangsung, perutku tiba-tiba terasa mules. Mungkin akibat makan jambu yang aku curi tadi pagi. Akhirnya aku minta ijin ke toilet, namun ketika baru kembali ke kelas aku ditunjuk untuk mengerjakan soal matematika. Beruntung aku masih bisa mengingat materi yang diajarkan minggu sebelumnya sehingga aku mampu menyelesaikan soal itu dengan mudah.

Ketika pulang sekolah, hujan tiba-tiba turun dengan derasnya membuatku terpaksa meneduh di bawah atap warung kecil  karena aku tidak membawa payung. Setelah hujan sedikit reda aku melanjutkan perjalanan pulang. Namun tiba-tiba aku dikejar oleh sekelompok angsa yang sedang berendam di air hujan, padahal aku tidak menggangu mereka.

Karena jalanan licin setelah hujan, aku terpeleset dan kepalaku membentur batu dengan keras. Setelah itu, semuanya menjadi gelap.

Perlahan-lahan aku membuka mataku. Aku mencium aroma obat menyengat dan melihat tanganku terpasang infus. Namun anehnya tanganku terlihat kecil seperti anak SD.

Tiba-tiba pintu terbuka, seorang pria dengan mata berwarna biru sapphire masuk. Dia memandangku dengan tatapan terkejut. Aku bingung, apa ada yang salah dengan wajahku?

"(Name), kamu sudah sadar," katanya sambil memeluk dan menciumi wajahku.

"Mama senang kamu sudah sadar," ucapnya.

Aku kaget, mengapa pria ini mengaku sebagai ibuku?

"Hah, mama? Mustahil pria di depanku ini mamaku!" pikirku dalam kebingungan.

"Maaf, tapi om siapa?" tanyaku bingung.

Pria itu terlihat terkejut. "(N-Name), aku ini ibumu. (Name) tak ingat sama mama?" tanyanya dengan nada sedih.

Aku hanya menggelengkan kepala membuatnya terlihat semakin sedih. Dia keluar memanggil dokter. Setelah beberapa saat dokter datang dan memeriksaku. Dia menjelaskan bahwa aku mengalami amnesia akibat demam tinggi.

"Apa ingatan anakku bisa pulih?" tanya pria itu khawatir.

"Bisa tapi perlu waktu, saya harap anda bisa sabar untuk pemulihannya" jawab dokter itu sebelum meninggalkan ruangan.

Pria itu menangis, aku memutuskan untuk menghiburnya. Aku memegang tangannya dan berkata, "Mama jangan sedih. Aku pasti sembuh"

Dia memelukku erat dan meminta maaf karena tidak bisa merawatku dengan baik, "Mama minta maaf. Mama tidak becus mengurus kamu"

Dan sialnya aku ikut menangis.

Nah, itu ceritanya, akan ku lanjut lagi ceritanya nanti.











Bersambung

He's My MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang