1

1.4K 84 9
                                    

Aku sangat bingung. Barusan aku terpeleset dan ketika bangun aku berada di tempat yang sangat asing. Yang lebih anehnya lagi ada seorang pria yang mengaku sebagai ibuku. Kupikir dia wanita dengan wajah laki-laki, tapi ternyata dia adalah pria tulen.

Tapi mukanya lumayan unyu sama cantik sih:D

Aneh, rasanya seperti aku terdampar di sebuah cerita fiksi. Mungkin saja aku benar-benar terlahir kembali di dunia omegaverse. Kalau iya statusku di sini sebagai alpha atau omega?

Lalu kemana pemilik tubuh asli ini? Apakah dia juga bereinkarnasi ke dunia lain? Atau orang ini sudah meninggal?

Aku memandang cermin melihat penampilan tubuh baruku. Rambutku sebahu dan warna matanya merah ruby. Tubuhku pendek mirip dengan anak SD, mungkin sekitar kelas 1 atau 2. Nama baruku juga mirip dengan namaku sebelumnya. (Name) Cyclone, hanya beda nama belakang.

Tiba-tiba ada ketukan pintu.

"Kak (Name) dipanggil mama katanya disuruh makan"

"Iya Gem tunggu sebentar"

Oh iya, aku hampir lupa mengatakan bahwa aku mempunyai adik laki-laki, umurnya sekitar lima tahun. Saat dia tau aku hilang ingatan, Gempa menangis guling-guling di lantai karena kakak kesayangannya tidak mengingatnya. Aku merasa kasihan padanya meskipun akhirnya tertawa karena menurutku itu lucu.

Tapi aku terkejut saat pria itu, ibu baruku memberitahu bahwa Gempa ini bukan adik kandungku melainkan adik tiri. Dulu dia ditemukan pingsan di depan ruko kosong ketika aku dan mamaku berjalan-jalan cari makan malam. Karena ibuku orang baik, Gempa akhirnya di bawa ke rumah sakit. Setelah sadar Gempa menceritakan bahwa dia disuruh ibu kandungnya untuk menunggu di depan ruko kosong tersebut. Namun sudah lima hari ibunya tidak datang.

Pasti dia dibuang.

Mama sudah melapor kepada polisi tapi sampai sekarang belum ada perkembangan. Akhirnya mamaku memutuskan untuk mengadopsinya. Baik bangetkan mamaku.

"Nah, ini untuk (Name)," pria itu maksudku mama menyodorkan piring berisi nasi dan sup ayam. Aku mencoba sup itu dan rasanya enak sekali.

"Gimana? Enak kan? Itu sup kesukaan (Name)," kata mamaku.

"Enak banget, Ma. Mama jago banget masak," ucapku. Baru sehari saja aku sudah akrab dengan mereka.

"Syukurlah. Nanti habis makan kita jalan-jalan"

"Jalan-jalan ke mana?," tanya Gempa dengan mulut penuh makanan.

"Kemana aja. Siapa tau ingatan (Name) bisa kembali, iya kan sayang", ucap mamaku dengan tatapan lembut. Aku hanya mengangguk sebagai balasannya.

Selesai makan, kami bertiga langsung pergi jalan-jalan dengan motor. Beberapa saat, kemudian kami berhenti di depan gerbang sekolah dasar.

"Ini sekolahnya (Name). Senin depan,(Name) bisa masuk sekolah lagi," kata mama.

"Ma, (Name) kelas berapa?"

"Kelas 1"

"Kalau Gempa?"

"Gempa masih TK. Nanti kalau Gempa sudah lulus bisa satu sekolahan dengan (Name)," jelasnya.

"Yey, bisa bareng sama kak (Name)," ucap Gempa dengan riang.

Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan lagi dan berhenti di kedai es krim yang terlihat sepi karena baru buka.

"Hai, Gopal. Apa kabar?" sapa mamaku setelah memarkirkan motornya.

"Eh, Taufan, kabarku baik," balas Gopal.

Oalah ternyata namanya Taufan. Namanya mirip angin puting beliung nggak sih.

"Tumben baru buka"

"Hehe, tadi ada urusan"

Kami duduk di bangku yang sudah tertata rapi. Lalu mama memberikan buku menu dan memintaku untuk memilih menu yang kuinginkan. Dengan mudahnya Gempa memilih menunya sedangkan aku masih bingung harus pesan apa karena terlalu banyak.

"(Name) sudah belum?" tanya mama Taufan.

"Belum ,Ma. (Name) bingung mau milih yang mana," jawabku.

Mama diam sebentar sebelum akhirnya menunjuk salah satu menu bertulis 'strawberry sundae'.

"Gimana kalau yang ini? Ini kan es krim kesukaanmu".

"Iya, Ma. Yang ini aja"

Pesanan kemudian dibuat. Aku menatap sekeliling tempat ini, rasanya familiar seperti aku pernah berkunjung ke sini sebelumnya. Mungkin ini bagian dari ingatan pemilik tubuh ini. Entah mengapa, aku merasa seolah-olah telah merebut kehidupannya.

Apakah aku benar-benar telah merebut kehidupannya?

Kalau iya berarti aku jahat banget seenaknya merebut kebahagian orang. Tapi kan aku juga tidak tau kenapa bisa ada di sini. Kalau aku mengatakan jika sebenarnya aku bukan dari dunia ini, Gempa dan mama tidak akan percaya. Yang ada mereka akan berpikir kalau aku membenci mereka.

"(Name) kok melamun? Kamu sakit?" tanya mamaku, sementara tangannya menyentuh dahiku dengan penuh kekhawatiran.

"Tidak, Ma. Aku cuma ngantuk," jawabku. Huh, gara-gara aku mama jadi khawatir.

Beberapa menit kemudian pesanan kami datang. Es krim dengan saus strawberry dan topping strawberry utuh terlihat sangat menggugah selera. Ini pertama kalinya akan mencicipi makanan seperti ini. Gempa terlihat sangat lahap sampai mulutnya belepotan, sepertinya itu es krim favoritnya. Sementara itu mama sesekali mengobrol dengan temannya, menikmati suasana hangat di kedai ini.

Cukup lama kami di sana, sampai akhirnya mamaku memutuskan untuk pulang ke rumah setelah membayar pesanannya. Lagi pula sekarang sudah sore dan langit terlihat mendung, mungkin sebentar lagi akan hujan. Setelah sampai di rumah, mama menyuruhku dan Gempa untuk mandi.

Tapi Gempa tidak mau mandi sendirian, dia ingin mandi bersamaku. Tentu saja aku menolaknya karena malu.

"Pokoknya Gemgem mau mandi sama kak (Name)!"

Akhirnya aku harus menuruti keinginannya karena dia terlihat hampir menangis.

"Gem, burungmu kok kecil banget?"

"Biarin, nanti kalau sudah besar burung Gempa bisa gede kayak mama"

"Kok kamu tau sih punya mama gede?"

"Soalnya dulu kita pernah mandi bareng mama"

GILAAAA!!!!

Seharusnya aku nggak usah bahas buwung mana aku cewek lagi:⁠'⁠(












Bersambung

He's My MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang