Thirty Two [Revisi]

3.8K 173 3
                                        

032.

《》

"Widihh, pasukan berani mati," kekeh Ivy menyesap susu cokelatnya.

"Cembokur?" Tanya Bella.

"Mikir dulu," Ivy seakan tak perduli dan masih tetap menyesap minumannya.

"Istri macam apa sih?" Sinis Jesi.

"Macam bidadari," gadis bersurai hitam panjang itu tergelak.

"Nyeh," sahabat-sahabatnya malah enggan meladeni ketidak pedulian seorang Ivy.

Di sisi lain, Erlang mendesis tak suka ketika para cewek-cewek centil itu berdebat dengan teman-temannya untuk duduk bersama mereka.

'Tubuh bini gue lebih bagus dari pada mereka,' batin Erlang menundukan padangannya, belum juga ia melihat tubuh istrinya secara keseluruhan malah ingin dinodai, tidak!

Buk

Lisa meringis ketika kaleng susu melayang di kepalanya dengan kuat. Ia berbalik dan tatapan Bella menghunus tajam ke arahnya tak lupa Calypso juga ikut.

"Apa-apaan sih lo?!" Bentak Chloe, teman Lisa.

"Singkirin itu sampah dari tangan pacar gue," ucap Bella menunjuk tangan Lisa yang memegang lengan Saka, walau terlihat sekali lelaki satu itu sangat tak suka dan jijik.

"Pacar? Mimpi lo!" Lisa berteriak kesal.

"Heh, buto ijo! Kudet banget sampe gak tau hot news pagi ini," tawa semua orang di kantin terdengar ketika Ivy angkat suara.

"Positif thinking aja, hp mereka dijual buat nabung beli baju baru, " Berlian menimpali.

Raut emosi tercetak jelas di wajah para gadis itu. Dengan kasarnya ia mendorong bahu Ivy namun, gadis itu tak bergeming. Lantas Ivy mendorong tubuh Chloe terjungkal ke belakang karena dorongan Ivy tak main-main.

"Saking lemesnya gara-gara main di ranjang semalaman dorong bahu gue aja gak mampu. Makanya kalau main di ranj-"

Ivy memberontak kala sebuah tangan besar menutup mulutnya. Melirik dan wajah datar Erlang yang ia dapat membuat ia gugup.

"Pergi!" Bentak Erlang menatap tajam mereka membuat mereka mau tak mau kabur.

"Vica!" panggil seseorang yang berada di samping Erlang. Tentu saja Erlang mendelik kesal karena selain dua sahabat masa kecil istrinya masih ada orang lain yang memanggil nama Vica itu.

"APA! MANGGIL-MANGGIL?!" jawab Ivy ngegas lalu menoleh ke sampingnya, masih emosi dia.

"Manggil doang, gak rindu sama mantan?" keadaan hening.

Tiba-tiba cowok itu dikejutkan dengan aksi Erlang yang mencengkram kuat kerah bajunya tak lupa tatapan tajam bak elang suami Ivy itu layangkan. Sebelum terjadi pertumpahan darah, Ivy segera menghentikan Erlang.

"Eh eh, sabar sabar Erlang ya, sabar. Heh upil kuda maksud lo apa hah?" dengan kasarnya Ivy mendorong bahu cowok itu.

Cowok bernama lengkap Laskar Atharis, cowok yang pernah Ivy suka pas SMP dulu sekaligus teman kelas Ivy saat masih di Bandung.

"Ternyata preman Bandung sama ketua Andromeda emang beneran pacaran ya? gue kira cuman simpang siur," terdengar kekehan di akhirnya.

"Maksudnya apa ya? Preman Bandung siapa?" tanya Ivy dengan mata melotot pada Laskar.

"Alah! sok polos lo! Gak inget gara-gara lo sok polos gue masuk rumah sakit tiga hari. Tiga hari Vica!" ucap Laskar sambil mengancungkan lima jarinya.

"Btw, itu lima bukan tiga," tegur Sakti.

Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang