"Lo siap—"
Protesan Hyunsuk terpotong kala telunjuk lawannya menempel pada bibirnya, memberi isyarat agar tak berisik. "Ssst!"
Adegan, dimana Hyunsuk dan lawannya akan bertemu kembali dengan sedikit masalah, terputar dalam benaknya. Hyunsuk melihat itu.
Park Jihoon.
Hyunsuk melihat, dirinya yang terbaring tanpa sehelai kain. Dan juga, ia tak sendiri. Disana, ada lawannya yang bersamanya saat ini.
Park Jihoon, nama yang sempat ia sebut dalam hatinya.
Dada bidang dengan potongan-potongan seperti roti bantal. Mengukung tubuh mungilnya yang bergerak gelisah. Mata tajam indah secara bersamaan yang menatapnya dengan sayu. Tangan berurat yang bersiap mengoc—
Hey! Apa yang ia lihat?
Menyadari hal itu, Hyunsuk lantas menepis tangan yang sedaritadi berada pada posisinya. Ah, dan jangan lupakan wajahnya yang bersemu merah.
Merasa tak sopan, lawan Hyunsuk meminta maaf. "S-sorry!"
Pencahayaan yang temaram, menyamarkan rona merah pada wajah si manis. Hyunsuk menatap lawannya dalam diam. Ganteng.
"Gw cek dulu." ucap si lawan Hyunsuk. Kemudian berdiri, menengok kanan dan kiri, memastikan sesuatu.
"Udah gaada." ucapnya lagi dan menarik Hyunsuk yang masih terduduk pada tempatnya. "Sorry!"
Hyunsuk menukik alis, "buat?"
"T-tadi ada orang yang kayaknya nguntit 'lo. Makanya gw seret kesini."
"Lo gagap?" ngga sadar, sungguh. Hyunsuk menampar mulutnya yang tak tahu diri. Udah ditolong, ngga bilang makasih, malah ngomong gitu!
Si lawan bicara hanya terkekeh, "gw Park Jihoon." ucapnya mengulurkan tangan, mengajak Hyunsuk berkenalan.
"Udah tau!"
ekhem, Hyunsuk salting. Sekali lagi, dia ngga sadar!
Jihoon masih menatap Hyunsuk, menunggu tangan si manis menyambut tangan besarnya. Walau heran darimana si manis ini mengetahui namanya. "Gw orang baru loh."
Sedangkan, si empu malah menatap tangan besar itu dengan tatapan kosong. Adegan itu, kembali terputar dalam benaknya.
Bagaimana ya rasany—cukup! Jangan ingat lagi. Hyunsuk, ayo kembali pada realita.
"C-Choi Hyunsuk." menyambut dengan ragu tangan Jihoon. Sangat pas. Tangan kecilnya nampak sangat pas digenggaman dominant di depannya.
Hyunsuk sudah tahu, si Jihoon-Jihoon ini pasti dominant. Ya kan, dalam waktu dekat atau lambat mereka akan— ah, lupakan!
"Tau nama gw darimana?"
Mampus! Makanya, kalo ngomong mikir dulu Suk!, Merutuki diri dalam hati, ia tak tahu harus menjawab apa sekarang. Tak mungkin kan, Hyunsuk mengatakan jika dirinya memiliki sixth sense? Apalagi pada si Jihoon-Jihoon yang baru dikenalnya ini.
"Kak Suk!"
Atensi keduanya berpindah, menoleh ke sumber suara. Hyunsuk sedikit bernafas lega, ia tak perlu mencari alasan untuk jawaban Jihoon.
Disana, ada Junghwan. "Kakak ngapain? Ngga langsung pulang, biasanya kan langsung kerumah."
"Ngga ngapa-ngapain, ayok pulang."
Jihoon? Menatap punggung yang kian menjauh, lalu hilang ditelan sebuah gang. "Manis."
KAMU SEDANG MEMBACA
hoonsuk ; for kiss [disc.]
Fanfictionhanya karena salah satu anggota tubuh seseorang menyentuh bibirnya, ia bisa menerawang masa depan. just ff Hoonsuk area! Jihoon-dom Hyunsuk-sub 18+ INGAT YA! INI CUMA FIKSI, JANGAN DI SANGKUT PAUTKAN DENGAN REALIFE. OKE?