FK - 11

792 59 2
                                    

"Kakak... beneran?"

Hyunsuk sedikit tersenyum, kemudian mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Haruto. "Udah hampir sebulan." Lanjutnya menambahkan sedikit penjelasan.

Maka, dengan otomatis manik sipit milik Haruto melebar. "Kok engga kasih tahu aku? curang ish!"

Hyunsuk tertawa kecil. "Curang darimananya? Kakak engga ngapa-ngapain." Balasnya walaupun ia tahu maksudnya.

Haruto itu tipe anak yang menceritakan semuanya pada seseorang yang terdekat. Contohnya, ia memberitahu soal hubungannya dengan Jeongwoo, bagaimana Jeongwoo menyatakan cinta padanya, bagaimana Jeongwoo mengurusnya, bagaimana Jeongwoo membuat kesal dirinya, dan bagaimana cara laki-laki itu membujuknya.

Semuanya Haruto ceritakan. Dan Hyunsuk, mendengarkan apa yang selalu keluar dari bibir laki-laki manis didepannya. Memberikan reaksi yang sedikit berlebihan agar lawannya bisa tertawa.

Karena, menurut Hyunsuk, Haruto itu pemuda rapuh. Masalah kecil saja, ia bisa menangis sesenggukan saat itu juga. Namun, nampaknya, Haruto berhasil menyembunyikan beberapa masalah yang dialaminya dengan tawaan tipu muslihatnya.

"Ya Kakak curang! Waktu itu aku kasih tahu kalo aku pacaran sama Jongu. Kakak malah diem-diem aja kayak ngga ada apa-apa. Malah hampir sebulan aku ngga tahu apa-apa!" Haruto memprotes panjang, bibirnya maju mengerucut lucu.

"Berisik banget bayi!"

Siapa? Tentu saja tuan muda Jeongwoo.

"Aw! Sakit, Kak!"

Dengan posisi Jeongwoo yang duduk disamping Hyunsuk, dengan mudah pula anak Choi itu menggeplak si Park. "Mending lo diem."

Haruto disebrang meja menertawakan sang kekasih. Sesekali mengejek. Lagipula, siapa suruh mengganggu Haruto ketika dua pemuda manis itu sedang bercengkrama?

Hyunsuk mengurungkan niatnya untuk membalas protesan Haruto. Dari arah punggung lawannya bicara saat ini, ada pemuda lain yang datang. itu Jihoon.

"Lama! Untung ada Haru sama Jeongwoo." Protes Hyunsuk pada manusia yang baru menempatkan pantatnya pada kursi.

Si empu malah terkekeh. "Panggilan alam." Hyunsuk memicing. Beralih fokus pada Haruto kembali.

"Aku udah lama ngga liat Kak Asa. Pindah sekolah kah?"

Benar juga apa yang dikatakan Haruto. Sudah sekitar satu minggu Hyunsuk tak menemukan Asahi dikelasnya.

Hyunsuk sempat bertanya pada beberapa orang yang sekelas dengan Asahi. Dan jawabannya sedikit membingungkan. Ada yang menjawab jika Asahi sakit, ada pula yang mengatakan jika pemuda itu izin karena suatu hal. Lebih membingungkan lagi, Hyunsuk tak bisa menemui sang ketua kelas. Seolah-olah bersembunyi. 

Apa pemuda itu menjadi korban lagi?

Hyunsuk sudah memastikan tak ada perundungan lagi untuk Asahi. Sudah berkali-kali ia mengecek hasil tangkapan CCTV dikelas Asahi, namun tak ada tanda-tanda jika anak itu dirundung atau lainnya.

"Ah!" Refleknya ketika ponsel dalam genggamannya berdering. Ngga tersimpan, siapa?

Sambungan terputus. "Ji, anterin ke rumah sakit ya?" Jihoon mengangguk. "Duluan ya Haru!" Hyunsuk beranjak tergesa, sedangkan Jihoon tetap santai pada tempatnya.

"Cepetan!" Hyunsuk menarik Jihoon dengan paksa. "Lelet!"



















Hyunsuk berlari tergesa. Meninggalkan Jihoon yang masih berada diparkiran rumah sakit. Kemudian, Jihoon juga berlari mengikuti arah Hyunsuk menuju.

hoonsuk ; for kiss [disc.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang