FK - 13

498 45 10
                                    

⚠️ frontal word!


mendengar kalimat yang ditujukan untuknya, Hyunsuk melirik sekilas pada wanita itu. Wanita yang sialnya harus Hyunsuk akui sebagai ibunya.

"Orang gila." Setelah memaki, ia kembali melanjutkan menuntun Asahi.

"Hey, jangan terburu-buru. Ibumu ini masih ingin melihatmu menderita." ujarnya kemudian tertawa.

Tanpa Hyunsuk sadari, ada orang lain yang dengan tiba-tiba menarik Asahi dari dirinya. Menghempaskan Asahi ke lantai begitu saja. "Bajingan!" pekik Hyunsuk.

Ia tak habis fikir. Entah dendam apa yang disimpan oleh sang ibu tiri pada dirinya hingga melakukan ini semua. Setelah sang Kakak, kemudian Asahi. Hyunsuk curiga, bisa jadi perpisahan orangtuanya diakibatkan oleh jalang satu ini. Begitu Hyunsuk menyebutnya.

"Kau bisa mengulanginya, sayang?" 

Hyunsuk menarik nafas. "Sinting!" teriaknya frustasi. "Bangsat! Lo udah ngorbanin Kakak gw, dan sekarang lo malah jadiin temen gw buat korbannya!"

Peduli setan dengan sopan santun, Hyunsuk teramat marah. Lagipula, wanita itu bukan ibu kandungnya kan?

"Ga cukup cuma Kakak? Terus, lo gunain temen gw, buat gw ngerasa menderita gitu?" Nadanya terdengar mengejek.

"Oh, sudah tau jika pelakunya aku? Kau mendapatkan buktinya?"

Sungguh, Hyunsuk benar-benar tak habis fikir. "Emang ya, jalang kayak lo meresahkan."

"Jaga ucapanmu, bocah!"

Hyunsuk tertawa remeh. "Terus? Gw kudu sopan? Minimal ga hamil luar nikah!"

"Hyunsuk!"

"Nge fans ya, lo?" sinis Hyunsuk. Kemudian, ia kembali membantu Asahi untuk berdiri. "Ga usah macem-macem sama gw kalian semua." todong Hyunsuk pada tiga laki-laki bertubuh besar disana.

Tentu saja, mereka tak peduli dengan perintah Hyunsuk. Senyum miring lagi-lagi terukir diwajah manisnya—ralat, iblisnya. "Dibayar berapa kalian pada? Oh, dibayar pake memek dia ya?"

"Dasar bocah ngga tau di untung! Habisi dia." Perintah itu ia berikan pada tiga laki-laki bertubuh besar yang Hyunsuk tebak adalah anak buah.

"Bacot, jalang!" Hyunsuk tak peduli, ia masih menuntun Asahi.

"Akh! Bangsat!"

Hyunsuk memegangi kepalanya, mencoba menghilangkan rasa ngilu di bagian tengkuknya. Sialnya, ia justru terjatuh dan tak sadarkan diri.

"HYUNSUK!"

Atensi keseluruhan manusia sadar didalam ruangan teralih pada sumber suara. Jihoon berdiri tepat didepan pintu, dengan wajah lebam di beberapa bagian.

"Oh? Ada pahlawan lagi."

Wanita yang tidak diketahui oleh Jihoon, berucap demikian yang diakhiri dengan senyuman remeh. "Duh, Hyunsuk-nya udah pingsan, gimana dong?" Nadanya mendramatisir.

Tak lama kemudian, Jaehyuk serta Jeongwoo berdiri di masing-masing sisi Jihoon setelah berlari.

Bersama pasukan dari kepolisian tentunya.

"Sialan!"

Jihoon melangkah maju, agaknya ia ingin menghabisi manusia-manusia itu. Namun, ditahan oleh dua temannya. "Jangan bodoh, Bang. Ada polisi."

Jihoon menarik nafas sebentar, kemudian ia mencoba melepaskan diri dari teman-temannya setelah dirasa sudah cukup tenang.

Para pelaku segera diringkus. Hyunsuk serta Asahi dibawa ke rumah sakit. Jihoon terus-menerus menggenggam tangan kecil sang kekasih, menangis, menggumamkan kata maaf karena ia terlambat datang.

Tak beda jauh dengan Jihoon, Jaehyuk juga kelimpungan, ia seakan merasakan sakit yang sama, yang tengah dialami oleh Asahi.

Hingga sampai di rumah sakit. Jihoon masih menangis. Ia menyesal karena tak bersama kekasihnya, ia menyesal karena telah meninggalkan kekasihnya tadi, ia sangat menyesal.

Dokter keluar dari ruang Hyunsuk dirawat, dan mengatakan Hyunsuk baik-baik saja. Ia hanya pingsan karena pukulan terlalu keras. Dalam beberapa jam, ia akan kembali sadar. Begitu tutur sang dokter.

Jihoon masuk kedalam ruang rawat si manis. Ia duduk disamping ranjang. Meraih tangan kecil itu, mengelusnya dengan lembut. "Maaf, aku terlambat." Lagi-lagi kalimat itu yang keluar.

Jika saja Hyunsuk berada dalam kesadarannya, mungkin ia sudah menggeplak kepala Jihoon, karena muak mendengar kalimat yang sama.

Pintu terbuka, menampilkan pemuda lain berdiri disana. "Kak Hyunsuk kenapa bang? Kok dia bisa gini?"

Benar, itu Junghwan.

Jihoon menggeleng. Ia tak mampu membuka suara untuk membalas pertanyaan si adik kekasihnya ini.

"Kalian tadi juga tiba-tiba pergi anjir. Gue susulin di cafetaria ga ada."

"Sorry." suara Jihoon terdengar berat. Bukan berat khas cwo ganteng, tapi berat habis nangis.

Junghwan mengangguk. "Cerita dong, Kak Hyunsuk kenapa."

Jihoon kembali menggeleng. Ntahlah, rasanya sangat berat ketika ia membuka mulut dan berusaha mengeluarkan semua suara soal Hyunsuk yang seperti ini.

"Serius ga cerita? Wah, parah lo, Bang. Ga gue restuin jadi Abang ipar nih?" Junghwan mengancam, bercanda tentunya.

Jihoon tak bergeming, tetap tak membuka suara. Junghwan tentunya paham, "gue pesenin makan dulu aja ya bang. Belum makan malem kan ya?" Jihoon mengangguk sebagai respon.

"Lanjutin aja nangisnya, duluan ya." Kemudian, Junghwan melangkah keluar.

Sementara, itu di ruangan lainnya. Ada Asahi yang juga masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Ada juga Jaehyuk yang senantiasa menemani si Kakak manis.

"Kakak,"

Asahi menoleh perlahan, menatap Jaehyuk sendu. Asahi tahu, laki-laki yang lebih muda pasti juga merasakan sakit yang sama dengan yang dirasakannya.

"Caranya biar Kakak cepet sembuh gimana?"

Si empu tersenyum tipis. "Sakit ya, Jae?"

Jaehyuk mengangguk. "Iya, sakit banget tahu. Kenapa ngga dipindah ke aku aja semuanya? Kenapa cuma sebagian?"

Asahi mengerutkan kening. Aneh. "Maksud kamu?"

"Aku ngga suka liat Kakak sakit." Balas Jaehyuk, tak lupa dengan bibir yang mengerucut seolah ia bersedih. Emang sedih sih.

"Maaf, Kak. Harusnya Jae ngga ninggalin Kakak disana, padahal Jae tahu kalo—"

"Sst! Berisik!" Asahi mendesis mengisyaratkan Jaehyuk untuk diam. "Diem, aku mau bobok."

"Ga boleh, Kakak belom makan."

"Ga peduli, Ga laper."

"Makan dulu lah."

"Ga laper Jae, aku ngantuk."

"Makan."

Sial. Asahi bergidik. Jaehyuk dan dominan-nya itu perpaduan yang mengerikan untuk rohani-nya.

tbc!

anjay feat jaesahi.
sama kayak yang ail bilang di book sebelah, ini tabungan terakhir, wkwk. buat chapter lanjutnya bakal lama, soalnya akun yang ail pake buat nulis lagi error, dan ail ga bisa nulissss TT
dadahhh 👋

hoonsuk ; for kiss [disc.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang