11

22 12 1
                                    

Esoknya, Ziah mendengar notifikasi Line miliknya dan terlihat beberapa pesan yang dikirim oleh sahabatnya saat masih jadi anggota organisasi fotografi kampusnya, Shutter Shoot Club. Ia bernama Helena Fuji.

Fuji ShutterShoot
Zi? Di rumah?
Aku kerja di Deket rumahmu btw.
Rumahmu dimana sih?

Ziah
Rumahku di perumahan Griya Cempaka Putih.
Kamu kerja dimana emang?

Fuji ShutterShoot
Di perumahan Cempaka Sari Boulevard, deket gedung kesenian Miss Tjitjih.

Ziah
Oh di jalan Cempaka baru? Deket itu sih dari rumahku.

Fuji ShutterShoot
Ya makanya.
Siang nanti ketemu yuk?

Ziah
Hayuk. Jam berapa? Kamu kerja ada istirahatnya ngga?

Fuji ShutterShoot
Ya ada lah.
Istirahat jam 12.00-01.30an sih. Gimana?

Ziah
Ya udah nanti ke cafe Deket tempat kamu kerja aja. Aku tau kok tempatnya.

Fuji ShutterShoot
Oke, see you cantik!
Read

Ziah segera mandi dan bersiap karena nanti siang ia ingin menemui sahabatnya semasa masih aktif di organisasi kampusnya. Karena ia sudah lama tak bertemu dengan sahabatnya itu, ia benar-benar ingin bertemu dengan Fuji dan ingin mengutarakan semua rasa kesalnya terhadap Haje seperti ia sering cerita tentang semua masalahnya saat masih di organisasi dulu. Fuji bahkan tahu betul bagaimana perjalanan dan lika-liku hubungan Ziah dan Haje. Apalagi Haje dan bandnya sempat menyewa kamar kos yang ia gunakan sebagai basecamp bandnya bersama dengan Krishna.

Karena sempat ada pemadam listrik sebentar, Ziah mau tak mau harus telat datang. Sehingga ia segera menghubungi sahabatnya itu via Line.

Ziah
Ji, maaf kalo agak telat ya.

Fuji ShutterShoot
Ok jam berapa?

Ziah
Diangka menit 30 paling lama. Ini lagi siap-siap.

Fuji ShutterShoot
Okok ditunggu.
Soalnya aku paling sampe jam 1an. 😊

Ziah

Otw Ji.

Fuji ShutterShoot
Oke.

...

Fuji ShutterShoot
Zi, udah nyampe belum?

Panggilan suara tak terjawab pukul 12.27

Ziah
(Ziah sent a picture)
Ji, udah sampe.

Fuji ShutterShoot
Otw.
Read

Ziah menoleh saat mendengar sebuah langkah kaki mendekat ke arahnya. Ia melihat sosok Fuji yang tinggi itu sedang berjalan ke arahnya.

"Ya ampun kamu apa kabar?" tanya Fuji senang. Ziah tersenyum.

"Baik, baik," jawab Ziah.

"Masih suka naik motor? Luar biasa emang. Mana gak pake helm lagi!" tanya Fuji. Ziah terkekeh.

"Ya kan ini deket Ji, kalo deket ngapain pake helm dah? Ya udah yuk ke cafe. Ntar kamu keburu masuk lagi," ucap Ziah, Fuji langsung menaiki motor Ziah. Ziah langsung melajukan motornya ke cafe yang letaknya tak jauh dari tempat kerja Fuji. Saat mereka sudah sampai, Fuji dan Ziah langsung pesan makanan.

"Ji?" Fuji menoleh saat Ziah memanggilnya.

"Eh? Kenapa?" Fuji tersentak saat dengan tiba-tiba Ziah memeluknya dengan erat. Setahu Fuji, Ziah akan bersikap seperti itu jika kesehatan mentalnya terganggu.

Volcano • Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang