18

15 9 0
                                    

Mentari pagi yang hangat itu menyinari jendela kamar Ziah sehingga gadis yang awalnya masih terlelap dalam balutan selimut itu mulai menggeliat. Ia mulai terbangun dari dunia alam bawah sadarnya dan menguap lebar. Sesekali juga ia meregangkan tubuhnya dengan cara mengangkat kedua tangannya itu ke atas.

"WHAT?! UDAH SIANG?!"

Ziah berteriak shock saat ia melihat keadaan yang sudah hampir menjelang siang. Ia segera mengecek jam weker miliknya itu yang ada di atas meja nakas di samping ranjang miliknya itu.

"Ya ampun pantesan aku kesiangan, orang ini jam mati! Argh gimana nih? Sekarang jam berapa ya? Berani kah aku liat jam?" ucap Ziah maraton. Ia segera membuka ponselnya itu dan melihat pukul berapa saat ini. Matanya membulat sempurna saat melihat waktu yang tertera pada layar ponselnya.

"HAH, JAM 9 PAGI?! WADUH GIMANA INI? AKU BILANG SAMA PAK KEY KETEMU BIMBINGAN HARI INI PUKUL 08.00 TAPI AKU KESIANGAN? ARGH, MOMMY!" teriak Ziah frustrasi sembari mengacak rambutnya yang sudah terlihat acak-acakan karena ia baru bangun dari tidurnya. Hari ini, tanggal 2 April, adalah hari dimana Ziah ingin memulai kembali fokus bimbingan skripsi dengan dosen-dosen pembimbingnya. Tapi sayangnya, ia mengacaukan rencananya itu, pikirnya.

Di balik kefrustrasian yang sedang dialaminya itu, tiba-tiba dosen bernama lengkap Keyson Aiden Kiza itu mengirimi pesan Line pada Ziah. Manik mata bulat nan indah milik gadis itu terbelalak saat melihat notifikasi Line miliknya itu yang terlihat ada pesan masuk dari kontak bernama Pak Dosen Keyson A. Kiza.

"AAAAAA GIMANA INI?! Buka gak ya? Buka gak ya?" ucap Ziah bermonolog. Karena ia takut, ia hanya membaca pesan itu dari notifikasi atas layar ponselnya yang memperlihatkan sebagian isi pesan dari dosennya tersebut.

Pak Dosen Keyson A. Kiza
| Pagi, Giane. Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya karena baru bisa membalas, untuk pukul yang Giane ajukan, bapak tidak bisa karena ada rapat dosen. Bagaimana kalau....

Ziah menghela napas lega saat ia membaca pesan dari dosennya itu dan dosen tersebut tidak bisa menemuinya pada jam yang sudah ia tentukan, sehingga dosen yang akrab disapa Key itu meminta ganti jam pada pukul 14.00. Ziah segera membalas pesan dari dosennya itu.

"YEAY, UNTUNG BANGET YA TUHAN!" teriaknya girang dan lega. Felix yang akan pergi kuliah bersama dengan Reyhan tersentak saat mendengar suara teriakan kakak sepupunya itu tak terkecuali Reyhan -adik kandung Ziah, yang juga tersentak karena teriakan kakak kandungnya itu saat mereka melintasi kamar Ziah. Mereka berdua berpandangan dan terdiam.

"Han, mbakmu lagi kesambet setan apa tuh?" tanya Felix pada Reyhan. Reyhan mengendikkan bahunya.

"Gak tau. Tapi kayanya dia abis diajak jalan bang Haje deh," pikir Reyhan sembari tertawa kecil. Felix ikut tertawa mendengarnya.

"Hayo, pagi-pagi udah ghibah aja!" ucap Krishna yang baru saja datang sehabis membeli nasi lengko.

"Enak aja. Kan kita abis ngomongin fakta bang," elak Felix. Reyhan mengangguk, membenarkan ucapan Felix. Krishna melempar tatapan mengejek pada kedua adiknya itu.

"Halah, fakta apaan emangnya?" cibir Krishna.

"YEAY!" teriak Ziah yang baru saja membuka pintu kamarnya dan tersentak saat ketiga saudaranya itu sudah berdiri tepat di depan kamarnya.

"Eh...." Situasi awkward mulai terasa karena Ziah yang merasa malu pada ketiga lelaki tampan di hadapannya itu.

"Tuh!" ucap Reyhan yang langsung menunjuk kakak kandungnya yang cantik itu. Ziah mengernyit.

"Apaan dah?" tanyanya bingung.

"Kak Jiji sorak sorai gitu karena abis diajak ngedate bang Haje kan?" tanya Reyhan langsung. Felix mengangguk.

Volcano • Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang