"Minggir!"
Berlebihan memang kalau Sojung harus berteriak sampai suaranya memenuhi penjuru rumah hanya untuk membuat adiknya dan satu tamu tidak diinginkan mengangkat kaki agar Sojung dapat menuntaskan mengepel lantai. Namun, suasana hati yang seketika buruk setelah melihat Seokjin lagi di rumahnya membuat Sojung tidak bisa bersikap biasa saja dan yang ada di pikiran gadis itu saat ini hanyalah membuat si tamu merasa tidak nyaman lalu pulang dengan segera.
"Biasa aja, dong. Emangnya ini hutan!" Jungkook balik berteriak sambil mengangkat kaki ke sofa. Seokjin, si tamu tidak diinginkan pun ikut mengangkat kaki, berganti posisi menjadi duduk menyila.
Sojung berkacak pinggang sambil memegang gagang pel. "Kalian tuh tahu diri, dong, ini gue lagi beres-beres malah duduk santai di sini. Kalau cuma mau main, main di luar sana!"
Walaupun menyebut kalian, nyatanya pandangan Sojung hanya terarah pada Seokjin yang sama sekali tidak mengacuhkannya. Pria itu sedari tadi asyik dengan ponsel miringnya, memainkan gim yang sama dengan Jungkook selagi menunggu sang dosen pembimbing pulang dari kampus.
Seokjin bukannya senang harus datang ke rumah sang dosen dan bertemu si nenek lampir yang sama sekali tidak suka kehadiran pria itu, tetapi mau bagaimana lagi, karena obsesi istri Hyunjae, khusus untuk Seokjin, katanya kalau mau bimbingan skripsi tidak boleh di kampus atau tempat lain, melainkan harus datang langsung ke rumah!
"Woi, lo denger, nggak?" Sojung menendang ujung lutut Seokjin, tetapi pria itu tetap bergeming.
"Ah, Mbak, ganggu aja. Mbak tuh yang harusnya pergi. Sengaja banget ada tamu malah ngepel!" omel Jungkook sambil menendang-nendang gagang pel.
Sojung langsung memelotot dan membanting pel demi bisa meraih rambut Jungkook dengan kedua tangan. "Jangan kurang ajar sama Mbak. Kamu tuh nggak pernah bantuin Mbak, minimal jangan nyusahin orang yang lagi bersih-bersih apalagi sampai bawa tamu dan bikin rumah jadi tambah kotor."
"Argh, Mbak, nggak perlu jambak juga, lepas!"
"Mbak lepas kalau kamu pergi sekalian bawa tuh orang!"
Padahal Seokjin berada tepat di sebelah Jungkook, Sojung tinggal bicara langsung, tetapi gadis itu terlalu malas sebab sejak tadi pria itu memperlakukannya seolah angin lewat.
"Bilang kalau bisa jangan ke sini-sini lagi. Ke sini numpang makan doang, kayak lintah, ngabisin—"
"Mbak, udah dibilang jangan jam—"
Buk!
"Argh!"
Seokjin meringis dan refleks beringsut saat tangan Sojung yang terempas berhasil menghantam tulang pipinya. Padahal Seokjin sudah diam karena tidak mau terlibat masalah, terutama dengan Sojung yang temperamental dan sepertinya sangat membenci pria itu, tetapi ujung-ujungnya tetap saja dia terkena sial.
"Lo jadi cewek kenapa barbar banget, sih! Udah barbar, rese lagi!" Seokjin yang sudah tidak tahan langsung berdiri dan membentak Sojung. Gadis itu sempat syok dan merasa bersalah karena pukulan tidak sengaja yang menghantam pria itu, tetapi mendengar teriakan Seokjin, perasaannya langsung berganti jadi marah.
"Siapa yang barbar da rese—"
"Lo lah, siapa lagi. Lo cewek paling liar dan temperamental yang—"
"Apa? Liar?" Kemarahan Sojung makin memuncak. Bahkan saat diam, entah kenapa Seokjin sudah membuatnya emosi, apalagi kalau pria itu berbicara hal tidak menyenangkan soal Sojung. "Sini gue kasih tahu liar yang sesungguhnya!"
Sojung melangkah cepat dan lompat ke punggung Seokjin sebelum pria itu sempat menghindar. Tangan kiri gadis itu melingkar di leher Seokjin, sementara kedua kaki melingkari pinggang ramping si kakak tingkat agar tubuhnya tidak merosot jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara Hati Pak Su
RomanceMemangnya cuma istri yang punya suara hati? Suami juga punya!