01. Usilnya Xavier

13 1 0
                                    

Sebenarnya tadi Xavier pergi bukan untuk mengerjai Abigail, bukan juga marah, bukan-bukan. Xavier itu pergi sendiri karena ia lupa untuk membawa helm dua. Jadinya, tadi Xavier membelinya terlebih dahulu ke took terdekat tapi emang salahnya karena tidak memberitahukan Abigail dahulu.

Alasan Xavier tidak memberitahu pun bukan tanpa sebab, Abigail anaknya tidak mau direpotkan jadi saat mengetahui helmnya akan dibeli dahulu pasti mereka berdua tidak akan pulang bareng.

Selama perjalanan Xavier maupun Abigail tidak membicarakan hal yang banyak, justru lebih ke diam karena kalian tau sendiri kalau lagi naik motor dan mengobrol rasanya sangat lucu dan tidak akan nyambung. Bisa-bisa ditanya apa dijawab apa, capek kan nanti?

"Vier makasih ya udah dibolehin nebeng," ucap Abigail yang masih kesusahan dengan helmnya.

Xavier yang melihatnya lantas membantu Abigail untuk melepaskan kaitan tali yang ada di helmnya itu. Perlakuan Xavier membuat seorang Abigail menahan nafasnya dan pipi serta kupingnya merasa panas sekarang.

"Nah kelepas."

Xavier melihat wajah Abigail yang memerah pun terkekeh pelan. Ia tau kalau gadisnya ini sedang salting karena perilakunya tadi. Niat usilnya pun muncul.

"Loh pipi sama kuping kamu kenapa Ail?" tanyanya dengan tatapan polosnya.

"Hah?" bingung Ail.

"Coba kacaan deh pake handphone, pipi sama kuping kamu merah tuh."

Abigail yang langsung membuka kamera handphonenya karena takut Xavier mengerjainya. Memang udah dikerjai dirimu itu Ail hahaha.

"O-oh ini..."

Xavier yang sedang menunggu jawaban Abigail dan menatap mata Abigail dengan intens serta menganggukan kepalanya, "Iya kenapa?"

"Em... I-ini tuh gegara panas, helmnya juga kurang pas aja tadi pas makainya, kurang benar. Iya heem gitu," gugup Abigail.

YA TUHAN KENAPA SALTINGNYA HARUS MERAH MERAH SIH, batin Abigail.

MAKIN MERAH, LUCU BANGET AIL, batin Xavier.

"Oh gitu ya?" tanya Xavier dengan tengil.

"Iya Vier gitu."

"Bukannya karena salting?"

"SALTING KENAPA!?" gas Abigail.

"Karena Vier bantuin Ail buat buka helm, kalau kata anak yang suka baca fiksi itu moment yang buat salting dan yang baca pasti senyam-senyum. Bukan begitu Ail?"

Xavier akan meyakinkan bahwa mengusili seorang Abigail Zouch adalah kesukaannya. Entah apa yang terjadi, semakin usil dan semakin salting Abigail merupakan candunya.

"GAK TAU, UDAH LAH AKU MAU MASUK DAN KAMU PULANG SANA HUSHH," usir Abigail karena ia malu jika mukanya akan semakin merah.

Xavier yang mendengar itu langsung tertawa lepas dan hal itu membuat Abigail takjub serta terpukau karena jarang sekali Xavier tertawa lepas di depan siapapun. Xavier memang sering tertawa lepas tapi itu hanya di chat dengan ketikan HAHAHA nya.

Xavier mengusap pelan kepala Abigail dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Abigail.

"Iya aku balik, kamu jangan marah-marah terus nanti wajahnya makin panas tuh," tangan Xavier turun ke pipi Abigail dan mengusapnya pelan.

Satu kata untuk kondisi Abigail, panas. Ralat, sangat panas baginya.

Abigail tidak mampu menjawabnya jadi ia menjawab dengan berdeham dan menganggukan kepalanya.

"Ya udah aku pulang dulu, bye Ail!" seru Xavier.

"Hati-hati Vier," Xavier mengancungkan jari jempolnya ke Abigail.

My Ex Crush [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang