"Soal itu aku masih belum bisa jawab Vier," ujar Abigail pelan.
Sebenarnya Abigail bisa-bisa saja langsung menjawabnya karena memang saat ini Abigail tidak mau memberikan kesempatan kedua untuk Xavier. Kesempatan untuk menjadi lebih dari teman.
Abigail Zouch merupakan seseorang yang memiliki sifat lumayan keras yang dimana kalau memang sudah kesal dan benci akan berlangsung lama tetapi untuk berinteraksi akan tetap berjalan layaknya tidak terjadi apa-apa.
Xavier yang mendengar ucapan Abigail merasa sedikit lega, bukan penolakkan yang ia dengar tetapi masih ketidakpastian. Menurutnya tidak apa kalau digantung, memang butuh waktu untuk Abigail.
Abigail merasa dia harus mengambil keputusan dengan tenang, tidak boleh terburu-buru.
"Gapapa," jawab Xavier.
"Kalau untuk maafin, aku udah maafin kamu dari awal kok. Cuman kamu tau aku kan Vier? Aku kalau kesal suka berkepanjangan," jelas Abigail yang tidak mau menatap Xavier takut ia yang akan menangis.
"Iya, gapapa Ail."
"Hm... Vier?"
"Iya? Mau pulang?"
Xavier menawarkan pulang bukan untuk menenangkan diri, cuman ia terlalu peka. Menurutnya saat seperti ini biasanya para wanita akan meminta pulang.
"Kamu udah mau pulang?"
"Aku ikutin kamu aja Ail."
"Oke. Ayok kita jalan-jalan lagi?"
"Ayok!" senang Xavier.
._._._._.
"Kamu masih memantaunya son?" ucap seorang ayah didalam teleponnya.
"Hm."
"Sampai kapan?"
"Selamanya."
"Lupakan saja janji kalian. Saat itu kalian masih sangat kecil."
"Saya sudah besar kalau anda lupa."
PIP!
"Dasar anak kurang ajar."
._._._._.
Kembali ke Xavier dan Abigail, mereka saat ini memutuskan untuk melanjutkan jalan-jalannya. Kalau kata Abigail, "Sayang banget kalau kita keluar cuman buat hal sedih-sedih kudu sekalian seneng biar puas."
Mereka memilih meninggalkan bazar dan beralih ke mall terdekat.
"Kamu mau kemana dulu Ail?" tanya Xavier.
"Biasa ya Vier, boleh?"
Abigail mengeluarkan jurus andalannya yakni muka dengan raut wajah memelas dan memohon. Abigail tau kalau dia mengeluarkan muka yang seperti itu akan boleh dan biasanya dikatain imut. Contohnya Xavier saat ini.
Kalau gak bisa dimiliki gak usah terlalu imut Ail, batin Xavier.
"Boleh. Ayok!" ajak Xavier yang menarik Abigail.
Ada yang tau tempat biasa Abigail kalau ke mall? Yap! Gramedia.
Siapa sih yang gak suka sama Gramedia? Pusat toko buku yang bagi Abigail itu layaknya surga dunia.
Abigail yang sudah masuk pun langsung bergantian untuk menarik Xavier kesana kemari. Xavier yang ditarik hanya mengulas senyumnya.
"Dasar bocah," gumamnya.
Abigail tiba-tiba berhenti di bagian novel fiksi, lebih tepatnya di bagian buku terjemahan.
Xavier yang ditarik hanya bisa mengerutkan keningnya, tumben sekali pikirnya. Abigail memang senang membaca buku tetapi kenapa saat ini ia maunya buku terjemahan?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Crush [END]
Teen FictionFOLLOW TERLEBIH DAHULU! // TYPO BERTEBARAN Start : 04 Februari 2023 End : 09 Maret 2023 . Kamu pernah gak sih punya mantan tapi kamu tuh jadian aja belum pernah. Aneh kan ya? Tapi begitu faktanya! Bukan hanya itu, belum pernah sedekat orang pdkt tap...