04. Gara-Gara Austin!

7 2 0
                                    

TING!

Saat mendengar bunyi dari benda pipihnya, Abigail yang bisa membaca lewat notifikasinya pun hanya bisa menghela nafasnya kasar.

"Bener ya kalau kata orang, kalau lagi bahagia jangan berlebihan soalnya ga baik. Tapi kenapa secepat ini gak baiknya sih!?" gerutunya.

Abigail merasa sangat lelah, habis dari masalah Xavier muncul satu kwek-kwek ini.

Austin 🙅

Tugas matematika bisnis udah?

Blm

Lusa udah kumpul loh

Iya tau, masih bisa besok

Oke

(Dibaca)

Buat informasi kalian aja, Abigail di kampus terkenal dengan kerajinannya. Abigail kerap dijadikan partner dalam tugas-menugas. Jadi, hal seperti ini sudah tidak kaget bagi Abigail tapi kesal pasti ada karena teman-temannya sungguh tidak tau waktu.

Belum ada satu menit Abigail menutup ponselnya, Abigail kembali mendengar benda pipihnya itu berbunyi.

TRINGG! TRINGG! TRINGG!

Tanpa melihat siapa yang menelponnya, Abigail langsung menjawab dengan penuh emosi.

"APALAGI SIH!? UDAH DIBILANG BELUM, MAU APA LAGI?" kesalnya.

Dibalik telponnya, orang yang menelpon Abigail mengerutkan keningnya. Tidak lupa ia juga mengecek, apakah dia salah nelpon atau tidak.

"Halo? Abigail kan ini?" tanyanya dengan pelan-pelan. Ia takut.

"Menurut lu siapa!?" Abigail masih engan melihat siapa yang menelponnya tapi ia juga merasa janggal.

"Maaf Ail, aku ganggu ya?"

"Hah!?"

Abigail yang mendengar 'Ail' langsung cek siapa yang sedang menelponnya dan ia segera meminta maaf karena terlalu bodoh.

"O-oh V-vier hehehhe"

Xavier hanya bisa mengelus dadanya walaupun Abigail tidak bisa melihat hal itu.

"Iya ini aku, ganggu ya? Kalau iya aku tutup aja."

"EHHHH GAK KOK GAK VIER."

"Lagian kenapa sih marah-marah? Aku buat salah?"

"Aku kesal tapi bukan kamu yang salah, kawan kamu yang salah."

Abigail yang baru selesai berberes langsung menjatuhkan dirinya di kasur queen sizenya itu.

"Siapa?" Xavier penasaran, mau ia marahi.

"Austin."

PIP!

Abigail yang belum mengucapkan apa masalahnya sudah diakhiri dahulu oleh Xavier.

Abigail tau saat ini pasti Xavier akan mencari Austin untuk tidak mengusiknya karena ia sudah biasa dengan perilaku seperti itu. Xavier juga tau banyak tentang apa yang terjadi anatara Abigail dan Austin karena Abigail mudah bercerita.

._._._._.

Xavier sengaja langsung menutupnya karena Abigail juga pasti sudah tau ia mau berbuat apa.

"Austin adalah lawan dengan level terbawah," gumamnya.

Tidak mau buang-buang waktu, Xavier langsung membuka roomchatnya dengan Austin.

My Ex Crush [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang