05. Tragedi Makan Siang

1 2 0
                                    

Buat informasi kalian aja, Abigail dengan trio kwek-kweknya itu berbeda jurusan kecuali Austin. Hanya Abigail dan Austin yang satu jurusan serta berada di kelas lagi. Xavier ada di Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi fakultas ekonomi dan Damian ada di Jurusan Musik, Fakultas Seni Pertunjukkan.

Kebetulan yang sangat bagus menurut Abigail karena untuk hari ini Abigail akan makan siang bersama-sama dengan trio kwek-kweknya. Ya walaupun Abigail kesal banget dengan Austin tapi ia memang suka mengajak bareng, basa-basi aja sih katanya.

Saat ini, Abigail sedang bersama Damian. Damian berinisiatif menghampiri Abigail duluan, padahal jarak antara fakultasnya dengan Fakultas Ekonomi bisa dikatakan lumayan jauh jaraknya.

Lalu Austin kemana? Austin masih bersama geng yang katanya ambis itu. Geng yang berisi Tanisha Alle, Ocha Bailey dan Calvin Jenkins.

Abigail dan Damian sedang ada di lobby Fakultas Ekonomi, mereka masih setia menunggu Xavier dan Austin untuk makan siang bareng di kantin.

"Gail ini mereka masih lama?" tanya Damian. Damian sengaja memanggilnya Gail katanya sih biar beda sama yang lain.

"Aku juga kurang tau sih hehehe," cengir Abigail.

Saat Abigail ingin menghubungi Austin serta Xavier, tindakannya terhenti karena dia sudah melihat rombongan Austin dan juga Xavier disatu waktu yang bersamaan.

Abigail langsung berdiri dari duduknya tidak dengan Damian. Niat Abigail menghampiri Xavier dahulu tapi tidak jadi karena Austin lebih dulu menariknya dan kegiatan itu dipantau oleh Xavier serta Damian.

Kompak, satu kata yang menggambarkan Xavier dan Damian. Mereka yang melihat itu langsung mengepalkan tangannya.

Awas aja kalau tangannya Abigail merah kesakitan gara-gara si monyet, batin Xavier.

Sialan! Batin Damian.

"E-eh. Pelan-pelan Austin!" tekan Abigail.

"Maaf ya," jawabnya.

Austin menarik Abigail untuk berbincang sebentar dengan grupnya itu. Abigail yang melihat situasi ini sebenarnya sudah muak. Dua cabe yang meurutnya sangat menganggu.

"Santai aja Abi ngegas banget jadi cewek," sinis Tanisha.

"Mau gua ngegas, mau gua kalem, mau gua psikopat sekaligus itu bukan urusan lu," jawab Abigail. Tanisha hanya berdecih.

"Bisa gak sih kalian akrab sehari aja," ucap Austin.

Hal ini tentu langsung dijawab dengan Tanisha serta Abigail. "GAK!"

Calvin disana hanya bisa tersenyum tipis, sangat tipis bahkan siapapun yang melihatnya tidak tau kalau ia sedang tersenyum kagum.

"Jadi narik gua kesini ngapain?" tanya Abigail yang tidak mau berlama-lama.

"Gua sama mereka mau ajak lu makan siang bareng di kantin. Mau?" tawar Austin.

"Pas banget. Gua, Xavier sama Damian juga mau makan siang di kantin dan tadinya memang mau ajak lu tapi lu duluan yang ajak," jelas Abigail.

"Ya udah, yok langsung!" seru Austin.

Saat Austin ingin menarik tangan Abigail, Tanisha langsung menyambar tangan Austin. Abigail yang melihat itu merasa bersyukur karena memang ia tidak suka jika berkontak fisik dengan Austin.

Austin hanya bisa menghela nafasnya dan dibelakangnya terdapat Ocha yang memutar matanya malas. Tidak lupa diikuti juga oleh Calvin dan Abigail.

Xavier dan Damian? Mereka tepat dibelakang Calvin dan Abigal. Tadinya mau disamping tapi kata Abigail terlalu ramai mending susunannya dua-dua.

My Ex Crush [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang