NWS | BG-00

30.9K 1.5K 24
                                    

Happy reading, selamat melepas penat bersama kaiii🧸.

***

Memiliki keluarga lengkap, penuh kasih sayang, serta kerap kali memanjakannya membuat Kai terbiasa.

'Kaizar Erfan Nawasena' Nama yang Sena--Sang ayah, berikan pada kai sepuluh tahun silam.

Anak laki-laki kelas empat sekolah dasar itu adalah bungsu kesayangan keluarga Nawasena. Mungkin, karena usia Kai yang terpaut jauh dengan kakak-kakaknya membuat kedua orang tua Kai sangat menjaga Kai.

Kelahiran Kai sebenarnya tidak direncanakan oleh Sena dan Betsy--Ibu dari Kai. Akan tetapi, Sena dan Betsy merasa bersyukur karena kelahiran Kai, Hidup mereka kian berwarna. Kai adalah objek pelepas penat keluarga Nawasena.

Sedikit cerita, Kai adalah anak yang manis. Ia selalu berkata jujur dengan apa yang ia rasakan dan apa yang ia alami.

Karena Kai mau jadi anak baik.

Tubuh mungil yang masih terlilit selimut tebal berwarna biru itu, menggeliat pelan.

Mengerjapkan mata bulatnya untuk menyesuaikan cahaya, lalu menoleh kesamping kanan, lalu kiri.

Setelahnya, mata bulat itu kembali tertutup.

Sosok pemuda, si sulung Nawasena yang sedari menyaksikan adiknya pun terkekeh pelan. Lantas menaiki ranjang Kai.

"Wake up ... Ini masih hari Sabtu," Katanya sambil menepuk pantat Kai. "Jangan tidur lagi, cepet bangun."

'Charliz Yudis Nawasena' Si sulung yang penuh tanggung jawab. Charli benar-benar memegang teguh posisinya sebagai anak pertama.

"No sekolah, Kai mau bobo' aja," Menjawab itu, kedua mata bulat Kai masih tertutup. Benar-benar enggan untuk membuka matanya dan memulai hari menuju weekend.

"Nggak ada, cepet bangun."

Charli langsung mengangkat tubuh mungil itu, lalu menggendongnya. Ia juga menepuk pantat bulat itu sambil berjalan menuju kamar mandi.

"Bangun Kai, apa Abang lempar kamu ke kolam renang? Mau?"

Kai menggeliat. "Ndak mau~"

"Anteng, kai," Pasalnya Charli harus mengeluarkan tenaga ekstra karena ia menahan Kai hanya menggunakan satu tangan.

Setelah selesai mencuci muka adiknya, Charli mengayunkan kakinya menuju kasur. Membaringkan tubuh mungil itu.

Dengan cekatan Charli mengganti pakaian yang dikenakan Kai dengan seragam sekolah.

Tidak perlu mandi, Kai selalu wangi.

"Nggak mau sekolah."

"Sayang banget, padahal Mommy udah buatin nasi goreng bentuk duck, ada sosis yang mekar kayak gurita juga."

"Biarin, Kai tetep nggak mau sekolah!"

"Kai?"

"Nggak mau sekolah, Kai nggak mau sekolah," Tangisnya terdengar melengking memenuhi ruang kamarnya.

"Kalau nggak mau sekolah, besok kita nggak jadi cari bubble incaran kamu itu," Ancam Charli. "Biar aja kamu kehabisan."

Kai masih menangis, anak itu menutup kedua matanya menggunakan punggung tangan. "Tapi pabrik belum tutup, jadi mereka masih buat dong?"

Charli menghela nafasnya. Baiklah, ia akui kalau berdebat dengan Kai pasti akan kalah.

"Kai sayang kakak," Tiba-tiba Kai memeluk leher Charli erat, hingga Charli merasa tercekik.

Nawasena [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang