"Kenapa, bang?" Maren menatap Charli meminta penjelasan.
Tadi, saat ia berkumpul dengan temannya, ia dikabari Charli untuk segera pulang. Maren langsung bergegas untuk pulang. Jarang sekali abangnya itu menelfon dan menyuruh pulang.
Charli membuang nafasnya. "Adek, dia cemburu karna ada sodara Mommy yang nitipin anaknya disini."
"Terus, Kai gimana?"
"Nggak keluar kamar seharian, dan Mommy nggak ngeh sama Kai."
"Emang mereka dititipin berapa hari?"
"Tiga bulan."
Mata Maren membulat. "Apa?! Kok lama banget sih, bang."
"Ya nggak tau, tapi kalo gini bisa-bisa Kai jadi tulang doang karna nggak mau makan."
Menghela nafasnya. "Kasiannn, Adek gue."
"Gimana cara kita cari solusinya nanti, Sekarang kita samperin Kai dulu."
***
Mengetuk pintu. "Dek, buka pintunya ... Nanti kalo ada kebakaran gimana?"
Charli memukul Maren. "Kok gitu?"
"Ini cara ampuh emak-emak."
"Ya, terserah," Charli mendekati pintu kamar Kai, lalu mengetuknya beberapa kali. "Dek, mau bicara sama Abang?"
Pintu terbuka.
Menampilkan mata sembab diwajah Kai. Anak itu berjalan mendekati Charli lalu memeluk kakaknya kuat sambil menangis keras, seakan mengadu kalau hatinya merasa sedih.
Charli mengangkat Kai kegendongannya, si sulung membiarkan Kai menangis keras sembari memeluk lehernya kuat.
Dan yang bisa Maren lakukan adalah menepuk pelan punggung Kai.
"Adek okay?"
"No, Kai sedih Abang."
"Sedih kenapa? Coba dong, rasa sedihnya dibagi sama Abang."
Kai menjauhkan wajahnya dari leher Charli, anak itu menatap kakak pertamanya.
"Mommy jahat, Mommy bawa adek bayi, Kai nggak suka."
"Kenapa? Emang adek bayinya nakal?" Maren menyahuti.
Mengangguk. "Gara-gara adek bayi Mommy lupa sama Kai," Meskipun sesegukan, Kai tetap bercerita kepada dua abangnya.
"Kan adek bayi emang butuh orang dewasa, jadi Mommy harus terus sama adek bayinya."
"Dan biarin Kai sendiri?" Kedua kakaknya terdiam. Suara tangis Kai kembali kencang.
Melalui lirikan mata, Maren seakan bertanya 'bagaimana ini?'.
Charli menimang adiknya sambil menepuk pelan pantat Kai. "Yaudah, maafin Mommy ya ... Nanti Abang sampein ke Mommy kalo Kai lagi sedih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nawasena [Completed]
De TodoKai nggak suka Mommy gendong adek bayi. Terbiasa menjadi anak kesayangan membuat Kai terbiasa. Kelembutan Mommy membuat Kai merasa kesal ketika pakdenya menitipkan dua anak yang selalu menempeli mommy. Kai cemburu Mommy, Kai tidak suka.