NWS | BG-28

13.1K 1.5K 45
                                    

Kaizar berdiri didepan gerbang sekolahannya. Anak itu tak sabar dan ingin menyambut keluarganya disana. Padahal, sudah beberapa kali Ernes mengingatkan bahwa Juliana pasti akan datang, begitu pun dengan Sena.

Tapi, yang namanya Kai mana mau mendengarkan begitu saja. Pokoknya ia harus menunggu digerbang.

Walau panas, tapi ada Ernes. Sejak tadi Kai berlindung disamping tubuh Ernes dari sengatan sinar matahari.

"Panas, kan? Mending kita nunggu didalem aja," Usul Ernes entah yang keberapa kalinya. Jawaban yang didapatkannya juga sama, sebuah gelengan tegas.

"Adek mau nunggu bunda, adek takut bunda nggak dateng. Daddy juga ... Gimana kalo Daddy nggak dateng?" Mendongak menatap Ernes.

Mengusap kepala Kai. "Dateng, Kai ... Mungkin aja mereka lagi siap-siap atau milih baju yang bagus biar nanti kalo foto sama kamu, hasilnya jadi cantik."

"Iya, ya ... Apalagi bunda perempuan. Bunda harus keliatan cantik pokoknya."

Ernes tersenyum dan mengangguk. Mau menanyakan tentang Betsy, mungkin nanti atau menunggu mood Kai bagus. Hari ini Kai akan mengikuti lomba menggambar bertemakan keluarga. Jadi, Ernes tidak mau memupuskan semangat Kai hanya karena pertanyaan itu.

Mood Kai selalu berubah-ubah.

"Kalo gitu kita nunggu didalem aja, oke?"

"Tapi nanti--,"

"Gimana kalo beli susu kotak dulu? Sama roti coklat?"

Membuang nafasnya pasrah karena Ernes terus memaksanya. "Yaudah deh kalo maksa, tapi dibayarin Ernes."

***

"Makasih Ernes," Kai tersenyum ceria sambil menyedot susu kotaknya. Kedua anak laki-laki itu memilih untuk mendudukkan dirinya di bangku panjang dekat parkiran. Itu Kai yang merengek, katanya, kalau bunda sudah datang Kai bisa melihatnya secara langsung.

"Sama-sama."

"Ernes."

"Hm?" Ernes menoleh kesamping.

Kai menyengir sambil menyerahkan sebungkus roti coklat. "Tolong bukain."

Tanpa ada jawaban, Ernes tetap membukakan roti itu untuk Kai. Lalu menyerahkannya pada sahabat mungilnya itu.

"Makasih lagi, kakak Ernes."

"Sama-sama lagi, adek Kai," Tangan Ernes terulur mengusak surai Kaizar. Ia tersenyum. Merasa senang dipanggil kakak untuk pertama kalinya.

"Kamu nggak ngundang Tante Betsy juga?" Akhirnya pertanyaan itu meluncur juga dari mulut Ernes. Ia bertanya hati-hati.

Kai menghentikan acara mengunyahnya. Anak itu menatap Ernes dari samping. "Kai takut."

"Hm? Takut kenapa?"

"Mommy sekarang suka nakalin Kai."

"Nakal yang waktu itu?"

Mengangguk mengiyakan. Kai menyedot susu kotaknya lalu kembali menggigit rotinya.

"Kai tau kan, kalo kita durhaka sama orang tua itu dosa ... Apalagi sama ibu kita sendiri."

"Tau kok, tapi Kai cuma lagi takut aja. Besok kalo udah nggak takut Kai mau kok ngomong sama Mommy."

Nawasena [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang