Happy reading sis 🖐🏾
***
Saat Kai membuka tutup Tupperware nya, Teman Kai menganga lebar, ada juga yang menggeleng tak percaya.
"Buset, ini bekel apa taman? Rame amat," Ajar berkomentar.
*Mungkin tidak akan ada nama panjang, langsung panggilannya saja ok👌🏾
Saat ini Kai dan juga ketiga temannya berada dikelas untuk istirahat.
Kai mendelik. "Ini bekel spesial buat Kai dari mommy," Kata Kai sambil menatap garang Ajar. "Emang bang ajar? Nggak pernah dibawain bekel."
"Bukannya nggak mau, tapi aku kan, lakik! Jadi nggak perlu bekel-bekel segala. Apalagi bentuk tikus kayak gitu."
"APA?!" Kai kesal. "Ini itu duck. Lucu, nggak kayak bang Ajar, bang ajar kan Jelek!"
"Eh!" Ernes menyentil bibir mungil temannya yang telah berkata mutiara dengan lancar.
"Abang ajar nakal!" Jerit Kai kesal, merasa tak terima. "Kai nggak mau makan!" Mendorong Tupperware agar sedikit menjauh dari hadapannya.
Kepala Ernes menggeleng. "Jar, kamu jangan kayak gitu dong. Kamu mau Kai sakit lagi karna telat makan?"
Ernes Satu kelas dengan Kai, dan juga Ajar. Dan Ernes jauh lebih dewasa diantara kedua temannya.
Sontak Ajar menggelengkan kepalanya. Meski Ajar dan Kai seperti air dan minyak, tak bisa disatukan. Tapi Ajar menyayangi Kai selayaknya seorang adik, Ajar juga tidak bisa jauh-jauh dalam waktu yang lama dengan Kai. Kai paling muda diantara mereka.
"Hayolo, Ajar" Justin ikut menakut-nakuti Ajar.
Jika Ajar adalah anak yang jahil pada Kai, maka Justin akan jahil kepada semua orang.
Apalagi pada Ajar.
"Wah, bebek buatan Tante Betsy bagus banget, ya? Ada matanya juga," Puji Ajar sambil melihat-lihat kotak bekal Kai.
Melihat Kai yang meliriknya sedikit, Ajar kembali berdialog. "Telurnya juga matengnya pas, wah! Sosis guritanya juga menggiurkan," Mengusap dagunya seolah berfikir. "Kai katanya nggak mau makan, aku makan aja deh," Gumam Ajar dengan sengaja mengeraskan suaranya agar Kai mendengar.
Kai menatap sedih kepala bebek(nasi yang dibentuk bebek) dipisahkan kepala dan badannya menggunakan sendok oleh Ajar.
Sebenarnya niat anak itu bagus, yang pastinya agar teman mungilnya mau makan, tapi....
Merasa tak sanggup, Kai membenamkan wajahnya dilipatan tangannya. Ini terlalu menyedihkan.
Kai menangisi bebek cantiknya yang dipenggal kepalanya oleh Ajar.
"Eh! Kok malah nangis?" Memang dasarnya Ajar itu bukan tipe laki-laki yang peka dengan keadaan.
Ernes membuang nafasnya, Ajar memang memperkeruh suasana hati Kai.
"Kai," Ernes mendekatkan dirinya kearah Kai yang masih menyembunyikan wajahnya dilipatan tangan.
"Bunda aku kemarin beliin aku permen bentuk sapi banyak banget, tau. Katanya kalo Kai mau ambil aja," Itu bukan tipuan semata.
Ini nyata. Ernes hanya ingin menyampaikannya pada Kai disaat-saat tertentu, seperti sekarang.
Bujuk rayu seorang Ernes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nawasena [Completed]
RandomKai nggak suka Mommy gendong adek bayi. Terbiasa menjadi anak kesayangan membuat Kai terbiasa. Kelembutan Mommy membuat Kai merasa kesal ketika pakdenya menitipkan dua anak yang selalu menempeli mommy. Kai cemburu Mommy, Kai tidak suka.