Semenjak hari perebutan ikan goreng, Kai menjadi anak yang selalu mencari perhatian Betsy. Entah apa yang Kai lakukan agar Betsy hanya terfokus hanya padanya.
Namun Betsy terlalu buta untuk menyadari.
Sena dan juga Betsy masih saling mendiami. Bahkan, semua barang-barang Sena sudah diangkut ke kamar putra bungsunya.
Lagian, kamarnya bersama sang istri sudah dipenuhi barang-barang Selva dan Vian.
Saat ini, setelah pulang sekolah Kai kembali bertingkah.
Anak itu menjahili Vian yang sedang bermain diruang keluarga. Kedua kakak dan papanya belum pulang. Mungkin mereka sibuk.
Kaizar menatap anak bayi dihadapannya. Jari mungilnya terulur mencubit pipi milik Vian begitu keras. Vian sedikit kesakitan, ingin menangis, namun tak lama kembali bermain.
Merasa tak puas karna belum menangis, Kai kembali mencubit lengan Vian. Anak itu mencubit kecil lengan gempal milik Vian.
Dan, ya.
Vian langsung menangis, karena merasa sangking sakitnya Vian sampai tidak bersuara kala menangis.
"Kamu rebut Mommy aku," Kai langsung beranjak dan berlari keluar. Biarkan saja.
Kedua mata Selva membulat, ia baru saja dari kamar untuk mengambil beberapa mainan Vian, dan kini adiknya tengah berusaha menangis.
Gadis itu langsung berlari sambil berteriak kalang kabut. "TANTE, ADEK AKU TANTE."
Betsy langsung berlari seperti orang kesetanan. Bagaimana tidak, tadi ia menitipkan Vian pada Selva dan Kaizar untuk kedapur. Pikirannya negatif.
Begitu sampai, Betsy langsung membulat. Dengan gerakan cepat wanita itu mengangkat Vian kegendongannya.
Vian seperti akan pingsan karena tangisan yang tak bisa keluar.
"Ini kenapa Selva?!" Tanpa sadar suaranya sedikit meninggi.
Menggeleng cepat. "Aku nggak tau Tante, aku kesini Vian udah kayak gini. Aku takut."
Betsy menimang Vian, menepuk punggung anak itu pelan.
Betsy terdiam sesaat. Pikirannya melayang entah kemana. Diliriknya kemerakan dilengan dan pipi Vian. Apa, Kai yang mencubit Vian?
***
Disisi Kaizar, setelah melarikan diri anak itu bertamu ketetangga sebelah.
Kepalanya mendongak menatap pohon besar dihadapannya. Kaizar tampak berpikir.
"Apa kalo Kai manjat pohon terus jatuh nanti Mommy sayang lagi sama adek?" Gumamnya bertanya pada diri sendiri.
Setelah membayangkan betapa khawatirnya sang Mommy ketika ia terjatuh dari pohon rambutan itu membuat kedua sudut Kaizar tertarik keatas begitu saja.
Ditemani rasa semangat yang menggebu-gebu Kai mengayunkan kakinya mendekati pohon rambutan milik tetangganya itu.
"Woh, tinggi banget. Nanti kalo adek langsung isded gimana? Kasian Daddy."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nawasena [Completed]
RandomKai nggak suka Mommy gendong adek bayi. Terbiasa menjadi anak kesayangan membuat Kai terbiasa. Kelembutan Mommy membuat Kai merasa kesal ketika pakdenya menitipkan dua anak yang selalu menempeli mommy. Kai cemburu Mommy, Kai tidak suka.