"Daddy, hati Kai sakit," Telapak tangan mungil itu memegang dadanya. Anak itu sedari tadi menyender didada sang ayah sembari melihat penyelematan Bucket hat lucu miliknya.
Sena mengusap punggung putranya. Memang sudah tidak menangis, tapi sesegukan masih terdengar.
"Bucu adek," Lirih Kai kala melihat Bucket hat itu diangkat tinggi-tinggi oleh Maren. Bukannya ikut sedih, Maren jelas sekali terlihat menahan tawa.
*Bucu = Bucket lucu
"Daddy, Abang mau ngetawain adek."
Charli menyenggol lengan Maren kuat ketika melihat bibit adiknya kembali melengkung kebawah.
"Aduh, bang," Mengusap lengannya. "Nggak kuat anjir ... Pengen ketawa gue."
Mendengus. "Lo nggak liat wajah adek? Nggak kasian Lo?"
Kalau dilihat-lihat, Maren kasian sih. Tapi, yang tadi ... Menggelitik perutnya.
"Udah, jangan nangis. Nanti dicuci biar bersih lagi," Charli mengusap jejak air mata Kai.
"Kita pulang aja deh, bang. Tolong dirapihin alat pancingnya, ya? Daddy tunggu dimobil."
***
Mungkin kesedihan Kai akan berlarut-larut, buktinya kini anak itu ingin digendong terus menerus.
Maren yang merasa bersalah menggendong Kai.
Mereka berempat berjalan beriringan memasuki rumahnya.
"Loh? Adek kenapa, bang?" Betsy beranjak lalu mendekati Kai. Meninggalkan Selva dan Vian yang tengah bermain dibelakang.
"Sedih, Bucket hat barunya kecebur kolam."
Mengusap dahi putranya. "Udah, jangan sedih. Nanti Mommy cuciin biar bersih lagi."
"Mau ikan goreng."
"Iya, Mommy buatin. Sekarang adek bobok dulu kalo ngantuk, nanti Mommy bangunin."
Maren memutuskan membawa Kai keteras rumah. Menepuk punggung sempit itu sambil mengayunkan kakinya pelan.
Kedua mata bulat Kaizar kian sayu, mulutnya menyedot ibu jarinya rakus.
Menundukkan kepalanya, lantas mendaratkan kecupan manis dipelipis adiknya yang sudah tertidur pulas.
"Kasiannya ... Adek Abang," Mendaratkan kecupan manis lagi. "Nangisin topi sampe kecapean."
"Kalo udah pules ditidurin dikamar aja sana," Suara Sena dari arah belakang.
Membalikkan badannya. "Dad liat, pules banget kecapean nangis tadi."
"Kasiannya, anak kesayangan Daddy," Menatap putranya sambil mengusap pipi bulat Kaizar.
***
Betsy menaruh piring terakhir berisi ikan goreng pesanan Kai. Itu ikan hasil memancing tadi. Hanya ada dua ekor ikan, jadi, Betsy membaginya menjadi empat.Disana, Selva menatap hidangan dihadapannya dengan mata berbinar, sedangkan Vian, anak itu anteng duduk di Baby chair sambil memakan makanannya sendiri.
"Tante, ini udah boleh dimakan?"
Tersenyum. "Bentar ya, nungguin yang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nawasena [Completed]
RandomKai nggak suka Mommy gendong adek bayi. Terbiasa menjadi anak kesayangan membuat Kai terbiasa. Kelembutan Mommy membuat Kai merasa kesal ketika pakdenya menitipkan dua anak yang selalu menempeli mommy. Kai cemburu Mommy, Kai tidak suka.