11| TITIK AWAL

96 13 0
                                    

Hallo, i'm back 🤟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo, i'm back 🤟

Satu vote + komen kalian, semangatku!!!

🔥🔥🔥🔥

"Sial!" umpat Afghan lalu menendang bangku yang sempat diduduki Mikha.

"Pengecut!"

Mendengar suara itu, Afghan langsung mengedarkan pandangan, dia berdecak ketika melihat Elnino berjalan ke arahnya, cowok itu tersenyum miring.

Tatapan menghunus Elnino berikan pada sahabatnya. Cowok itu mendengar semuanya, karena sedari tadi dia juga berada di rooftop. Elnino tiduran di kursi yang sampingnya terdapat banyak barang tidak digunakan, jadi membuat Mikha maupun Afghan tidak mengetahui keberadaannya.

Afghan mengembuskan napas gusar, kenapa sahabat laknatnya ini bisa sampai di sini. Jangan sampai Elnino mendengar obrolannya dengan Mikha barusan. Bukannya apa, tapi Afghan tidak mau adu bacot lagi dengan cowok ini. Namun, sepertinya takdir baik tidak berpihak padanya hari ini. Elnino menggeser kursi yang sempat ditendang Afghan, lalu duduk di sana. Di tatapnya Afghan dengan tajam. Cukup, Elnino muak dengan tingkah Afghan yang seenaknya seperti ini.

"Puas? Lo emang brengsek, Fa," ucap Elnino sembari menarik dasi yang digunakan Afghan, membuat sahabatnya itu tercekik.

Afghan menendang pelan kursi yang diduduki Elnino, membuat Elnino spontan melepas dasinya. Lehernya benar-benar tercekik. "Mau ikut nyalahin gue?" tanya Afghan sinis.

Elnino mengusap wajahnya kasar. "Lo mikir nggak sih, Fa. Perbuatan lo tuh udah kelewatan---"

"Gue bayar tuh cewek."

"Lepasin dia, Fa. Atau gue bocorin soal identitas lo yang sebenarnya."

Afghan tersenyum miring. "Lo berani sama gue, El?"

"Beladiri nggak seberapa aja belagu! Dasar curut!"

"Gue bukan curut."

"Dih."

"Mending lo pergi, El. Sebelum gue patahin tulang-tulang lo."

"Gaya lo, Fa. Tapi, kali ini gue serius, Fa. Lo suka apa nggak sama tuh cewek? Kalau suka perjuangin, bukan malah bikin dia takut."

"Gue nggak suka, tapi gue nggak mau dia pergi."

"Apa susahnya tinggal bilang suka?"

"Gue nggak suka."

"Hm, terserah. Tapi, yakin lo masih mau terusin ini semua? Dia korban bully, Fa. Dan sekarang dia kena bully lagi karena lo. Lo juga udah tahu alasan dia jual diri malam itu."

"Gue takut dia buka mulut."

"Bukannya dia udah pernah buka mulut dan nggak ada yang percaya? Lagian kenapa kalau semua orang tahu tentang lo?"

HELLO, AFGHAN! | ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang