3

1.1K 117 21
                                    

"Besok Jennie sudah boleh pulang Dad," kata Seulgi setelah selesai memeriksa kondisi adik nya

"Tapi Nini mau sama Rosie disini, jagain Rosie, Dad," rengek Jennie

"Sayang, kamu bisa kok bertemu Rosie, lusa kamu sudah mulai sekolah Nini," bujuk Hyun Bin

Jennie cemberut mendengar nya, dia ingin menjaga kembaran nya yang masih di rawat intens di ruang ICU, mereka tersenyum melihat wajah cemberut adiknya.

"Eonnie, Dad, gimana sama Joohe dan teman teman nya itu?" tanya Wendy

"Sudah Daddy keluarkan dari sekolah, banyak siswa siswi yang sering di bully oleh nya," jawab Hyun Bin

"Bagus Dad, kenapa nggak lapor polisi sih Dad biar di penjara," kata Lisa

"Dia masih di bawah umur Lili, kalau pun bisa di penjara, itu hanya bisa beberapa bulan saja, jadi biarkan saja yang penting dia sudah dikeluarkan dari sekolah," ucap Daddy nya

"Sekarang kita berdoa semoga Rosie cepat sadar dan sembuh ya, kalian juga harus fokus dengan sekolah, jangan pernah membully seseorang walau pun mungkin dia melakukan kesalahan tapi tidak harus membully dan melukai fisik seseorang ya" nasehat Hee Ae

Mereka mengangguk patuh dengan nasehat sang Mommy, suasana mendadak hening di dalam ruangan rawat Jennie.

"Mom, aku mau lihat Chae dulu," kata Irene

"Eonnie, Yerim ikut" sahut Yerim

"Ayo Yer," ajak Irene keluar dari kamar rawat Jennie

Irene dan Yerim melangkah kan kaki menuju ruang ICU adiknya yang belum juga ada perubahan sedikit pun, setibanya di depan ruangan itu mereka bisa melihat adik bungsu nya yang tampak memejamkan mata dengan berbagai selang infus terpasang di tubuhnya.

Sungguh menyesak kan dada melihat kondisi adik yang di sayangi harus terbaring lemah tak berdaya di ranjang, Irene meneteskan air mata melihat pemandangan itu.

"Dokter, saya ingin masuk ke dalam, apa bisa?" tanya Irene

"Bisa nona tapi waktu anda hanya sepuluh menit saja," jawab dokter yang menjaga dan memeriksa kondisi Rose

Irene mengangguk pelan dia melihat dokter membuka kan pintu lalu berjalan masuk ke dalam memakai pakaian khusus untuk berada di ruang ICU, Yerim menunggu diluar dengan wajah yang sudah meneteskan air mata. Dia tidak menyangka bahwa adik kembar nya harus mendapatkan bully dan berakhir koma, tangan nya terkepal erat menahan emosi dan sakit, terlihat mata yang penuh dendam.

Rose, eonnie janji kalau bertemu dengan gadis sialan itu, eonnie akan membalas perbuatan mereka terhadap mu, Yerim membatin

Irene menggenggam tangan adik nya, dia menatap wajah polos dan damai itu dengan rasa sesak, hancur dan terluka, dia hanya diam dengan air mata mengalir.

"Chae, buka mata kamu sayang, eonnie rindu kamu, rasanya sangat sakit melihat mu seperti ini hiks, bangun Chae hiks" tangis Irene terisak

"Kenapa harus kamu, sayang hiks? Ini benar benar membuat aku sangat sakit Chae hiks, bangun baby, buka matamu hiks" kata Irene memandangi wajah adik nya

Tetesan air mata mengalir di sudut mata adik bungsunya, dia mengusap lembut sambil mencium pipi sang adik, dia membisikan sesuatu dengan lirih di telinga adik nya.

"Eonnie, pergi dulu sayang, besok eonnie kesini lagi, eonnie berharap semoga besok kamu sudah membuka mata baby" kata Irene menghapus air mata nya

Dia berjalan menuju pintu ruangan ICU membuka pakaian khusus itu lalu melangkah keluar dari ruangan mendekati Yerim yang menatap lirih kearah dalam, malam ini hanya boleh satu orang saja yang bisa membesuk pasien.

"Eonnie, gue nggak tega lihat Rose kayak gini hiks, rasanya begitu menyesak kan dada gue hiks" Yerim menangis di pelukan Irene

"Sstt,, eonnie juga Yerimi tapi mau gimana lagi, kita harus berdoa dan sabar melewati cobaan ini," ucap Irene mengelus punggung adiknya

"Ayo kita ke kamar rawat Jennie," ajak Irene melepas pelukan

Mereka berjalan menuju ruang rawat Jennie, sepeninggal Irene, air mata adik bungsunya mengalir deras keluar dari sudut mata nya, membuat seorang perawat menghapus lembut air mata Rose.

***

Pintu terbuka menampakkan Irene dan Yerim memasuki ruangan masih ada kedua orang tua nya dan adik adiknya disana kecuali Seulgi yang sedang bekerja.

"Rene, bagaimana sudah ada perubahan dari Rosie?" tanya Mommy

"Belum Mom, masih sama" jawab Irene menggeleng

"Semoga Rosie cepat sadar dan di pindahkan ke ruang rawat," kata Daddy

" Iya dad, semoga saja" sahut Wendy

Sejenak keheningan terjadi.

"Lisa, Jisoo, Yerim, Joy, Irene eonnie, kalian pulang lah bersama Daddy dan Mommy biar aku yang menjaga Jennie" Wendy membuka suara

"Wendy eonnie, lu yang harus pulang dan istirahat, biar gue yang jagain Jennie karena besok gue nggak ada jadwal kuliah," ujar Joy

"Benar Wen, kamu pulang bersama kami biarkan Joy yang menjaga Jennie," timpal Daddy

Wendy mengangguk patuh, dia juga mau istirahat di rumah, Jennie memeluk Jisoo dan Lisa erat.

"Jennie, jaga kesehatan lu, besok kita balas perbuatan gadis itu,"bisik Jisoo

"Harus eon, seenak nya saja mereka bully Rosie," angguk Jennie

"Iya eonnie, gue nggak sabar pengen hajar tuh orang," bisik Lisa

"Ekhm.." suara deheman Mommy yang menatap mereka dengan alis yang naik

"Jennie, kalau begitu kami pulang dulu ya," ucap Jisoo berjalan mendekati Daddy nya

Jennie mengangguk sambil tersenyum, Hee Ae mengecup pipi anak nya sebelum pergi.

"Nini, jaga kesehatan ya, jaga pola makan kamu," ucap Hee Ae

"Ya Mom," balas Jennie tersenyum

Mereka semua pergi meninggalkan ruang rawat Jennie, tinggal lah Joy berdua bersama Jennie yang merebahkan tubuh di kasur.

****

Di perjalanan pulang suasana di dalam mobil hanya ada keheningan, Irene yang menoleh keluar jendela mobil dengan pikiran yang berkecamuk sedangkan si kembar tidur berpelukan, Yerim, Wendy juga tidur hanya ada Mommy dan Daddy yang menatap kedepan.

Mommy Hee Ae melihat kebelakang terlihat anak anak nya sudah tidur pulas, dia tersenyum melirik kearah anak tertua nya yang tampak melamun memandang keluar jendela mobil.

"Irene, kenapa kamu melamun nak?" tanya Mommy

Irene tersentak kaget menoleh ke arah Mommy yang memandangi dirinya, dia menggeleng pelan kembali menoleh kearah kaca mobil.

"Mommy mengerti dan memahami perasaan mu, kita berdoa dan sabar pasti sibungsu sadar dan pulih kembali," kata Mommy

Irene menghela nafas berat menoleh kearah sang Mommy yang tersenyum lembut.

"Rasanya begitu menyakitkan Mom, melihat Chae yang terpejam dengan damai, hanya ada air mata mengalir di sudut mata nya sebagai respon,"ungkap Irene dengan mata berkaca kaca

Mommy mengusap tangan Irene dengan lembut, menenangkan putri sulung nya yang tampak sedih dan murung. Mobil memasuki kawasan Mansion hingga perlahan lahan berhenti di depan teras rumah, mereka semua turun dari mobil kemudian melangkah masuk ke dalam rumah menuju kamar masing masing, menggosok gigi dan cuci muka setelah itu mereka pun pergi tidur untuk sekolah besok pagi dan bekerja.

Votement

See you 🌹👋

Maaf, Aku Menyesal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang