4

1.1K 128 21
                                    

Pagi hari Irene sudah siap untuk pergi ke rumah sakit menggantikan Joy yang menjaga Rose, dua kembar sudah berangkat sekolah di antar oleh Yerim, Mommy berada di rumah sedang kan Daddy dan Wendy berangkat kerja.
Hee Ae duduk termenung di ruang keluarga sambil memikir kan kondisi putri bungsu nya yang belum ada perubahan, air mata mengalir begitu saja merasakan sesak dan sakit dengan kondisi anaknya yang cukup parah.

Langkah kaki terdengar menggema di dalam rumah terlihat Yerim yang baru pulang dari mengantar sikembar sekolah, dia menghampiri sang Mommy yang tampak diam melamun.

"Mommy, kenapa melamun?" tanya Yerim duduk di samping sang Mommy menatap wajah Mommy tercinta

"Yerimi, kamu sudah pulang," di angguk oleh Yerim saat Hee Ae tersentak

"Mommy hanya memikirkan kondisi adikmu, kapan Rose akan sadar kembali, rasa nya hati Mommy begitu sakit dan sesak melihat adikmu terbaring koma di ICU,"

Yerim memeluk tubuh Mommy nya mengelus punggung sang Mommy agar tenang, di mata Yerim terlihat dendam dan kebencian atas apa yang menimpa adiknya, membuat orang tua nya menangis ulah Joohe yang membully adik bungsunya.

Yerim janji Mom, akan membalas perbuatan mereka yang sudah membully Chaeng dan membuat Mommy menangis, batin Yerim dengan tatapan penuh dendam.

"Apa salah adik mu sampai mereka tega membully Rose hingga koma hiks, kenapa Yerim hiks? Mommy merasa sakit melihat keadaan nya, Mommy takut jika adikmu mengalami trauma dan hilang ingatan hiks" Hee Ae menumpahkan segala rasa sakit yang di pendam nya

Yerim terdiam mendengar perkataan sang Mommy, air mata nya mengalir begitu saja, dia menghapus kasar air mata nya.

"Mommy, Chaeng pasti ingat kita Mom, dia pasti sembuh, kalau pun dia mengalami trauma, kita bawa dia berobat Mom, jangan menangis lagi Mom," ujar Yerim menenangkan sang Mommy

Hee Ae mengangguk dan berhenti menangis, dia bersandar di sofa ntah kenapa hatinya merasa tidak enak, seolah olah sesuatu akan terjadi pada anak bungsunya, dada nya begitu sesak, Yerim hanya mampu diam.










*******

Dirumah Sakit

Jennie berada di dalam ruang ICU kembaran nya, dia menggenggam tangan adiknya yang dingin dengan wajah sendu nya.

"Rosie, buka mata mu, eonnie disini baby," ucap Jennie

"Pasti ini sangat menyakitkan ya, maafkan eonnie yang tidak menemanimu, kamu tahu eonnie rindu dan selalu memikirkan mu," Jennie mencium tangan adiknya

Dia terdiam menatap kosong kearah wajah adiknya yang sudah beberapa hari belum membuka mata, air mata mengalir di sudut mata Rose, Jennie yang melihat itu akhirnya mengusap lembut pipi adiknya.

"Rosie, hari ini eonnie sudah di perbolehkan pulang, jadi nanti atau besok eonnie akan kesini lagi ya,"

"Cepat sadar Rosie, eonnie selalu bersama mu,"

Cup

Jennie mencium pipi si bungsu dengan lembut, dia pun menegak kan tubuh nya lalu melepas tangan adik nya namun sebaliknya tangan itu malah menggenggam tangan nya tentu membuat Jennie kaget, dia melihat kearah mata yang terbuka perlahan lahan menyesuaikan dengan cahaya.

"Rosie, akhirnya kamu bangun sayang," ucap Jennie dengan air mata bahagia nya, dia menekan tombol disana membuat dokter Jessica masuk ke dalam

"Dokter, adik saya sadar," kata Jennie duduk dengan menggenggam tangan adiknya

"Permisi sebentar, saya periksa adik kamu dulu," ucap dokter Jessica

Jennie mundur beberapa langkah lalu membiarkan dokter memeriksa adiknya, dia benar benar senang melihat Rose yang sadar.

Dokter selesai memeriksa kondisi Rose, Jennie menatap sang dokter untuk bertanya.

"Dokter, bagaimana keadaan Rosie?" tanya Jennie kembali duduk di kursi

"Keadaan nya masih lemah dan belum stabil Jen, jadi adikmu belum bisa di pindah ke ruang rawat," Dokter itu melihat kearah Rose yang tampak lemah

Jennie mengangguk mengerti, dia kembali melihat kearah adiknya dengan tangan yang dia genggam.

"Rosie, terimakasih sudah sadar hm? Mommy, Daddy, dan eonnie line juga Lisa sama Jisoo pasti senang kamu bangun," kata Jennie

"Nini, siapa yang Nini bilang? Adek hanya punya Nini satu satu nya, gak ada yang lain"

Jennie terkejut mendengar ucapan Rose, bahkan dokter Jessica ikut terkejut mendengar nya.

"Rosie, kita punya Mommy, Daddy, ada eonnie line, terus ada Jisoo dan Lisa kembaran kita," kata Jennie

Rose menggeleng pelan," Nggak.. adek cuma punya Nini, adek ngga tahu siapa mereka," tolak Rose tak ingat siapa yang disebut oleh Jennie

"Dokter, ada apa dengan Rosie? Kenapa dia nggak ingat hiks?"

Dokter Jessica kembali memeriksa kondisi Rose, si kembar meringis sakit kepala sambil menangis.

"Nini sakit hiks," dia menggenggam erat tangan Jennie

"Rosie, tahan ya dek, eonnie disini" ucap Jennie panik dan khawatir melihat wajah pucat adiknya yang kesakitan

Di depan ruangan ICU ada Irene, Joy yang baru saja dari ruangan Seulgi, mereka melihat ke dalam ICU terlihat Jennie yang menggengam tangan Rose yang menangis kejer sedangkan dokter memeriksa kembali, hingga akhirnya dokter menyuntikan obat penenang.

"Eonnie, Chaeng kenapa eonnie?" tanya Joy khawatir

"Eonnie juga tidak tahu Joyi," jawab Irene ikut khawatir dengan mata yang masih menatap kedalam ruangan

Pintu ruangan terbuka terlihat Jennie yang tampak keluar bersama dokter Jessica. Jennie langsung memeluk tubuh Irene sambil menangis terisak, tentu membuat sang eonnie khawatir dan gelisah.

"Dokter, apa yang terjadi pada adik ku?" tanya Irene

"Maaf Rene, adik mu mengalami amnesia, dia tidak mengingat kalian, saya sudah menduga itu akan terjadi karena benturan keras yang dia alami saat pembullyan itu,"

"Kondisi nya juga kembali drop dan semakin memburuk," kata dokter Jessica kembali

Deg

Irene dan Joy juga Seul yang baru datang terdiam membeku mendengar perkataan dokter, Irene hampir saja terjatuh untung Joy menahan tubuh eonnie nya.

"Rosie cuma ingat Jennie aja eon, dia tidak mengingat kalian hiks" kata Jennie terisak

"Apa? Nggak mungkin cuma Jennie yang dia ingat hiks" ujar Joy menangis

"Itu benar Joy, Rose hanya mengingat Jennie sedangkan yang lain tidak termasuk kedua orang tua kalian,"

Mereka terbelalak kaget mendengar perkataan Jessica, pasti Mommy dan Daddy nya akan merasakan sakit dan sedih jika adik bungsu mereka tidak mengingat orang tua nya.

"Seulgi hiks, tolong sembuhkan Chae hiks, tolong kembali kan ingatan nya hiks" mohon Irene menangis terisak menatap Seulgi

"Eonnie, tenang ya, gue dan dokter lain akan berusaha untuk mengembalikan ingatan Rose," Seulgi menenangkan eonnie nya yang tampak shock mendengar perkataan dokter dan adiknya

"Apa yang harus dibilang pada Mommy dan Daddy, pasti mereka akan merasa hancur Seul hiks, mereka akan merasa sakit dan sedih karena Chae tidak mengingat mereka hiks" kata Irene menangis memeluk tubuh Jennie yang tampak diam menangis

Mereka semua yang berada di depan ruangan ICU hanya bisa diam dan menangis merasakan sakit dan sesak karena adik nya hilang ingatan,
Irene jatuh pingsan karena shock berat, mereka membawa Irene ke ruangan rawat, Jennie menangis dalam diam terpancar rasa dendam begitu besar, sorot mata nya begitu tajam dan dingin, tangan yang terkepal erat merasa emosi, Joy yang melihat wajah adiknya ikut mengepalkan tangan emosi, sakit dan hancur karena adiknya tidak mengingat keluarga nya, hanya Jennie satu satu yang dia ingat.

Votement

See you 🌹👋

Ramein vote nya

Maaf, Aku Menyesal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang