DUA MINGGU KEMUDIAN
Dingin malam ini tidak membuat seorang gadis remaja beranjak dari kursi. Jam sudah pukul satu dini hari namun ia masih betah dengan tangan yang menggenggam lembut tangan seseorang terbaring dengan mata terutup.
Dia menoleh ketika merasakan sebuah tangan memegang pundak nya, tampak sang eonnie yang tersenyum kearah dengan kantung mata menghitam, mata yang tampak lelah.
"Eonnie..," lirihan gadis itu
"Kenapa belum tidur hm?"
Gadis itu menunduk melirik kearah ranjang, gadis yang di panggil eonnie itu mengerti apa yang dirasakan adiknya. Dia berjongkok di samping kursi yang menjadi tempat gadis remaja duduk.
"Mereka pasti akan bangun, jangan bersedih terus, kita berdoa semoga mereka cepat bangun" kata sang eonnie lembut membelai pipi adiknya
"Sekarang Chu tidur ya, besok kamu sekolah" ujar eonnie nya kembali
Gadis yang di panggil Chu itu mengangguk pelan mulai beranjak dari kursi, sebelum itu ia berjalan pelan mencium pipi adik/ kembaran nya yang terbaring di ranjang rumah sakit.
Dia berjalan menuju kasur yang ada disana, membaringkan tubuh sambil memandang sendu, air mata mengalir melihat kembaran/ adik adik nya terbaring. Eonnie nya mengusap air mata itu dengan lembut, mengusap punggung Jisoo yang memejamkan mata hingga tak lama terdengar dengkuran halus.
Cup
Eonnie nya mencium pelan pipi sang adik, menyelimuti Jisoo, ia pun beranjak mendekati 3 ranjang rumah sakit. Melihat tiga anak kembar yang terbaring dengan infus namun satu nya penuh dengan kabel dan selang infus di tubuhnya, hatinya berdenyut sakit.
"Nini..., Lili.., Ochie.., ayo buka mata kalian sayang, eonnie sangat merindukan kalian" ucapnya pelan
"Wendy eonnie," panggil seseorang
"Yerimi, ini sangat menyakitkan hiks, eonnie tidak tega melihat Jichu yang melamun melihat kembaran nya terbaring hiks"
Yerim memeluk tubuh Wendy, ia pun ikut menangis, tidak menyangka melihat adik adiknya terbaring seperti ini. Di dalam ruang rawat ada Wendy, Yerim, Jisoo yang menjaga Lisa, Jennie dan Rose.
Rose kembali hidup setelah setengah jam dinyatakan meninggal sedangkan Lisa dan Jennie sejak pingsan di hari Rose meninggalkan mereka, kedua nya sempat sadar namun beberapa jam kemudian kedua nya mengalami panas tinggi serta mengalami kejang kejang tentu membuat keluarga panik dan kalut. Jisoo termasuk kuat dan jarang menangis namun hari itu ia menangis histeris takut kehilangan adik adiknya.
"Eonnie, mereka kuat dan pasti akan bangun.. Kita harus berdoa dan menguatkan Jichu" tutur Yerim menenangkan eonnie nya
Wendy mengangguk setuju, ia pun melepaskan pelukan adiknya, lalu duduk di kursi yang di tempati oleh Jisoo tadi.
"Yerim, kamu kenapa bangun?" tanya Wendy
"Aku haus eon makanya bangun," jawab Yerim minum air
"Ya udah sana tidur, biar eonnie yang menjaga mereka," suruh Wendy
Yerim mengangguk pelan, ia berjalan menuju kasur dan merebahkan diri di samping Jisoo yang tidur pulas.
Sejenak hanya ada keheningan.
"Eonnie," panggil Yerim
"Iya Yer," Wendy menoleh kearah Yerim
Yerim diam sejenak.
"Eonnie, aku pernah mendengar Jisoo bicara sendiri sambil menatap si kembar," kata Yerim
"Emang nya Jisoo bicara apa, Yer?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf, Aku Menyesal
Fiksi PenggemarRahasia yang di sembunyikan oleh kedua orang tua mereka hingga suatu hari terbongkar membuat mereka terkejut lalu apakah mereka akan menerima atau malah membenci dan menjauh? #Blackvelvet