"Cinta tanpa syarat adalah gagasan yang tidak logis, tapi sangat besar dan kuat." - A.A. Jacobs
***
"Assalamualaikum Nay" ucap Adila saat menghampiri Nayla yang sudah duduk di dalam kelasnya.
"Waalaikumusalam Del, tumben" balas Nayla.
"Tumben apa Nay? Tumben lo ngga teriak-teriak kayak kemarin-kemarin" jawab Nayla.
"Gue mau hijrah Nay" balas Adila tanpa memperdulikan ucapan Nayla sebelumnya.
"Ngomong apa lo Del? Gue ngga salah denger kan?" tanya Nayla mencoba memastikan.
"Gue mau hijrah" ucap Adila lagi."Kayaknya lo sakit deh Del" timbal Nayla lalu mencoba memegang pucuk jidat Adila, "Ngga panas" ucap Nayla lagi.
"Yah memang gue ngga sakit Nay" ketus Adila.
"Hehehe .... Sorry Del, gue kaget aja denger lo mau hijrah" jawab Nayla sambil cengengesan."Oke oke, gue maafin tapi dengan 1 syarat, nanti anterin gue ke sekret rohis" ucap Adila.
"Mau ngapain lo ke sekret anak-anak rohis hah?" tanya Nayla.
"Gue mau daftarlah, memang mau ngapain lagi-lagi" balas Adila.
"Kayaknya ada yang salah nih, kamu mau hijrah karena kak El yah Del?" balas Nayla memastikan.
"Salah satu alasannya itu hehehe...." jawab Adila dengan senyum-senyum tak jelas."Ampun deh gue Del, Lo mau hijrah hanya karena kak El, tobat Del" ucap Nayla yang membuat Adila heran sekaligus bingung.
"Bukannya sekarang gue mau hijrah yah, terus kenapa disuruh-suruh buat tobat" ucap Adila membatin.
"Udahlah Nay, tinggal anterin aja kok ribet banget sih lo" balas Adila lalu duduk ke kursinya karena bell jam pelajaran sudah berbunyi.Setelah jam pelajaran pertama selesai Adila dan Nayla melaksanakan aksinya, yah seperti pembicaraan keduanya tadi Adila akan daftar jadi anggota rohis tapi takdir berkata lain dan jadilah Nayla juga ikut daftar karena ajakan dari anggota rohis yang mereka temui.
"Hahahaha..." tawa Adila karena tingkah Nayla.
"Muka lo kok jelek banget sih Nay?!" ucap Adila menertawakan Nayla.
"Gara-gara lo nih, gue jadi ikut daftar juga kan" jawab Nayla kesal.
"Gue cuman minta temenin yah Nay, yang ngisi formulir pendaftarannya itu lo sendiri hahaha" balas Adila yang masih setia menertawakan Nayla yang sedang jengkel."Terserah deh Dil, gue pusing butuh asupan oksigen" ketus Nayla.
"Mau gue anterin ke rumah sakit ngga Nay?" goda Adila yang membuat Nayla berjalan sambil menghentakkan kakinya.
"Ingat Nay, selesai sekolah ada pertemuan sama anak-anak rohis lainnya" teriak Adila lalu mengejar Nayla yang sudah menjauh.Sepulang sekolah mereka mengikuti pertemuan rutin rohis, awalnya Nayla masih enggan untuk ikut kerena merasa dijebak oleh Adila dan anak rohis yang membuatnya harus ikut mendaftar padahal ia sudah membulatkan tekad sebelumnya untuk tidak ikut ekstrakurikuler apapun tapi pada akhirnya ia dijebak oleh sahabatnya sendiri.
"El" panggil Hanan.
"Hmm" jawab El.
"Itu Adila kan? Cewek yang kita tolong beberapa waktu yang lalu" ucap Hanan yang membuat El mengalihkan pandangannya ke arah yang ditunjuk Hanan."Masyaa Allah, cantik" ucap El membatin.
"El" panggil Hanan lagi karena tak ada tanggapan dari orang yang diajak berbicara.
"El, kok malah ngelamun sih?" ucap Hanan lagi.
"Hmm" jawab El.
"Ngga asik lo El" ketua Hanan.Sementara dari tempat Hanan menunjuk tadi ada Adila yang sedang curi-curi pandang ke arah El Fatih yang duduk bersama dengan anggota laki-laki rohis lainnya sementara Adila dan Nayla duduk bersama dengan anggota perempuan.
"Masyaa Allah, sungguh indah ciptaan Mu yaa Rabb" ucap Adila yang kemudian mendapat tatap tajam dari Nayla.
"Eh Dil, ngomong apa sih lo?" tanya Nayla.
"Emm, emang gue ngomong apa?" tanya balik Adila.
"Gaje lo" balas Nayla.
"Apa Nay, lo bilang gue ganjeng?" teriak Adila yang sontak membuat semua yang hadir melihat ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A & El [End]
RomanceMenunggu?! Aku yakin bahwa semua orang di muka bumi ini pernah merasakan bagaimana rasanya menunggu, Menunggu Waktu, Menunggu Seseorang, Menunggu Kepastian, Atau Menunggu hal lainnya. Aku & Kamu akankah bertahan untuk saling menunggu? Menunggu satu...